Jakarta, 31 Mei 2012 Ketut Wikantika

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGINDERAAN JAUH.
Advertisements

Berkelas.
Model Student Centered Learning
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Pertemuan 2
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERTANIAN
Diskusi FGD 2 Metropolitan Bandung Raya
DAMPAK PADA PENGGUNAAN LAHAN DAN TATA RUANG
Perencanaan Tata Guna Lahan
Remote sensing / Penginderaan jauh
PAKET 9 GEOGRAFI.
Oleh: Dr. Ir. Abdul Madjid Rohim, MS JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN
Pengantar Sistem Informasi Geografis
“Mendeteksi Kebakaran Hutan Di Indonesia dari Format Data Raster”
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
PEMETAAN.
AKHIRUL MUNAJAT, PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG.
 Tujuan Umum Setelah mengikuti materi ini mahasiswa diharapkan memahami Konteks Data Spasial  lihat buku konsep- konsep dasar hal.145 – 186  Tujuan.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA Dian Safitri
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TKW 303
Yoga Gandara : Pengabdian Sesuai Profesi
Kebijakan Badan Nasional PenanggulangAn Bencana dalam Perlindungan
PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
PERENCANAAN PEMANFATAN LAHAN; ZONASI LAHAN & PERWILAYAHAN KOMODITAS
Sistem Informasi Geografis
Konsep Dasar.
Sistem informasi GEOGRAFIS
KABUT ASAP AKIBAT KEBAKARAN DALAM PERSPEKTIF LINGKUNGAN DAN USAHA PENANGGULANGANNYA Ketut Wikantika (Prodi Teknik Geodesi & Geomatika, Pusat Penginderaan.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA Penelitian Kuantitatif
Membumikan Politik Luar Negeri Bagi Kepentingan Rakyat
Sistem Informasi Geografis
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Sistem Informasi Geografis
URAIAN DAN TUJUAN MATA AJAR
Memantau Hutan Indonesia dari Udara
Gerakan Kemandirian Nasional
“PEMROGRAMAN DATABASE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Syafrida Hanum
Hak Kepemilikan Hutan Nama kelompok: Masruri ( )
CITRA IKONOS Oleh: Mangapul P.Tambunan
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)
Identifikasi dan Analisis Potensi Daerah Aspek Geografi dan Demografi
Departemen Geografi FMIPA Universitas Indonesia
Bahan tayang 3-4 Mei.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MASJID BERBASIS WEB DI KOTA Ismail Prio Utomo for further detail, please visit
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Robby Akhmad Novian, for further detail, please visit
AKUNTABILITAS KINERJA
Oleh: Dr. Ir. Abdul Madjid Rohim, MS JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
Geologi Dan Penataan Lingkungan/ Ruang
Sistem Informasi Geografis
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Bentuk muka bumi Daratan: Bentuk muka bumi daratan dapat kita
Kebijakan perdagangan
wilayah negara kesatuan republik indonesia
TEORI PENGOLAHAN DATA DALAM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Oleh: Dr. Ir. Abdul Madjid Rohim, MS JURUSAN TANAH FAKULTAS PERTANIAN
Dasar-dasar pemetaan, pengindraan jauh, dan system informasi geografis. Herdien Raka ( )
Teknologi Energi Angin & Air
Disiapkan oleh : I Ketut Sutarga PENGENALAN S I S T E M INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGENALAN S I S T E M INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
Penggunaan GIS dalam berbagai Aplikasi. Gis Banyak dimanfaatkan oleh : Perencana Tata Guna lahan ( Ilmu Tanah ) Arsitektur Lanskap Ahli-ahli Teknik Sipil.
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
PROSES MANAJEMEN BENCANA
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) KEPENDUDUKAN Dwi Pratomo Juniarto for further detail, please visit
PEMANFAATAN MAPSERVER 5 DALAM PEMBUATAN SISTEM Meidina
Dampak Perubahan Iklim Bagi Ekosistem Mangrove di Indonesia Muhammad Imran Amin Direktur Mangrove Ecosystem Restoration Alliance Yayasan Konservasi Alam.
DEDY MIRWANSYAH PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS.
Transcript presentasi:

TATA KELOLA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) BERBASIS GEOSPASIAL Jakarta, 31 Mei 2012 Ketut Wikantika [1]. Ketua Kelompok Keilmuan Penginderaan Jauh dan Sains Informasi Geografis, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian – ITB [2]. Kepala Pusat Penginderaan Jauh – ITB power Point Template : http://lppm.itb.ac.id

Outline Pendahuluan Sistem Bumi (Earth System) & Ketahanan NKRI State of the Art: Teknologi Geospasial Kecerdasan Geospasial &Geospatial Awareness Paradigma Sintesis-Holistik Berbasis Geospasial Kepemimpinan Berpengetahuan Geospasial Penginderaan Jauh Sebagai Sistem Pentingnya Tiga Pilar Tata Guna Lahan, Populasi dan Bencana Aplikasi Teknologi Penginderaan Jauh dan SIG Kebijakan Penginderaan Jauh Indonesia 2012-2020 Penutup

1. Pendahuluan Komponen sistem bumi: land, ocean, atmosphere. Adanya interaksi-interaksi antara land-ocean, land-atmosphere, ocean-atmosphere; Adanya perubahan-perubahan pada level global, regional dan lokal. Hal ini akan berpengaruh terhadap fungsi sistem bumi itu sendiri; Perubahan global berdampak terhadap kondisi regional dan lokal begitu juga sebaliknya; Perubahan dan fenomena tersebut dapat diamati dan dikaji dengan teknologi geospasial berbasis terestris, airborne system dan spaceborne system; Teknologi geospasial adalah teknologi yang dapat merekam, menganalisa, menggambarkan, dan memodelkan obyek atau fenomena beserta hubungan-hubungan dan perubahannya; Dalam konteks tata kelola NKRI, maka teknologi geospasial berperan dalam proses monitoring, evaluasi, pemodelan, prediksi, serta proses pengambilan keputusan terkait dengan eksistensi, keberlanjutan serta martabat bangsa dan negara.

Perubahan Global Goldewijk and Battjes (1997) FAO U.S. Bureau of the Census Richards (1991), WRI (1990)

2. Sistem Bumi & Ketahanan NKRI (sumber: http://nesl.ucar.edu) KETAHANAN NKRI : bentuk, prosedur atau sistem perlindungan terhadap wilayah berdaulat untuk menghindari atau mengurangi bahaya, kerusakan, kehilangan yang dapat berpengaruh terhadap keberlanjutan hidup rakyat (Wikantika, 2012)

3. Teknologi Geospasial: Terestris Sumber: (Pusat Penginderaan Jauh ITB, 2007)

3. Teknologi Geospasial: Airborne

3. Teknologi Geospasial: Spaceborne

4. Kecerdasan Geospasial & Geospatial Awareness Tiga pilar utama pembentuk kecerdasan geo-spasial : kecerdasan logik-matematik (memberi solusi secara logis), kecerdasan visual-spasial (pengenalan obyek secara gambar/keruangan) dan kecerdasan naturalis (mengenal lingkungan). Kecerdasan geo-spasial adalah: “kemampuan seseorang mengenal dan memahami sesuatu (obyek atau fenomena) secara keruangan yang ada di atas, permukaan dan bawah permukaan bumi” (Wikantika, 2012) (sumber: http://learningtheories.wikispaces.com)

4. Kecerdasan Geospasial & Geospatial Awareness (2) Pemetaan Secara Konvensional: Biaya : Rp. 800,000 /hektar 5 hektar  1 hari/1 tim Luas area rusak : 300,000 ha 1 tim = 164 tahun !!!!!!! 10 tim = 16 tahun !!!! 100 tim = 1.6 tahun !! 1000 tim = 2 bulan ! 60,000 tim = 1 hari !!!! Biaya total : Rp. 240 Milyar !!! Pemetaan Foto Udara (Digital) : Biaya : Rp. 100,000 – Rp 130,000 /ha 1 perusahaan  50,000 ha/tahun Luas area rusak : 300,000 ha 1 perusahaan = 6 tahun !! 2 perusahaan = 3 tahun ! 3 perusahaan = 2 tahun 5 perusahaan = 1.2 tahun 10 perusahaan = 6 bulan ! Biaya total : Rp. 30 - 39 Milyar !!!

5. Paradigma Sintesis-Holistik Berbasis Geospasial (Wikantika dkk., 2007)

Kenapa Pemimpin Berpengetahuan Geospasial Menjadi Penting?

