Seminar Ganang Mahendra B G64104040 19 Mei 2009.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Praktikum Metode Statistik II
Advertisements

Perancangan Sistem Informasi Terstruktur (3 SKS)
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
PANDUAN PENULISAN LAPORAN TEKNIS
? 1. Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data
KPTA.
ANA IFADAH, ANALISIS METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (KOMPONEN UTAMA) DAN REGRESI RIDGE DALAM MENGATASI DAMPAK MULTIKOLINEARITAS DALAM ANALISIS.
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Smith-Waterman Pembuatan Aplikasi Pendeteksian Kemiripan Dokumen Teks dengan Algoritma for further detail, please visit
Prosedur Standard Pelaksanaan Kolokium (KPM 497)
Pertemuan 1 Pendahuluan Matakuliah : I0044 / Analisis Eksplorasi Data
Uji Perbandingan Ganda (Multiple Comparison)
PELAKSANAAN DAN LAPORAN PENELITIAN
Pembimbing : Maimunah, S.Si, M.Kom
METODE STATISTIKA (STK211)
Sistem Berbasis Fuzzy Materi 4
Ukuran Penyebaran Data
PERKIRAAN BIAYA PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY
PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
Rizki Pebuardi G Pembimbing : 1. Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom.
Kontrak Perkuliahan Pengantar Statistika Sosial
Oleh: Tri Endah Wijayanti G
Fernissa .F. (G ) Dosen Pembimbing : Shelvie Nidya Neyman S.Kom, M.Si
Disusun Oleh: AVE ABDI SARAGIH
K-SUPPORT VECTOR NEAREST NEIGHBOR UNTUK KLASIFIKASI BERBASIS K-NN
Oleh: Aditya Nugroho G Dibimbing Oleh: Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom.
Sistem Informasi Pemetaan Profil Kriminalitas Berbasis Web
Oleh: Ineza Nur Oktabroni (G )
IMPLEMENTASI ALGORITME DAMERAU-LEVENSHTEIN UNTUK KOREKSI EJAAN QUERY BAHASA INDONESIA PADA SEARCH ENGINE     Oleh: Utis Sutisna G  
METODE STATISTIKA (STK211)
Penambahan Operasi OLAP dan Fungsi Agregat pada Temporal Data Warehouse Tanaman Pangan Kabupaten Karo Oleh : Karina Gusriani – G Pembimbing : Ibu.
MUHAMMAD RAFI MUTTAQIN G
EFEKTIFITAS SELEKSI FITUR DALAM SISTEM TEMU-KEMBALI INFORMASI
Pembimbing: Henri Harianja G Imas S. Sitanggang, S.Si M.Kom
PEMBUATAN POHON KEPUTUSAN
TINJAUAN UMUM DATA DAN STATISTIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER
Pengaruh incomplete data terhadap
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
Nama Anggota Kelompok: Erna Fatayati (G ) Dirman Hafiz (G )
Firman Ardiansyah, S.Kom, M.Si. Imas S. Sitanggang, S.Si., M.Kom
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER
TINJAUAN UMUM STATISTIKA
Atina Ahdika Universitas Islam Indonesia 2017
Sabtu, 8 Maret 2008 Kampus BSI Salemba 22
Program Studi Statistika, semester Ganjil 2012/2013
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER
Aplikasi Komputer & Pengolahan Data PENGANTAR STATISTIKA
Lucia Dwi Krisnawati, MA
BIOSTATISTIKA.
Deteksi Spatial Outliers pada Data hasil PILKADA Kota Bogor
? 1. Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data
Sistem Identifikasi Dialek Seseorang Menggunakan Mel-Frequency Ceptrums Coefficients (MFCC) dan Self Organizing Map (SOM). SAMAD | .RAKHA M | BUNGA DEPARTEMEN.
PENELITIAN DAN ANALISIS KESEHATAN REPRODUKSI
PENDAHULUAN.
LAPORAN PENELITIAN KUANTITATIF HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Matematika dan Statistika (Teori) BAB I – Penyajian Data dan Diagram
TEKNIK KLASIFIKASI DAN PENGENALAN POLA
KLASIFIKASI.
TINJAUAN UMUM DATA DAN STATISTIKA
ANALISIS DATA DAN PELAPORAN. Data  ialah bahan mentah yang perlu di olah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Oleh : DENI ROMADONI (G ) Pembimbing : Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc
Pembimbing : Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom. Endang Purnama Giri, S.Kom.
Principal Components Analysis
TEKNIK KLASIFIKASI DAN PENGENALAN POLA
Pertemuan 1 & 2 Pengantar Data Mining 12/6/2018.
STATISTIKA 2 3. Pendugaan Parameter I OLEH: RISKAYANTO
Principal Components Analysis (Pendekatan Sampel)
Multivariate Analysis
Transcript presentasi:

Seminar Ganang Mahendra B G64104040 19 Mei 2009

Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor 2009 Penggunaan Praproses PCA pada Algoritme VFI5 Ganang Mahendra Bawono G 64104040 dibawah bimbingan: Aziz Kustiyo, S.Si M.Kom Dr. Ir . Sri Nurdiati M.Sc Departemen Ilmu Komputer Institut Pertanian Bogor 2009

Materi Presentasi Materi Presentasi Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Metode Penelitian Tinjauan Pustaka Pendahuluan Demo Daftar Pustaka

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penggunaan data pada proses klasifikasi sering kali diperlukan praproses untuk menyeleksi fitur-fitur sehingga menjadi efisien pada proses pelatihan dan pengujian. Pada penelitian Sudarmanto (2006) : praproses yang digunakan hanya menyeleksi manual fitur yang tidak lengkap dalam proses identifikasi data, belum menerapkan teknik seleksi fitur tertentu,.. PCA merupakan salah satu teknik multivariate untuk mentransformasi peubah yang berkorelasi menjadi tidak berkorelasi (Jackson,1991)

lanjutan Teknik klasifikasi yang digunakan adalah VFI5, didasarkan pada VFI5 memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi pada data atribut yang tidak berkorelasi (Güvenir,1998) Pemilihan teknik klasifikasi tersebut juga, terkait dengan penelitian sebelumnya bahwa pada data DBD dengan model ANFIS akurasi diperoleh 86,67% sedangkan diterapkan pada teknik VFI5 diperoleh akurasi 100% (Apniasari,2007). Pada penelitian Sulistyo (2007) berjudul Pengaruh Incomplete Data terhadap Akurasi VFI5 diperoleh hasil 96,38%

lanjutan Berkaitan dengan latar belakang tersebut menimbulkan dugaan bahwa Kinerja Algoritme VFI5 dengan Praproses PCA akan memperoleh akurasi yang baik dengan fitur yang lebih efisien Algoritme VFI5 Pra-proses PCA

Team Organization Tujuan Tujuan Penelitian Menerapkan algoritme klasifikasi VFI 5 dan PCA sebagai praproses untuk mereduksi fitur data

Team Organization Ruang Lingkup 1 Data yang dirujuk bersumber dari http://archive.ics.uci.edu 2 3 Macam dataset yang digunakan yaitu Iris, Wine, New Thyroid 3 Algoritme Klasifikasi : VFI5 Teknik Praproses : PCA 4 Masukan pada proses klasifikasi digunakan 3 kali perulangan pada setiap data.

