Penilaian Bermakna menggerakkan D e n i H a d i a n a
“ Pergerakan dari Kegelapan ke Cahaya” Pendidikan “ Pergerakan dari Kegelapan ke Cahaya”
“Mengutif John Dewey, “Education is a social process “Mengutif John Dewey, “Education is a social process. Education is growth. Education is not preparation for life, education is life itself”, Jika kita yakin bahwa pendidikan adalah porses yang hidup tentang kehidupan, maka kurikulum, pembelajaran, dan penilaian haruslah menjamin kehidupan lebih bermakna “ (Deni Hadiana) “Education is the powerful weapon which you can use to change the world.” (Nelson Mandela) “Education is the key to unlock the the golden door of mind and soul. “(Bahrul Hayat) “ Education is the movement from darkness to light.” (Allan Bloom) “Pendidikan adalah pergerakan dari kegelapan ke cahaya.” (IndonesiaBermutu, 2016) “ Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang menjamin bahwa siswa melakukan pembelajaran tentang kehidupan di dunia (the world) dan kehidupan di akhirat, sesamanya (each other), dirinya (themselves), dan pembelajarannya (their learning). Pendidikan bermutu hanya terwujud melalui guru bermutu. Guru bermutu adalah guru yang berkarakter, kompeten mengajar, kompeten menilai, kompeten meneliti, kompeten membaca.” (IndonesiaBermutu, 2016) Penilaian dan Pembelajaran ibarat dua sisi mata uang. Ketiadaan salah satunya akan menghilangkan fungsinya. Rusak salah satunya akan menurunkan utilitasnya. (Deni Hadiana) Guru yang sudah berhenti belajar, sebaiknya segera berhenti mengajar. (Deni Hadiana)
KI Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab KD Analiais Kebutuhan SKL Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran √ tidak bisa jadi bisa √ tidak biasa jadi terbiasa √ biasa-biasa saja jadi luar biasa √ begitu saja jadi begitu berbeda √ tidak tahu jadi tahu
Guru Bermutu “Guru Bermutu adalah cahaya bagi dirinya, para murid, keluarga, dan masyarakatnya. Cahayanya tak pernah padam, karena Guru Bermutu tak pernah berhenti belajar dan mengajar. Guru Bermutu terus berburu baru agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif, efisien, interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. “
Pembelajaran self-assessment-educational-philosophy.html
Prinsip Pembelajaran siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; diberi tahu menuju mencari tahu; guru satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; parsial menuju pembelajaran terpadu; penekanan pada jawaban tunggal menuju jawaban yang kebenarannya multi dimensi; verbalisme menuju keterampilan aplikatif; peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal dan keterampilan mental pembelajar sepanjang hayat dan dimana saja; menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreativitas TIK untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran Bahagia dengan adanya perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik. Jika murid saja kita “paksa” agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Lalu bagaimana dengan gurunya, pengawasnya, kepala sekolahnya? Ya..mereka harus lebih dulu beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. INI HUKUM ALAM! “
Sumber Belajar Hakiki “Sungguh ilmu mengenal diri sendiri dan mengenal peserta didik jauh lebih penting untuk dikuasai oleh pendidik daripada ilmu lainnya. Karena ilmu mengenal diri sendiri dan peserta didik selain akan menuntunmu menemukan titik api dalam setiap qolbu dan aqal peserta didik juga akan menuntunmu mengenal sang Pencipta. Nyalakan titik api mereka dan biarkan terus menyala menerangi alam semeseta hingga sang Pencipta jatuh cinta.” (Deni Hadiana)
Penilaian petunjuk arah dalam sebuah perjalanan menjadikan manusia bermakna
Rasul Guru 1. Aras Universe Kecakapan Hidup Abad 21 Universal Agamis Netral Filosofis Kitab Suci Rasul Akademis Guru Alam Semesta Politisi Tokoh Kecakapan Hidup Abad 21 Ilmuwan “ Penilaian sebagai sebuah idea, pandangan, pemikiran, konsep tentang petunjuk arah dalam sebuah misi menjadikan manusia bermakna”
“Measurements are not to provide numbers but insight. “ Ingrid Bucher “ Assessment should not merely be done to students; rather, it should also be done for students, to guide and enhance their learning. NCTM “ When the cook tastes the soup, that’s formative; when the guests taste the soup, that’s summative.” Robert Stake. “ We shouldn’t be so worried about making mistakes-rather we should use them as stepping stones to greater learning and increased success” (Nicole Assisi, 2015) “Assessment works best when it is ongoing not episodic. Assessment makes a difference when it begins with issues of use and illuminates questions that people really care about.” (The American Association for Higher Education)
Image credit: origin unknown, retrieved from Vincent Chong.