6. Kepemimpinan Berpengetahuan Geo-spasial Soekarno sebagai pencetus, konseptor dasar negara dan pemberi nama Pancasila; Soekarno sebagai arsitek, telah menghasilkan beberapa karya monumental George Washington sebagai surveyor dan tentara; Antara 1747-1799 melakukan pemetaan persil tanah (200) dengan luas 6,5 juta meter per segi di 37 lokasi;

7. Penginderaan Jauh Sebagai Sistem

8. Pentingnya Tiga Pilar Tutupan Lahan/Tata Guna Lahan, Populasi dan Bencana Population LU-LC Disaster Land for living, infrastructure, land use changes Extensive use of land, uncontrolled land use and land mismanagement Population growth, land expansion, increase in needs of land (Wikantika dkk., 2009)

9. Aplikasi Penginderaan Jauh dalam Konteks Tata Kelola Tutupan & Tata Guna Lahan, Populasi (Penduduk) dan Bencana Distribusi Penduduk Model 3D Perkotaan Model 3D Vegetasi Tutupan Lahan & Tata Guna Lahan Kawasan Bandung Utara Estimasi Karbon Ketahanan Pangan Batas Wilayah Negara Tumpahan Minyak Analisis Kerusakan Gempa Pengembangan Sistem INSIG-UAV

Distribusi Penduduk

Model 3D Perkotaan Ortofoto LiDAR Point Clouds airbornelasermapping.com LiDAR Point Clouds Ortofoto

Model 3D Vegetasi

Tutupan Lahan – Tata Guna Lahan

Kawasan Bandung Utara Kawasan Bandung Utara G. Bukit Tunggul G. Tangkuban Parahu G. Manglayang Kawasan Bandung Utara Vegetasi : >15 % Areal terbangun : >15 % Areal terbangun : <15 % Vegetasi Areal terbangun

Estimasi Karbon

Ketahanan Pangan

Batas Wilayah Negara Band 7 Band 5 Band 4 Band 3 Band 1 Band 2

Tumpahan Minyak

Analisis Kerusakan Gempa

INSIG - UAV Item Wingspan 200 cm Length 120 cm Weight 1200 gr Carrier Weight 1000 gr Fuel Methanol / Gasoline Flight Time 90 – 120 minutes Distance Range 10 km/flight mission Area Cover 25 ha/flight mission

10. Kebijakan Penginderaan Jauh Indonesia 2012-2020 2012-2014 : Penguatan jejaring dan kerjasama yang lebih sistematik antara pusat penelitian, laboratorium, lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam pengembangan dan aplikasi teknologi penginderaan jauh; 2015-2018 : Pengembangan produk-produk lanjutan teknologi penginderaan jauh buatan dalam negeri: handheld spektroradiometer (terrestrial system), sistem tanpa awak dan sistem berawak (airborne system). 2019-2020 : Terbangunnya sistem penginderaan jauh multi-platform (terrestrial, airborne, spaceborne) yang terintegrasi.

11. Penutup Perlu dibangun dan ditumbuhkembangkan kemampuan berpikir dan berpengetahuan geospasial di semua level kepemimpinan; Teknologi penginderaan jauh dapat melakukan perekaman secara sistematik, menganalisis, memodelkan dalam sistem dinamis serta dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan dan penentuan suatu kebijakan; Dengan kemampuan analisis multi-level, teknologi ini dapat digunakan sebagai alat strategis dalam mengelola aset negara sekaligus mendukung tata kelola NKRI sebagai satu kesatuan wilayah yang berdaulat; Melalui implementasi ASA (ASEAN Space Agency), Indonesia berinisiatif untuk menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan ASEAN, sehingga pengalaman Indonesia dalam menjaga NKRI akan dapat pula diterapkan dalam menjaga keutuhan ASEAN pada masa mendatang.

Terima Kasih Ketut Wikantika http://wikantika.wordpress.com [1]. Kelompok Keilmuan Penginderaan Jauh dan Sains Informasi Geografis, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian [2]. Pusat Penginderaan Jauh Institut Teknologi Bandung Gedung LabTek IX-C, Lantai-3 Jl. Ganesha 10, Bandung (40132) Telp. 022-2501116 Fax. 022-2530702 http://insig.gd.itb.ac.id Ketut Wikantika http://wikantika.wordpress.com wikantika@yahoo.com ketut@gd.itb.ac.id