TINJAUAN PUSTAKA

Principal Component Analysis PCA PCA digunakan untuk memproyeksikan fitur/ atribut sehingga menjadi bentuk representasi data yang efisien. PCA mampu mengubah dependable data previously menjadi irrelevant data. Data masukan PCA sebuah matrik X yang dihitung dengan menggunakan matriks kovarian S dengan persamaan : Vektor eigen (v) dan nilai eigen (b) juga dapat dicari menggunakan persamaan berikut : Selanjutnya ditentukan proporsi untuk menentukan besarnya komponen utama yang digunakan untuk input training klasifikasi

NORMALISASI Salah satu cara penskalaan input adalah dengan normalisasi, sehingga masukan data akan selalu berada dalam rentang tertentu. Normalisasi dapat dilakukan dengan cara mengurangi nilai data dengan rataannya dan dibagi dengan standar deviasi, mengikuti persamaan berikut : Hasil dari normalisasi adalah suatu data dengan nilai rataan nol dan standar deviasi sama dengan satu

KORELASI Koefisien korelasi adalah bilangan yang digunakan dalam mengukur kekuatan hubungan antara peubah satu dengan peubah lainnya. Koefisien korelasi dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : Korelasi komponen utama dan fitur dapat dihitung dengan menggunkan pasangan nilai eigen dan vektor eigen pada matriks kovarian dengan persamaan berikut : Jika matriks kovarian (matriks inputan mengalami proses normalisasi) sehingga Cov (Z) = P. Maka korelasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

K-Fold Cross Validation Validasi silang (cross-validation) merupakan metode untuk memperkirakan error generalisasi berdasarkan “resampling” (Weiss & Kulikowski 1991; Efron & Tibshirani 1993; Hjorth 1994; Plutowski et al. 1994; Shao & Tu 1995, diacu dalam Sarle 2004). Dalam k-fold cross validation, data dibagi secara acak menjadi k himpunan bagian yang ukurannya hampir sama satu sama lain. Himpunan bagian yang dihasilkan yaitu S1,S2,...,Sk digunakan sebagai pelatihan dan pengujian.

Algoritme Voting Feature Interval 5 (VFI-5) :: KLASIFIKASI :: Untuk setiap feature f, dicari interval i dimana nilai ef jatuh, dengan ef merupakan nilai feature f dari instance tes e. - Memberi nilai vote untuk setiap feature pada masing-masing kelas kemudian dijumlahkan. - Kelas dengan jumlah vote terbesar diprediksi sebagai kelas dari instance tes e. :: PELATIHAN :: menemukan nilai end point setiap feature f pada setiap kelas data c - mengurutkan nilai-nilai end point tersebut sehingga membentuk interval untuk setiap feature f. - menghitung jumlah instance pelatihan setiap kelas c dengan feature f yang nilainya jatuh pada interval i - dilakukan normalisasi

METODE PENELITIAN

Diagram Alir

Data Data yang diambil yang bersumber dari http://archive.ics.uci.edu pada penelitian ini, memiliki karakteristik yang serupa yaitu multivariate dan untuk penggunaan klasifikasi. Adapun data tersebut memiliki karakteristik yang serupa yaitu multivariate dan untuk penggunaan klasifikasi dengan spesifikasi data sebagai berikut :

Data Latih & Data Uji Pembagian data dibagi kedalam data latih & data uji, dengan menggunakan metode 3-fold cross validation, seluruh data dibagi menjadi beberapa subset. Praproses PCA berperan untuk ekstrasi ciri fitur untuk mereduksi dimensi fitur untuk menjadi input bagi proses klasifikasi, setelah data latih & data uji terbentuk. Adapun susunan data latih dan data uji disajikan sebagai berikut :

Algoritme VFI-5 Pada tahap analisis diperoleh perhitungan akurasi. Akurasi didapatkan dengan rumusan Jumlah data uji benar diklasifikasi dibagi total data uji Algoritme klasifikasi VFI5 dengan bobot setiap feature diasumsikan sama, yaitu satu Tahap pelatihan algoritme VFI5 digunakan hasil praproses PCA selanjutnya ditentukan nilai end point tiap fitur, kemudian dibentuk interval dan dihitung jumlah instances tiap kelas Tahap Klasifikasi, tiap nilai fitur dari instances baru diperiksa interval.Vote-vote tiap kelas dari tiap fitur yang bersesuaian diambil lalu dijumlahkan. Kelas dengan vote tertinggi menjadi kelas prediksi instances baru tsb