Learning and Innovation Skills Kecakapan Hidup Abad 21 21st Century learning: To know To do To be To live together Critical thinking Creativity Communication Collaboration Learning and Innovation Skills Core subjects 21st Century Context Flexibility Initiative Leadership Social-skills Cross cultural Productivity Accountability Life-long learner Digital literacy Life and career skills Information Media, and ICT literacy
21 Century Assessment
Perubahan Paradigma
POTRET SISWA INDONESIA DI MATA DUNIA Programme for International Student Assessment (PISA ) Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)
P I S A 2 0 1 5
PISA 2015: Terjadi Kenaikan Capaian Rerata Kenaikan mean pada matematika dan sains cukup menggembirakan, laju peningkatan urutan ke-4. Bila terus dipertahankan pada 2030 capaian akan = negara-negara OECD
TIMSS 2015: IPA & Matematika kelas IV SD Tahun 2015 Indonesia mengikuti TIMSS untuk kelas 4 SD (sebelumnya ikut TIMSS kelas 8) 6 dari bawah 4 dari bawah
2. Aras Nasional Nasional Politisi Kebijakan DPR Pemerintah BSNP Universitas Politisi “ Kebijakan Nasional terkait Penilaian Pendidikan wajib fokus dan mengarah pada berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab” UUD 1945 UU PP Permen
UUD 1945, Pasal 31 (3) Satu sistem pendidikan nasional,dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa—cerdas qolbu, cerdas aqal, cerdas indera, cerdas raga UU 20/2003, Pasal 3 Esensi dari Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional: “PendidikanBermutu akan menghasilkan GuruBermutu, LulusanBermutu dan IndonesiaBermutu yang kompeten sikapnya, kompeten pengetahuannya, dan kompeten keterampilannya, untuk itu perlu Standar Nasional Pendidikan (SNP)” Pasal 35 (1) SNP terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. (3) Pengembangan SNP serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Pasal 58 (1) Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan –formatif. (2) Evaluasi peserta didik -sumatif , satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. PP 19/2005, PP 32/2013, PP 13/2015 SNP
PP 19/2005 Pasal 63 (1) Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a. penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Lahirlah: Permendikbud 23/2016 Standar Penilaian Pendidikan berisi mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar (PHB) Permendikbud 53/2015 PHB oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Permendikbud 57/2016 UN dan US SMP/MTs atau yang sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang sederajat Permendikbud 58/2015 US/M atau bentuk lain yang sederajat Panduan Penilaian oleh Dikdasmen dan Balitbang “Permendikbud 23, 53, 57, 58 dan Permendikbud Standar Isi, Standar Proses, KI-KD harus menjamin kepastian pencapaian SKL”
Kerangka Sistem Penilaian Pendidikan siswa SKL 21st cs Penilaian Kelas Penilaian Sekolah Penilaian eksternal AKSI/INAP Ujian Terstandar Nasional Formatif – diagnostik Harian oleh guru Penekanan qualitative feedback Kompetensi dasar Kelas 4, 9 Survei PISA, TIMSS Sumatif Kelas 9, 12 Sensus Oleh pemerintah Spiritual Sosial Ketrampilan Pengetahuan Formatif Summative Semua kelas Semesteran Akhir tahun Akhir jenjang Oleh sekolah PTK 4,8,11 Benchmark Internasional Progress monitoring & evaluasi Kelas 4,8,11 Survey atau sensus Tahunan Oleh pemerintah
Ringkasan Hasil UN - SMA/MA Tahun 2015/2016 NR >85: 0.91% 70< NR < 85: 19.06% IPA: 793.938 55< NR < 70: 37.82% Peserta UN SMA/MA NR < 55:42.20 % 1.708.367 (19,962 sekolah) Persentase yang belum mencapai standar masih tinggi NR >85: 0.04 % 70< NR < 85: 10.61% IPS: 844.910 55< NR < 70: 35.40% NR < 55: 53.95% Lainnya: 55.886
