SOSIOLOGI KESEHATAN Yayah karyanah. BSc, S.Sos, MM
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah selesai mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami penerapan sosiologi dalam bidang kesehatan. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa dapat mengetahui penerapan konsep sosiologi dalam pelayanan kesehatan. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat sosiologi di bidang kesehatan. Mahasiswa dapat menguraikan teori sistem di bidang kesehatan Mahasiswa dapat menguraikan teori perilaku pertukaran.
Studi tentang faktor-faktor sosial dalam > etiologi (penyebab), SOSIOLOGI KESEHATAN Studi tentang faktor-faktor sosial dalam > etiologi (penyebab), > prevalensi (banyaknya) dan > interpretasi (penafsiran) dari penyakit, > perilaku kesehatan, > pengaruh norma sosial terhadap perilaku kesehatan, > interaksi antar sesama petugas kesehatan > interaksi antar petugas kesehatan dengan masyarakat.
WHY ?? Tenaga kesehatan dalam menjalankan profesinya harus membagi perhatian kepada pasien. Pada umumnya jenis-jenis penyakit yang akan di temukan dalam pelayanan kepada pasien tidak dapat dipisahkan dari masalah sosial dan emosional pasien itu sendiri.
Tujuan penerapan sosiologi dalam bidang kesehatan: Apakah sosiologi dapat memberikan jawaban dan pemecahan atas persoalan-persoalan yang dihadapi dalam menjalankan pelayanan kesehatan ?? Tujuan penerapan sosiologi dalam bidang kesehatan: Agar tenaga kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan secara lebih rasional. Agar tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dapat lebih memahami dan menghargai perilaku pasien, kolega serta organisasi. Dapat menambah kemampuan dan keyakinan tenaga kesehatan dalam menangani kebutuhan sosial dan emosional pasien.
Teori Dalam Sosiologi kesehatan Ada beberapa teori yang dapay digunakan dalam sosiologi kesehatan : 1. Teori Tindakan 2. Teori Sistem 3. Teori Perilaku Pertukaran
TEORI Teori : yaitu dalil (ilmu pasti); ajaran atau paham (pandangan) tentang sesuatu berdasarkan kekuatan akal (ratio); patokan dasar atau garis-garis dasar sains dan ilmu pengetahuan; pedoman praktek.
1. TEORI AKSI ( Tindakan ) Dikembangkan oleh Max Weber INDIVIDU Pengalaman Persepsi Pemahaman Penafsiran STIMULASI (rangsangan) TINDAKAN
Teori Tindakan Teori Tindakan, yaitu individu melakukan suatu tindakan berdasarkan berdasarkan pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran atas suatu objek stimulus atau situasi tertentu.
Dikembangkan oleh Talcott Parsons SISTEM SOSIAL SISTEM BUDAYA SISTEM KEPRIBADIAN INDIVIDU PERILAKU
Tindakan individu itu merupakan tindakan sosial yang rasional, yaitu mencapai tujuan atas sasaran dengan sarana-sarana yang paling tepat. Teori Max Weber ini dikembangkan oleh Talcott Parsons yang menyatakan bahwa aksi/action itu bukan perilaku/behavour.
> Aksi merupakan tindakan mekanis terhadap suatu stimulus sedangkan perilaku adalah suatu proses mental yang aktif dan kreatif. Yang utama bukanlah tindakan individu melainkan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menuntut dan mengatur perilaku itu. > Kondisi objektif disatukan dengan komitmen kolektif terhadap suatu nilai akan mengembangkan suatu bentuk tindakan sosial tertentu.
Talcott Parsons juga beranggapan bahwa tindakan individu dan kelompok itu dipengaruhi oleh sistem sosial, sistem budaya dan sistem kepribadian dari masing-masing individu tersebut.
2.Teori Sistem Teori Sistem: yaitu, suatu kerangka yang terdiri dari beberapa elemen / sub elemen / sub sistem yang saling berinteraksi dan berpengaruh. Konsep sistem digunakan untuk menganalisis perilaku dan gejala sosial dengan berbagai sistem yang lebih luas maupun dengan sub sistem yang tercakup di dalamnya.
Contohnya adalah : interaksi antar keluarga disebut sebagai sistem, anak merupakan sub sistem dan masyarakat merupakan supra system, selain kaitannya secara vertikal juga dapat dilihat hubungannya secara horizontal suatu sistem dengan berbagai sistem yang sederajat.
Sebuah sistem pada dasarnya dipengaruhi oleh lingkungan luarnya, sekaligus sistem mampu mempengaruhi lingkungannya atau terjadi hubungan timbal balik (reciprocal).
