PENGELOLAAN HUTAN DENGAN PENDEKATAN KEHUTANAN LANSKAP (Pertemuan Minggu ke-13)
Kehutanan lanskap dalam konteks pengelolaan hutan : suatu manajemen yang mengorganisasi bentang alam berupa hutan untuk memanfaatkan / menyalurkan energi matahari untuk menjadi barang, jasa dan pengaruh terhadap aspek lain.
Kehutanan lanskap juga merupakan seni manajemen dengan memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan benda/jasa berupa:Kayu dan hasil hutan non kayu (rotan, damar, gondorukem, kayu putih, lak, sutera, herba untuk obat, dll), Jasa lingkungan dan wisata alam, serta menjaga keseimbangan lingkungan sebagai habitat hidupan liar, pengendali tata air, penyerap dan penyimpan karbon dan lain-lain
Fungsi hutan menurut pendekatan kehutanan lanskap lebih menitikberatkan pada perimbangan fungsi hutan pada setiap aspek, yaitu : a. Fungsi habitat tumbuhan dan satwa b. Fungsi estetika
Fungsi habitat tumbuhan dan satwa Habitat merupakan tempat tumbuh berkembangnya kehidupan dari tumbuhan dan hewan endemik , termasuk jenis yang sudah dalam kondisi terancam punah / langka. Dalam kehutanan lanskap termasuk bagaimana hubungan yang serasi antara hewan dan tumbuhan dalam kaitannya dengan daya dukung. Habitat ini dipengaruhi oleh manusia dalam aktifitasnya dalam hutan seperti berkemah , berburu, memancing, dll. Habitat dalam hutan termasuk terestrial dan perairan.
Setiap satwa membutuhkan tegakan hutan untuk mencari makan, berlindung, bermigrasi dan bereproduksi secara spesifik. Apakah dengan demikian kita sediakan tegakan hutan untuk masing-masing kebutuhan hewan ini? Tentunya ekosistem hutan yang dikelola harus mampu memberikan kebutuhan hidup bagi berbagai jenis satwa.
Fungsi estetika Hutan memiliki fungsi estetika atau keindahan. Fungsi ini sangat berkait dengan pola tegakan hutan. Hutan tersusun atas banyak ragam jenis, tempat dan umur.
Pola Tegakan Hutan ditentukan oleh: Faktor Estetika Manfaat Estetika Manfaat Sebagai Pengahasil Kayu Bakar Manfaat Tangible dan Intangible Manfaat Sebagai Penghasil Kayu Pertukangan Keanekaragaman Jenis
Faktor Estetika Besarnya nilai estetika diperhitungkan dari heterogenitas tegakan. Kualitas pemandangan sangat erat kaitannya dengan keanekaragaman jenis dan bentuk tegakan serta sebaran/ distribusi tegakan dalam suatu wilayah dalam kurun waktu dan ruang yang ditetapkan.
Manfaat Estetika Estetika adalah suatu hal yang berkait dengan keindahan yang diharapkan manusia, misalnya: pada dominasi warna hijau terdapat warna merah, atau suatu kesunyian pada kondisi yang bising.
Aspek keindahan meliputi pemandangan, tanaman dan hewan, komunitas organisme, struktur tegakan pada hutan, wisata alam yang diketemukan banyak obyek dan daya tarik wisata. Keindahan di hutan dapat menciptakan kegiatan wisata seperti bersantai di alam, hiking, camping, berperahu, berburu, memancing dan kegiatan lain.
Kehutanan lanskap dapat dipergunakan memenuhi kebutuhan seseorang secara individual maupun kelompok. Penetapan tingkat estetika merupakan prosedur evaluasi untuk memberi ukuran berdasar pada pengalaman seseorang.
Manfaat Sebagai Pengahasil Kayu Bakar Kayu bakar yang diharapkan dari hutan termasuk seluruh kebutuhan kayu bakar untuk memasak, berkemah dan untuk rumah makan serta industri. Oleh karena banyak perbedaan kebutuhan kayu bakar ini dari satu tempat ke tempat yang lain, maka dapat dibuat model simulasi.
Manfaat Tangible dan Intangible Manfaat hutan yang merupakan Tangible dan Intangible Benefit berasal dari semua komoditas jasa lingkungan dan pariwisata
Manfaat Sebagai Penghasil Kayu Pertukangan Semua barang yang diolah dari kayu digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kayu dipergunakan untuk bangunan rumah, industri, meubel, juga kertas dan rayon.
Keanekaragaman Jenis Kenekaragaman jenis termasuk komponen hayati baik hewan, tumbuhan dan mikrobia baik di darat maupun diperairan. Keanekaragaman ini tergantung pada tipe hutan yang ditentukan oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar atau lingkungan mempunyai variasi pada tinggi tempat, kelerengan, topografi. Faktor dalam dipengaruhi oleh variasi sifat genetik, morfologi dan fisiologi.
Berdasarkan beragam fungsi dan peruntukan ekosistem hutan, maka pengelolaan hutan perlu dilakukan dengan pendekatan lanskap. Hal ini didorong oleh beberapa faktor sebagai berikut. a. Tuntutan manusia yang terus meningkat, karena manusia menghendaki seluruh kebutuhannya dapat dicukupi dari hutan b. Adanya pergeseran platform sasaran hasil hutan yang sangat bervariasi antara setiap individu c. Membantu pengelola hutan untuk membuat trade off dari begitu banyaknya manfaat hutan d. Adanya upaya manusia untuk dapat menyamai bentuk hutan alam