35% 61% Dampak direleasenya IIUN th 2015 2015 Terjadi Peningkatan IIUN 07 2015 35% Terjadi Peningkatan IIUN Direleasenya IIUN pada tahun 2015 mendorong sekolah makin jujur dalam ujian Tahun lalu jenjang SMA dengan IIUN>70 hanya 35%, tahun ini meningkat menjadi 61% IIUN mendorong sekolah makin berintegritas dalam menyelenggarakan UN Catatan: IIUN mengukur kejujuran dalam penyelenggaraan UN, TIDAK MENGUKUR KEJUJURAN SEKOLAH!! Meski hasil kajian lapangan diperoleh fakta: sekolah dengan IIUN tinggi memiliki budaya kejujuran yang tinggi pula [UAD, 2016] 2016 61%
Peta Indeks Integritas Ujian Nasioal SMA – IPA IIUN rendah mengindikasi besar kemungkinan terjadi kecurangan dalam pelaksanaan UN
Siapa yang ikut UNBK 2016? IPA IPS Kelompok IPA: 08 Siapa yang ikut UNBK 2016? IPA Kelompok IPA: 36% SMA dengan IIUN 2015 >80 52% SMA dengan IIUN 2015 <80 12% SMA yang tahun lalu sudah UNBK Kelompok IPS: 30% SMA dengan IIUN 2015>80 58% SMA dengan IIUN 2015 <80 IPS
09 Validasi IIUN Dengan UNBK dihasilkan pengukuran capaian yang lebih benar Sekolah UNKP dengan IIUN rendah di tahun 2015 yang mengikuti UNBK tahun 2016 cenderung “terkoreksi” nilainya. Semakin rendah IIUN tahun 2015 semakin besar penurunan nilai setelah menggunakan UNBK Terbukti IIUN mengukur tingkat integritas dalam pelaksanaan UN UNBK meningkatkan kejujuran ujian -7,3 -4.6 -25,8 -16,9 -7,8 IIUN tahun 2015
Kebijakan tentang Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Tahun 2017 Ujian Nasional tetap dilaksanakan seperti tahun 2016, sesuai PP 19/2005, PP 32/2013, dan PP 13/2015. Hasil UN digunakan untuk pemetaan mutu, pertimbangan seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan pembinaan satuan pendidikan. UN tahun 2017 dilaksanakan dengan UNBK sebagai moda utamanya. Pada tahun 2017 Ujian Sekolah ditingkatkan mutunya menjadi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk beberapa mata pelajaran. Soal USBN dibuat oleh guru melalui KKG/MGMP dengan mengacu pada kisi-kisi yang dikeluarkan oleh BSNP. Pemerintah memberikan pelatihan bagi guru agar dapat membuat ujian sekolah yang semakin berkualitas.
Persiapan Pelaksanaan UN 2017 Untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, integritas, dan kehematan UN dilaksanakan dengan moda UNBK Jadwal UN jenjang SMK, SMA, dan SMP tidak bersamaan sehingga komputer dapat digunakan bersama (resource sharing) Sekolah dengan jumlah komputer lebih dari 20 buah dan memiliki server dapat ditetapkan menjadi penyelenggara USBN Siswa SMA dari sekolah yang belum memiliki infrastruktur UNBK mengikuti ujian di SMK atau SMP penyelenggara UNBK, demikian pula sebaliknya Dinas Provinsi menetapkan tempat ujian bagi siswa dari sekolah yang belum memiliki fasilitas berdasar kedekatan jarak antar sekolah Sudah terdata 12.058 sekolah/madrasah siap menjadi penyelenggara UNBK
Pelaksanaan USBN Mata pelajaran USBN: Pelaksanaan USBN: SMP: Agama, PPKN, IPS SMA: Agama, PPKN, Sejarah Umum SMK: Agama, PPKN, Keterampilan Komputer Pelaksanaan USBN: Guru inti diberikan pelatihan penulisan kisi-kisi/indikator soal, penulisan soal, dan penskoran soal baik pilihan ganda maupun yang bukan pilihan ganda Penulisan soal oleh guru yang tergabung dalam KKG/MGMP di Kabupaten/Kota/Gugus dengan mengacu pada kisi-kisi USBN Master soal disimpan Kepala Sekolah Buku soal ujian dicetak dan disimpan di sekolah masing-masing Pelaksanaan USBN sepenuhnya menjadi tanggung jawab mutlak Kepala Sekolah Penskoran hasil USBN dilakukan oleh guru secara silang antar sekolah dalam gugus
ALUR PENYUSUNAN SOAL USBN KKG/MGMP 1 BSNP 1 Standar & Kisi-kisi Puspendik 2 Menyusun soal bersama 25% soal standar 3 Paket soal Digunakan untuk ujian sekolah berstandar nasional 1 4 Catatan: SMA/K dilaksanakan MGMP level Kabupaten/Kota ((bila terlalu besar dibagi dalam beberapa gugus))