Faktor yang mempengaruhi 1. Faktor internal yang diduga kuat pengaruhnya (determinan) terhadap aktivitas sebuah sistem terlihat pada proses: kepemimpinan, motivasi, komunikasi, pengawasan, interaksi, penetapan tujuan, keputusan. 2. Faktor eksternal yang menjadi determinan sebuah sistem di antaranya adalah faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan keamanan. Antara sistem dengan lingkungan luarnya terjadi hubungan pengaruh timbal balik .
SUPRA SISTEM (masyarakat) SISTEM SUPRA SISTEM SISTEM (keluarga) (keluarga) (keluarga) SUPRA SISTEM SUPRA SISTEM SUPRA SISTEM (anggota keluarga)
Dalam teori sistem umum (Grand Theory ), ada 4 unsur utama yang tercakup dalam segala sistem kehidupan: Laten Pattern Maintenance Cara mempertahankan kesinambungan tindakan dalam suatu sistem yang mengikuti norma atau aturan tertentu. 2. Integration Mengkoordinasi dan menyatukan prioritas dari beberapa tujuan sistem serta mencapai tujuan tersebut.
3. Goal Attainment Merupakan upaya menentukan prioritas dari beberapa tujuan sistem serta mencapai tujuan tersebut. 4. Adaptation Kemampuan sistem untuk menyerap segala sesuatu yang dibutuhkan dari lingkungannya serta membagikannya kepada seluruh bagian sistem. Semuanya harus terpenuhi demi kelestarian kehidupan sosial dan memenuhi inter relasi
Talcott Parsons mengemukakan teori sebagai berikut : Sistem Sosial Sistem Budaya ==> Individu ==> Perilaku Sistem Kepribadian
3. TEORI PERILAKU PERTUKARAN Manusia menawarkan jasa/barang tertentu dengan harapan memperoleh imbalan jasa/barang lain atau individu melakukan suatu tindakan demi mendapatkan imbalan atau justru untuk menghindari hukuman (George Homans)
Hal-hal yang berhubungan dengan perubahan perilaku: ► Sukses Makin sering tindakan menghasilkan imbalan/hadiah, makin kuatlah kecenderungan individu untuk melakukan tindakan tersebut. ► Stimulus Jika di masa lalu tindakan individu sebagai tanggapan dari suatu stimulus tertentu ternyata mendapatkan imbalan positif, maka jika stimulus serupa timbul lagi maka individu cenderung untuk mengulangi tindakan yang sama.
► Nilai Semakin tinggi nilai suatu hasil tindakan bagi individu, maka semakin besar kemungkinannya bahwa individu tersebut akan melakukan tindakan tersebut. ► Kekurangan - Kejenuhan Semakin sering individu menerima imbalan tertentu, maka semakin kecil makna imbalan tersebut baginya atau sebaliknya maka semakin besar makna imbalan tersebut. ► Persetujuan - Agresi Jika individu tidak menerima imbalan yang diharapkan, maka dia cenderung untuk bertindak agresif/marah/menolak atau sebaliknya cenderung akan setuju untuk melakukan tindakan tersebut.
1. MODEL STRUKTURAL - FUNGSIONAL Beberapa Pendekatan Sosiologi 1. MODEL STRUKTURAL - FUNGSIONAL Sering digunakan dalam mempelajari masyarakat bila kita ingin memahami suatu bagian atau struktur tertentu maka kita harus melihat fungsinya terhadap keseluruhan sistem. Mis: organ tubuh berfungsi secara integral dalam mempertahankan vitalitas tubuh. Lebih tepat digunakan untuk menganalisis lembaga- lembaga masyarakat, seperti: keluarga.
Kehidupan suatu kelompok sosial tidak dapat dipertahankan bila struktur yang ada di dalamnya tidak dapat memenuhi prasyarat fungsional dari setiap kelompok sosial. Menurut Talcott Parsons prasyarat fungsional yang harus dipenuhi oleh suatu sistem sosial: Perlu ada teknologi yang memadai untuk memenuhi kebutuhan anggota kelompok. Perlu cara untuk mengatasi ketegangan emosional Harus mengkoordinasikan dan mengintegrasikan kebutuhan-kebutuhan pribadinya dengan kebutuhan-kebutuhan kelompok perlu aturan dan prosedur
Kritik terhadap model struktural – fungsional: Beberapa kebiasaan tertentu dipertahankan masyarakat meskipun berbahaya atau merugikan. Suatu unsur dalam sistem sosial mungkin bermanfaat bagi sebagian komponen tertentu dalam sistem sosial, tapi justru merusak/tidak menguntungkan bagi sistem secara keseluruhan. Suatu unsur mungkin bermanfaat bagi sistem secara keseluruhan namun tidak begitu penting bagi salah satu atau beberapa komponen sistem tersebut. Sistem komponen dalam sistem sosial tidak selalu berhubungan secara harmonis, sering kali dalam keadaan tidak selaras, tidak serasi dan tidak seimbang satu sama lain.