Lingkungan Pengembangan Sistem Perangkat Keras Prossesor Intel Celeron 1,76 GHz Memori 512 MB Harddisk 60 GB Monitor 14” Perangkat Lunak Sistem Operasi Windows XP Professional Matlab ver 7.01 Microsoft Office Excel 2003 Editor Notepad ++ Minitab 14

HASIL & PEMBAHASAN

Akurasi dengan praproses PCA Akurasi tanpa praproses PCA Data Percobaan Ulangan 3 Ulangan 2 Ulangan 1 Akurasi dengan praproses PCA Akurasi tanpa praproses PCA * Pada penelitian ini disebutkan bahwa PC(n) merupakan jumlah (n) komponen utama pertama dari nilai total.

Data Iris

Korelasi Data Iris Perhitungan korelasi & p-values didapatkan bahwa antara fitur 1 dan fitur 2 tidak saling berkorelasi hal ini dibuktikan dengan p-values sebesar 0,183. Sedangkan kedua fitur lainnya diperoleh nilai kurang dari 5% yang berarti fitur tersebut memiliki korelasi.

Tabel Rataan Nilai Kontribusi dan Akurasi Data Iris Ulangan ke- Rata-Rata Presentase Nilai Akurasi dan Rata-Rata Nilai Kontribusi (dalam %) Tanpa PCA PC (1) PC (2) PC (3) 1 91,95 88,48 (92,58) 87,91 (97,79) 85,25 (99,49) 2 93,33 92,67 (92,53) 88 (97,80) 86,67 (99,51) 3 96 88,67 (92,52) 84,67

Korelasi PC(n) dengan fitur Perhitungan ini didasarkan pada pasangan nilai eigen & vektor eigen. Diketahui bahwa sebaran rataan nilai kontribusi PC(1) sebesar 92%, hal tersebut dimungkinkan terjadi karena pada korelasi PC(1) dengan fitur dihasilkan 3 nilai korelasi yang tinggi dari 4 fitur yang ada, yaitu sebesar (0,898), (0,998), (0,966) pada fitur 1, 3 dan 4. Nilai korelasi besar pada fitur 2 diketemukan pada PC(2)sebesar (0,828).

Data Wine

Korelasi Data Wine Perhitungan korelasi & p-values didapatkan bahwa hubungan antar fitur berkorelasi cukup kuat. Hal ini dibuktikan dengan p-values yang dihasilkan kurang dari 5% dengan selang kepercayaan 95% yang berarti fitur tersebut memiliki korelasi.

Tabel Rataan Nilai Kontribusi dan Akurasi Data Wine Ulangan ke- Rata-Rata Presentase Nilai Akurasi dan Rata-Rata Nilai Kontribusi (dalam %) Tanpa PCA PC (1) PC (2) PC (3) PC(4) PC(5) PC(6) 1 92,75 67,05 (97,70) 70,44 (99,03) 71,63 (99,57) 60,79 (99,71) 71,56 (99,85) 72,09 (99,93) 2 93,00 67,28 (97,72) 71,30 (99,04) 70,21 (99,56) 69,07 68,49 69,60 3 93,22 66,45 70,35 68,15 67,07 68,10 (99,84) 67,56 (99, 93)

Korelasi PC(n) dengan fitur Perhitungan ini didasarkan pada pasangan nilai eigen & vektor eigen. Diketahui bahwa sebaran rataan nilai kontribusi PC(1) sebesar 97%, hal tersebut dimungkinkan terjadi karena pada korelasi PC(1) dengan fitur, dihasilkan 12 nilai dari 13 fitur yang ada, yang memiliki nilai korelasi yang tinggi lebih dari (0,82). Hanya satu fitur yang bernilai kecil pada fitur pertama. Berkebalikan dengan PC(1), pada PC(2) hanya terdapat satu nilai yang memiliki korelasi besar pada fitur pertama yaitu sebesar (0,927).

