Menghitung Tetesan Infus By: Rizky Swastika Renjani, SST., M.Keb.
Menghitung tetesan infus Dewasa/ makro Tetesan per menit : Anak-anak/ mikro Jumlah cairan yang dimasukkan (ml) lamanya infus (jam) x 3 Jumlah cairan yang dimasukkan (ml) lamanya infus (jam)
Contoh soal: Berapa Tetesan per menit bila infus yang masuk RL 500 cc habis dalam waktu 5 jam? Jawaban: Dewasa : Tetes/ menit = 500 : (5x3) = 500 : 15 = 33 tetes/menit Anak-anak/ mikro Tetes/ menit = 500 : 5 = 100 tetes/menit
TERIMA KASIH
By: Rizky Swastika Renjani, SST., M.Keb. kompres panas-dingin By: Rizky Swastika Renjani, SST., M.Keb.
kompres panas-dingin Kompres metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Terdapat 2 jenis : Kompres panas Kompres dingin
Efek fisiologis Kompres Panas dan Dingin Kompres dingin Vasodilatasi Vasokontriksi Meningkatkan permeabilitas kapiler Menurunkan permeabilitas kapiler Meningkatkan metabolisme selulas Menurunkan metabolisme selular Merelaksasi otot Menigkatkan inflamasi, meningkatkan aliran darah ke suatu area Memperlambat pertumbuhan bakteri, mengurangi inflamasi Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot Meredakan nyeri dengan membuat area menjadi mati rasa, memperlambat aliran impuls nyeri, dan menigkatkan ambang nyeri Efek sedatif Efek anastesi lokal Mengurangi kekakuan sendi Meredakan perdarahan
suhu yang direkomendasikan untuk kompres panas dan dingin Derajat Suhu Sangat dingin < 15 °C Dingin 15 - 18 °C Sejuk 18 - 27 °C Hangat kuku 27 - 37 °C Hangat 37 - 40 °C Panas 40 - 60 °C Sangat panas > 60 °C
1. kompres panas/ hangat Pengertian Memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres hangat diberikan satu jam atau lebih. Tujuan Pada umunya bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Tujuan khususnya yaitu: Memperlancar sirkulasi darah Mengurangi rasa sakit Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien Memperlancar pengeluaran eksudat Merangsang peristaltik usus
Jenis Kompres hangat kering Dapat digunakan secara local untuk konduksi panas dengan menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik atau bantalan akuatermia Kompres hangat basah Dapat diberikan melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam atau mandi.
Kompres hangat dilakukan: Pada radang persendian Pada kekejangan otot Bila perut kembung Bila ada bengkak (abses) akibat pemberian suntikan Bila pasien kedinginan (misalnya akibat iklim atau ketegangan, dll) Bila ada haematoom
Kontraindikasi pemberian kompres panas : Pada 24 jam pertama setelah cedera traumatik panas akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan. Perdarahan aktif panas akan menyebabkan vasdilatasi dan meningkatkan perdarahan Edema noninflamasi panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan edema. Tumor ganas terlokalisasi panas mempercepat metabolisme sel, pertumbuhan sel dan meningkatkan sirkulasi Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh panas dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
2. Kompres Dingin Kompres dingin dibagi menjadi dua: Kompres dingin kering (kirbat) Kompres dingin basah Tujuan: Membantu menurunkan suhu tubuh Mengurangi rasa sakit atau nyeri Membantu mengurangi perdarahan Membersihkan luka
Kontraindikasi pemberian kompres dingin: Luka terbuka akan meningkatkan kerusakan jaringan karena mengurangi aliran ke luka terbuka Gangguan sirkulasi dingin dapat mengganggu aliran nutrisi jaringan lebih lanjut dan menyebabkan kerusakan jaringan. Alergi atau hipersensitivitas terhadap dingin beberapa klien memiliki alergi terhadap dingin yang dimanisfestasikan dengan respon inflamasi
By: Rizky Swastika Renjani, SST., M.Keb. Etiket Pemberian obat By: Rizky Swastika Renjani, SST., M.Keb.
Paramedis mempunyai tanggung jawab yang besar berkaitan dengan pemberian obat. Antara lain harus mengecek perintah (telepon, resep), frekuensi pemberian, indikasi, dosis dan jalur pemberian. Setelah pengecekan paramedis harus memastikan bahwa pemberian obat yang diberikan mengikuti “6 BENAR” yaitu : Benar pasien Benar obat Benar waktu Benar dosis Benar rute Benar dokumentasi
1. Benar Pasien Pemberian obat yang tidak tepat pasien dapat terjadi seperti pada saat ordernya lewat telepon, pasien yang masuk bersamaan, kasus penyakitnya sama, suasana sedang ramai atau adanya pindahan pasien dari ruang satu keruangan lainnya. Untuk mengurangi kejadian tidak tepat pasien dapat dilakukan antara lain : Tanya nama pasien, dengan pertanyaan “Siapa namanya?” bukan dengan pertanyaan “Namanya Bapak Herry?” Cek pasien pada papan nama ditempat tidur
2. Benar Obat Untuk menjamin obat yang diberikan benar, label atau etiket harus dibaca dengan teliti setiap akan memberikan obat. Label atau etiket yang perlu diteliti antara lain : nama obat, cara pemberiaan dan experied date. Kesalahan pemberian obat sering terjadi jika perawat memberikan obat yang disiapkan oleh perawat lain atau pemberian obat melalui wadah (spuit) tanpa identitas atau label yang jelas. Harus diusahakan menyiapkan sendiri obat yang akan diberikan atau bila perawat lain yang menyiapkan, maka harus diberikan label nama obat pada wadah (spuit) yang akan digunakan untuk memberikan obat pada pasien.
3. Benar Waktu Pemberian obat berulang, lebih berpotensi menimbulkan pemberian obat yang tidak tepat waktu. Banyak obat yang pemberiannya menuntut harus tepat waktu, pemberian obat terlalu cepat atau lambat dapat berakibat serius. Contoh: dopamin harus diberikan antara 2-10 mg/kg/menit, jika dopamin diberikan secara bolus (cepat) dapat menyebabkan kematian.
4. Benar Dosis Dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan kegagalan terapi atau timbul efek yang berbahaya. Kesalahan dosis sering terjadi pada pasien anak-anak, lansia atau pada orang obesitas. Perhitungan dosis secara cermat harus dilakukan juga pada obat yang diberikan melalui infus, termasuk perhitungan kecepatan tetesan setiap menitnya
5. Benar Rute Jalur atau rute pemberian obat adalah jalur obat masuk ke dalam tubuh. Jalur pemberian yang salah dapat berakibat fatal atau minimal obat yang diberikan tidak efektif. Misalnya : pemberian obat secara subcutan untuk pengurang rasa sakit yang seharusnya diberikan secara IV akan menyebabkan perlambatan efek atau obat kurang efektif.
6. Benar Dokumentasi Aspek dokumentasi sangat penting dalam pemberian obat karena sebagai sarana untuk evaluasi. Pemberian obat yang harus didokumentasikan meliputi nama obat, dosis, jalur pemberian, tempat pemberian, alasan pemberian obat, dan tandatangan yang memberikan