PENGANTAR SILVIKULTUR 2013
Silvikultur adalah salah satu dasar Ilmu Kehutanan. Silvikultur berasal dari kata latin : Sylva : Hutan Cultura : Memelihara
SILVIKULTUR: Seni pembuatan dan pemeliharaan suatu hutan. Penerapan pengetahuan Silviks dalam memperlakukan suatu hutan. Teori dan praktek pengendalian pembentukan, komposisi dan pertumbuhan hutan.
Suatu ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pembentukan/pembangunan dan pemeliharaan hutan dengan mendasarkan pada pengetahuan silvika sehingga komposisi, struktur dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
SILVIKA Pengetahuan mengenai sifat-sifat hutan dan pohon-pohon hutan; bagaimana pohon-pohon hutan itu tumbuh, berkembang biak dan bereaksi terhadap lingkungannya.
Dimana Ilmu Silvika?
Tumbuh dan Berkembang
SILVIKA Banyak berkaitan dengan sifat-sifat biologi individu pohon dan komunitas : Bagaimana memperbanyak diri, dan bagaimana lingkungan fisik mempengaruhi sifat-sifat dan kondisi fisiologinya. Bagaimana komunitas pohon selanjutnya memodifikasi lingkungan fisik yang mendukungnya serta interaksi vegetasi dan lingkungan fisik dalam perjalanan hutan menjadi dewasa dan berubah sesuai waktu. Silvika menerjemahkan keberhasilan reproduksi serta pertumbuhan tegakan-tegakan hutan dan berbagai jenis pohon yang membentuk tegakan.
Dimana Ilmu Silvikultur?
SENI ILMU
Silvikultur disyaratkan untuk dapat menjamin kelestarian jangka panjang yang berkaitan dengan fungsi-fungsi ekologi, kesehatan tegakan dan produktivitas dari ekosistem sumberdaya alam hutan. Menurut Nyland (1996)
Dasar-Dasar Silvikultur Ilmu pengetahuan biologi dan ekologi. Hal-hal yang berkaitan erat dengan masalah sosial-ekonomi dan administrasi. Faktor-faktor biologi dan ekologi menjelaskan pengaruh-pengaruh yang muncul dari tindakan-tindakan perlakuan pengelolaan yang layak dilakukan pada sebidang lahan kawasan hutan terhadap pertumbuhan dan proses regenerasi jenis-jenis tanaman di dalam tegakan. Ekonomi dan administrasi menjelaskan analisis-analisis tingkat investasi dan intensitas tindakan manajemen yang layak secara biologi dan ekologi, juga dapat diterima dan layak ditinjau dari aspek sosial-ekonomi dan administrasi.
Menurut Daniel, dkk., (1992), setiap tindakan sivikultur harus dipilih yang secara teknis paling baik dan secara ekonomis paling menguntungkan. Silvikultur juga mempelajari berbagai aspek budidaya tanaman kehutanan mulai dari aspek perbenihan, persemaian, penanaman di lapangan, pemeliharaan sampai dengan pohon siap untuk dipanen, serta aspek penanaman kembali setelah pemanenan. Menurut Daniel, dkk., (1992), tindakan silvikultur tidak hanya untuk mendapatkan produk yang kuantitas dan kualitasnya terbaik, tetapi juga harus mampu memberikan keuntungan yang maksimal.