Balitbang, GTK, Dikdasmen, PAUD Dikmas Skema Proses Ujian Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Ujian Sekolah Berstandar Nasional PELAKU UTAMA UN Kemendikbud Kebijakan Kemendikbud BSNP Kebijakan Balitbang & Dikdasmen Balitbang, GTK, Dikdasmen, PAUD Dikmas Perguruan Tinggi Standar UN POS UN Kisi-kisi UN Penyelenggara UN Monev UN BSNP Standar POS Kisi-kisi Ujian/ Kompetensi Dasar Monev Memindai LJUN Pelaksana UN Bank Soal UN Instrumen UN Manajemen UN Olah hasil UN Bank Soal 20-25% soal sebagai anchor Fasilitasi instrumen/sistem Pembinaan Konsolidasi hasil Dewan Pend. Provinsi Dinas Provinsi LPMP Pelaksana UN di Daerah Koordinasi Pelaksanaan UN Kab/Kota Pengawasan UN Dewan Pend. Provinsi LPMP P4TK Dinas Provinsi Pengawasan UN Dinas Kab/Kota Koordinasi USBN Pengawasan Pengawasan UN Dewan Pend. Kab/Kota Dinas Kab/Kota Menetapkan soal Pengawasan Pembinaan Sekolah Pelaksana UN Pengawas ujian secara silang Pelaksana US Penyusunan soal US Pengawasan Sekolah KKG/ MGMP PELAKU UTAMA USBN Pelaksana USBN Pengawas USBN secara silang Mengembangkan soal Pengolahan hasil Sumber: Peraturan BSNP No. 0034/P/BSNP/XII/2015 Peraturan Kabalitbang Kemendikbud No. 045/H/HK/2015
APAKAH AKSI/INAP? MANFAAT AKSI/INAP AKSI/INAP adalah program pemetaan capaian pendidikan untuk memantau mutu pendidikan secara nasional/daerah yang menggambarkan pencapaian kemampuan siswa yang dilakukan melalui survei yang sifatnya “longitudinal”. MANFAAT AKSI/INAP NERACA Ketercapaian, kekuatan, dan kelemahan pendidikan sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat 2. DIAGNOSA Aspek kompetensi yang perlu perbaikan faktor penunjang/penghambat keberhasilan 3. KOMPETENSI Mendorong ketercapaian kompetensi, terutama literasi dan numerasi 4. STANDAR PENDIDIKAN Anak tangga progresif untuk meningkatkan capaian standar pendidikan SURVEI JENJANG SIFAT Tidak ada Lulus/Gagal Mengukur kompetensi kognitif Dilengkapi survei guru, siswa, ortu Diikuti oleh siswa seluruh Provinsi (sampling) Dilakukan pada kelas 4, 8, 11 Kompetensi yang diukur: Literasi Numerasi Sains Sifat: Sampling Low stake Diagnostik untuk perbaikan
HASIL AKSI/INAP 2016 Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
HASIL AKSI/INAP 2016 Contoh Perbandingan Capaian Literasi Membaca Antardaerah NASIONAL DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA NTB NTT PAPUA Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
PETA JALAN INAP 2016 2017 2018 2019 2020 INAP SD INAP SMP INAP SMA/K Gerakan Literasi Nasional (GLN) dicanangkan Pembinaan SD Pembinaan SD dan SMP Tren capaian SD Pembinaan SMP Pembinaan SMA Tren capaian SMP Pembinaan SD Pembinaan SMP Pembinaan SMA
“ Kebijakan penilaian pendidikan yang ditetapkan Pemerintah dan diberlakukan secara nasional harus memaksa sekolah, pengawas, guru, dan siswa untuk memaksimalkan daya kreativitas dan inspiratif dalam mengembangkan, mengevaluasi, menemukan, dan menciptakan berbagai “gaya” penilaian bermakna. Pemerintah fokus saja pada konsep dasar, filosofi, substansi, dan prinsip penilaian-sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, sistematis, beracuan kriteria, akuntabel- untuk mencipta guru pembelajar penilaian.” (Deni Hadiana)
3. Aras Satuan Pendidikan “Sekolah perlu diberi ruang kreativitas dan inspiratif yang begitu luas dan leluasa untuk mengembangkan, mengevaluasi, dan menemukan praktek-praktek terbaik selama memperkuat konsep dasar, filosofi, prinsip dan substansi penilaian pendidikan. Ingat, Kepala sekolah dan pengawas bukanlah pejabat sekolah kepanjangan tangan birokrat. Mereka adalah mitra guru sebagai agen perubahan dari gulita ke pelita.” (Deni Hadiana) U S (BN) KETERAMPILAN PREDIKAT PAT MATERI KONSTRUKSI BAHASA- EMPIRIK RAPORT PAS PENGETAHUAN DESKRIPSI ANGKA KKM
Meningkatkan Mutu Penilaian Oleh Satuan Pendidikan “ Instrumen Penilaian Harus Bermuutu Yakni Memenuhi Kelayakan Materi, Konstruksi, Bahasa, dan Validitas mpirik”