2. MODEL KONFLIK Dalam masyarakat penuh dengan konflik dan pertentangan. Penganut model ini mengatakan bahwa kepercayaan terhadap adanya keseimbangan dari berbagai komponen masyarakat adalah suatu khayalan belaka. Kondisi utama kehidupan sosial, bukanlah berdasarkan konsensus, tapi berdasarkan kompetisi atau persaingan untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan. Proses bukanlah mengembalikan keadaan menjadi harmonis, akan tetapi merupakan perjuangan yang tanpa akhir untuk memperoleh keuntungan. Lebih tepat digunakan untuk menganalisis gejala sosial politik.
3. MODEL INTERAKSI SIMBOLIK Menitik beratkan pada manusia sebagai individu. Pada waktu berinteraksi masing-masing manusia mempunyai bayangan dan persepsi tentang tindak tanduk orang lain dan setiap orang akan berusaha menyesuaikan tindak tanduknya dalam situasi tersebut. Lebih tepat digunakan untuk menganalisis hubungan tenaga kesehatan – pasien.
PENGERTIAN MASYARAKAT TENTANG KEADAAN SAKIT Tujuan: Untuk memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi pengertian masyarakat tentang keadaan sakit, pengobatan dan mempengaruhi orang sakit.
Penyakit adalah: Suatu keadaan tubuh yang tidak normal karena sebab-sebab tertentu yang dapat diketahui dari tanda-tanda dan gejala-gejala oleh para ahli. Keadaan sakit adalah: Perasaan pribadi seseoryang merasa kesehatannya terganggu, yang dapat dilihat dari keluhan-keluhan sakit yang dirasakannya.ang
Menurut Kamus Oxford Penyakit adalah: Suatu kondisi tubuh atau bagian dari tubuh yang mengalami kerusakan atau tidak berfungsi, sehingga mengakibatkan kondisi tubuh sakit. Keadaan sakit adalah: Ditujukan terhadap kualitas dari keadaan sakit itu sendiri, yang meliputi: keadaan moral yang kurang baik; perasaan tidak nyaman, tidak senang, kesukaran, tidak aman, perasaan sakit hati, perasaan kekurangan; kondisi tubuh yang tidak sehat atau dalam keadaan berpenyakit.
Pandangan Medis Keadaan sakit: Didasarkan pada keadaan penyakit secara obyektif dan tepat, serta hubungannya dengan keadaan biologis yang menekankan pada bekerjanya fungsi tubuh. Pandangan awam Keadaan sakit: Melihat konsekuensi keadaan sakit terhadap pelaksanaan fungsi sosialnya.
Empat tipe keadaan sakit: bersifat akut dan berjangka pendek. berjangka panjang namun tidak mendatangkan cacat pada penderita. (mis: DM) berjangka panjang dan mengakibatkan timbulnya cacat pada penderita. (mis: strook) sakit mental/jiwa.
Macam persepsi masyarakat terhadap keadaan sakit: Orang yang merasa tidak mempunyai gejala penyakit menganggap dirinya sehat. Orang yang merasa mengidap penyakit, tapi tidak mengambil tindakan untuk mengatasi penyakitnya. Orang yang merasa dirinya dalam keadaan sakit dan mengambil tindakan non medis untuk mengatasi penyakitnya. Orang yang merasa dalam keadaan sakit (biasanya anggapan dirinya atau dari orang lain) karena tidak sanggup menjalankan pekerjaan secara normal dan mereka mengambil tindakan meminta tolong dokter/medis.
HUBUNGAN TENAGA KESEHATAN - PASIEN pasien cenderung mempunyai kedudukan yang lebih lemah dari tenaga kesehatam. (menurut Parsons) Kondisi pasien yang emosional (karena sakit, bingung, takut, depresif, tidak sadarkan diri/koma, dll) menjadikan pasien sukar berfikir secara rasional sehingga sikap superior tenaga kesehatan lebih besar dampaknya.
Model hubungan tenaga kesehatan – pasien terdiri dari: Peran Te-kes Peran Pasien Keadaan Klinis Sifat Hubungan Aktif - Pasif Melakukan tindakan terhadap pasien Pasien menerima (tak mampu bereaksi) Koma, terbius, delirium Orang tua – anak kecil Pemimpin - Pengikut Menyuruh pasien melakukan sesuatu Bekerja sama (patuh) Infeksi, akut Orang tua – anak remaja Hubungan setara Membantu pasien menolong diri sendiri Turut berperan sebagai partner Penyakit kronis, psikoanalisa Dewasa – Dewasa
Note: Untuk menambah wawasan silakan kunjungi situs di http://www.ingentaconnect.com/content/bpl/shil ~ Terima Kasih ~