Data New Thyroid

Korelasi Data New Thyroid Perhitungan korelasi & p-values didapatkan bahwa antara fitur 1 dan fitur 2 tidak saling berkorelasi hal ini dibuktikan dengan p-values sebesar 0,583, sedangkan pada kedua fitur lainnya diperoleh nilai kurang dari 5% yang berarti fitur tersebut memiliki korelasi.

Tabel Rataan Nilai Kontribusi dan Akurasi Data New Thyroid Ulangan ke- Rata-Rata Presentase Nilai Akurasi dan Rata-Rata Nilai Kontribusi (dalam %) Tanpa PCA PC (1) PC (2) PC (3) 1 86,18 89,65 (75,28) 91,55 (94,39) 89,25 (99,55) 2 88,33 90,78 (75,05) 91,72 88,30 3 86,96 89,29 (74,98) 91,16 (94,41) 84,61

Korelasi PC(n) dengan fitur Perhitungan ini didasarkan pada pasangan nilai eigen & vektor eigen. Diketahui bahwa sebaran rataan nilai kontribusi PC(1) sebesar 74%, hal tersebut dimungkinkan terjadi karena pada korelasi PC(1) dengan fitur dihasilkan 3 nilai korelasi yang tinggi dari 5 fitur yang ada, yaitu sebesar (-0,849), (0,937), (0,837) pada fitur 2, 3 dan 5. Nilai korelasi besar pada fitur 1 diketemukan pada PC(2) sebesar (0,806).

Deskripsi ketiga data Dari ketiga data yang digunakan dalam penelitian ini hanya data New Thyroid yang memiliki sebaran nilai kontribusi yang terlihat menyebar, tidak berkumpul pada satu komponen utama. Dalam penerapan klasifikasi algoritme VFI5 dengan praproses PCA pada penelitian ini, memiliki akurasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan klasifikasi tanpa praproses PCA.

KESIMPULAN & SARAN

KESIMPULAN Data Iris dengan tiga kali perulangan didapatkan rataan akurasi tertinggi sebesar 92,67% (pada ulangan 2, PC1), sedangkan akurasi terendah 84,67% (pada ulangan 3, PC3). Data Wine terjadi sedikit penurunan akurasi. Rataan akurasi tertinggi sebesar 72,09% (ulangan 1, PC 6), sedangkan akurasi terendah sebesar 66,45% (ulangan 3, PC1) Data New Thyroid rataan akurasi tertinggi yang diperoleh sebesar 91,72% (ulangan 2, PC2), sedangkan rataan akurasi terendah sebesar 84,61% (ulangan 3, PC3)

Lanjutan Perubahan tingkat akurasi terjadi, dimungkinkan karena perbedaan sebaran nilai kontribusi. Pada data Wine yang mengalami penurunan akurasi diakibatkan nilai kontribusi mengumpul pekat pada komponen utama pertama sebesar 97% Secara umum perubahan tingkat akurasi pada penelitian ini, dipengaruhi oleh sebaran nilai kontribusi pada komponen utama, sehingga kontribusi yang cendderung menyebar memiliki akurasi yang lebih baik dari pada kontribusi yang pekat pada komponen utama pertama.

Lanjutan Data Wine Data Iris Data New Thyroid Praproses PCA Pada kasus data New Thyroid hasil perbandingan menunjukkan bahwa justru data New Thyroid yang (nilai kontribusi yang cenderung menyebar) memiliki rataan akurasi lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa proses PCA Tanpa Praproses Secara umum hasil perbandingan menunjukkan bahwa data tanpa Praproses PCA, dengan fitur lengkap memiliki rataan akurasi yang lebih baik, yakni pada data Iris dan Wine.