Meningkatkan Kredibilitas USM Materi Soal Pelaksanaan Output Kualitas Instrumen (andal dan valid) Dapat dijaga kerahasiaannya Berbasik Bank Soal Sistem Penggandaan dan distribusi naskah Sistem Pengawasan Sistem Pengolahan Nilai USM CBT Dimanfaatkan untuk: Pemetaan Kelulusan Seleksi Pembinaan
PENGEMBANGAN SOAL BERSTANDAR
4. Aras Pendidik “ Hai guru, menilai itu begitu lembut dan menghangatkan, dekati siswa, duduklah bersama dan di samping mereka hingga tiada jarak, lalu selami keresahan dan kesulitannya sampai Kau temukan titik api di hati mereka dengan hati dan penuh arti, lalu nyalakanlah sampai alam semesta menjadi pelita.” (Deni Hadiana)
Esensi Penilaian Sikap “ Pendidikan sikap merupakan proses holistik yang diarahkan pada berkembangnya sikap dan karakter peserta didik yang dilandasi nilai-nilai dasar yang diperlukan dalam hidupnya sebagai seorang individu, warga negara, dan warga masyarakat global. Sikap dalam konteks pendidikan karakter lebih dimaknai dalam konteks internalisasi nilai, serta pembiasaan dan pembudayaan nilai sebagai landasan untuk bertindak dan berperilaku secara baik dan benar. Pendidikan sikap sosial dan spiritual seringkali menggunakan empat (4) pendekatan secara integratif: providing special curriculum, , providing activities and real-life opportunities, embedding non-cognitive elements in all subjects of the curriculum, developing a school climate and school organisation. Hasil pendidikan sikap harus dipahami sebgai outcome bukan sebagai output proses pendidikan yang secara instant dapat dinilai oleh pendidik pada setiapkali menyelesaikan suatu proses pembelajaran. Penilaian sikap (attitude assessment) harus merupakan proses akumulatif yang bersifat judgmental pendidik terhadap perilaku siswa selama periode waktu tertentu (per semester) yang didasarkan pada observasi dan rekaman catatan harian secara spontan dan natural atau dengan indikator perilaku yang disepakati dan ditetapkan.”
SKEMA SKEMA PENILAIAN SIKAP Perilaku spesifik Agama Menerima PPKn Perilaku umum Agama PPKn Semua MP (Selain Agama dan PPKn) Menerima Menjalankan Menghargai Menghayati Mengamalkan
Deskripsi Sikap Spiritual Baik Predikat Deskripsi Sikap Spiritual Baik Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta memiliki toleran pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah mulai berkembang Predikat Deskripsi Sikap Sosial Baik Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik; sikap kepedulian mulai meningkat
Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan “ Untuk menilai aspek pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik, kita memerlukan stimulus berupa pertanyaan, pernyataan, dan perintah. Kemudian respon peserta didik terhadap stimulus kita amati, olah, analisis, dan laporkan.”
SKEMA
“Sejatinya, perubahan merupakan sebuah proses, ada titik keberangkatan dan ada titik kedatangan. Suatu saat di masa mendatang, titik kedatangan bisa berubah menjadi titik keberangkatan, demikian silih berganti. Perubahan akan terus datang dan terjadi dengan atau tanpa kita. Oleh karena itu berubahlah sebelum kita dirubah atau digantikan! Memang tidak semua perubahan memastikan perbaikan, namun yakinlah perbaikan diawali dan mengarahkan perubahan . Rahasia agung dari setiap perubahan adalah fokus pada energi yang kita miliki bukan berkutat pada “ketuaan” namun membangun kerbaruan. Perubahan butuh waktu, butuh modal, kompleks, rumit, sulit, menyedihkan, mengecewakan, bising, dan kadang membahayakan. Sebenarnya, bahaya yang besar pada saat terjadi perubahan, bukanlah perubahan itu sendiri namun kita menggunakan logika masa lalu untuk memecahkan masalah kini dan masa depan. Jika kita ingin tahu siapa yang bisa merubah diri kita, maka bercerminlah niscaya kita akan melihat dengan jelas siapa sebenarnya yang bisa merubah diri kita. Berubahlah dari gulita menuju pelita.” (Deni Hadiana) TERIMAKASIH!