SARAN Saran Penelitian Penelitian lanjutan yang terkait dapat dilakukan dengan menggunakan data yang memiliki fitur yang lebih besar seperti pada data citra Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan menggunkan bobot fitur yang berbeda

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA Apniasari, A.I. 2007. Diagnosis Penyakit Demam Berdarah dengan Menggunakan Voting Feature Intervals 5 [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Komputer, FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Demiröz G dan Güvenir HA. 1997. Classification by Voting Feature Intervals. http://www.cs.ucf.edu/~ecl/papers/demiros97classification.pdf. Güvenir HA. 1998. A Classification Learning Algorithm Robust to Irrelevant Features. http://www.cs.bilkent.edu.tr/tech-report/19- 98/BU-CEIS-9810.pdf. Güvenir HA, Demiröz G, Ilter N. 1998. Learning Differential Diagnosis of Erythemato-Squamous Diseases using Voting Feature Intevals. Artificial Intelligence in Medicine, 13(3), 147-165. Jackson, J. E. 1991. A User Guide to Principal Component, John Wiley and Sons, Inc. Johnson, Richard A. dan Dean W Wichern. 1982. Applied Multivariate Statistical Analysis 3rd edition. Prentice-Hall, Inc. New Jersey Machine Lerning Repository homepage. http://dari archive.ics.uci.edu Sarle W. 2004. What are cross-validation and bootstrapping?. http://www.faqs.org/faqsaifaq/neuralnets/part3/section-12.html Sudarmanto, Tri. P. 2007. Pengaruh Ukuran Contoh Terhadap Kinerja Algoritme Voting Feature Intervals 5 (VFI5) [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Komputer, FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Sulistyo, A.P. 2007. Pengaruh Incomplete Data Terhadap Akurasi Voting Feature Intervals 5 [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Komputer, FMIPA, Institut Pertanian Bogor. Walpole, Ronald E. 1992. Pengantar Statistika Edisi ke-3. PT Gramedia Pustaka : Jakarta

Terima Kasih

Lampiran PC1 PC2 PC3 PC2 -0.109 0.183 PC3 0.872 -0.421 0.000 0.000 0.000 0.000 PC4 0.818 -0.357 0.963 0.000 0.000 0.000

Lampiran PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 PC7 PC8 PC9 PC10 PC11 PC12 PC2 -0.275 0.000 PC3 -0.330 0.929 0.000 0.000 PC4 0.408 -0.761 -0.824 0.000 0.000 0.000 PC5 0.247 -0.937 -0.988 0.767 0.001 0.000 0.000 0.000 PC6 -0.313 0.894 0.980 -0.842 -0.973 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 PC7 -0.332 0.861 0.962 -0.829 -0.953 0.988 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 PC8 -0.337 0.930 0.997 -0.845 -0.985 0.980 0.960 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 PC9 -0.343 0.908 0.983 -0.844 -0.976 0.988 0.979 0.985 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 PC10 -0.263 0.801 0.809 -0.699 -0.825 0.757 0.710 0.814 0.773 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 PC11 -0.325 0.912 0.994 -0.851 -0.979 0.987 0.971 0.996 0.987 0.781 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 PC12 -0.277 0.875 0.967 -0.814 -0.960 0.984 0.985 0.966 0.978 0.692 0.977 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 PC13 -0.257 0.927 0.963 -0.756 -0.979 0.938 0.909 0.962 0.946 0.832 0.951 0.919 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Lampiran PC1 PC2 PC3 PC4 PC2 0.038 0.583 PC3 0.627 0.647 0.000 0.000 0.000 0.000 PC4 -0.202 -0.679 -0.578 0.003 0.000 0.000 PC5 -0.364 -0.769 -0.765 0.218 0.000 0.000 0.000 0.001