Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah yusthin.manglapy@gmail.com
Teori Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Manajemen ad/: proses operasional untuk mencapai tujuan organisasi dengan terlebih dahulu melakukan analisis informasi, Fakta atau eviden Dalam bidang kesehatan, manajemen penyakit merupakan fungsi organisasi pemerintah daerah kabupaten/kota DKK atau lembaga Non-pemerintah. Idealnya diselenggarakan secara bersama keseluruh komponen sistem terkait, tdk hanya o/ DKK
Tujuan pemerintah kota menyejahterakan rakyat serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia wilayahnya Fungsi DKK menyehatkan penduduk, meningkatkan derajat kesehatan, membebaskan penduduk dari ancaman penyakit menular & tdk menular, serta membebasakan penduduk dari ancaman pencemaran lingkungan Menajemen tanggung jawab bersama
Tugas Dinas Kesehatan Salah 1, tujuan pemenrintahan kota/kab yang dilaksanakan DKK adalah membebaskan penduduk dari penularan/transmisi penyakit dgn cara menghilangkan sumber penyakit, melakukan penyehatan lingkungan, dan meningkatkan perilaku hidup sehat penduduk serta memberikan kekebalan terhadap serangan penyakit
Kemampuan yg hrs dimiliki: Kemampuan perencanaan yg baik (evidence fakta informasi, dpt diperoleh dari surveilans) Pelaksanaan pengendalian penyakit dgn baik, maupun faktor risiko penyakit. Evidence hasil penelitian, praktek klinik, nilai2 dimasyarakat/penderita
Manajemen yg komprehensif dengan serangkaian upaya yi/: Tata laksana (manajemen) kasus/penderita dengan baik (menegakkan diagnosis penyakit, pengobatan,&penyembuhan, dalam sebuah komunitas penduduk dlm sebuah wilayah kasus prioritas wilayah administrasi Tata laksana fx risiko/pengendalian fx risiko.
Tata laksana penderita & fx risiko Perencanaan Pembiayaan Pelaksanaan Evaluasi (audit Satu Kesatuan
Pelaksanaan Pada tata laksana fx risiko, bisa dilakukan tanpa pengendalian kasus (ada atau tidak ada kasus) NAMUN, Monitoring atau surveilans terhadap kasus HARUS TETAP di lakukan
Contoh Apabila dlm 1 wilayah yg paling menonjol /prioritas kasus malaria (yg mengganggu indeks pembangunan manusia dan produktivitas), maka semua sumberdaya yg ada di integrasikan u/ mencari, mengobati kasus malaria secara proaktif, sekaligus mengendalikan berbagai fx risiko kejadian malaria.
Mengapa perlu manajemen penyakit berbasis wilayah? Diperlukan upaya pengendalian kasus penyakitx, serta fx risiko u/ mencegahnya. (fenomena berkesinambungan) tugas pengendalian penyakit ad/ tanggung jawab wilayah otonom Dlm kehidupan sehari-hari, sering dijumpai kondisi lingk yg buruk yang memiliki potensi bahaya penyakit
Mengapa perlu manajemen penyakit berbasis wilayah? Dalam sebuah wil administrasi diperlukan keterpaduan dlm mengendalikan penyakit, perencanaan maupun sumber daya u/ menangani berbagai masalah yg di anggap prioritas Tiap wil otonom lazimnya memiliki sistem kesehatan kab/kota. diperkuat o/ perda
Dilakukan secara terpadu: Program yg dituangkan dlm perencanaan harus memperhatikan teori simpul (var penduduk/perilaku +var Lingkungan Fx risiko Sumber Penyakit Kasus Manajemen Kasus (perencanaan,pembiayaan, pelaksanaan & evaluasi) Terpadu Berdasarkan Evidence
Patogenesis penyakit dlm perspektif lingkungan dan kependudukan dpt di gambarkan dalam teori simpul Manajemen Penyakit Udara Air Pangan Vektor Manusia Sumber Agen Penyakit Komunitas (perilaku, umur, gender,genome) Sehat sakit Agent Penyakit 5 Institusi lintas sektor/politik, iklim,topografi, suhu, dll 3 4 1 2
Manajemen simpul 1 Sumber penyakit: Upaya yg dapat dilakukan : Preventif & Promotif Pencarian kasus (aktif &pasif) Melakukan diagnosis scr cepat & Tepat pd kasus Pengobatan hingga sembuh Subtitusi , perawatan alat (tdk menular) Ex: kasus malaria dan kusta
Manajemen simpul 2 Pengendalian pada media penularan : Pengendalian vektor Penyehatan makanan Penyehatan air Pembersihan udara dlm ruang Pengobatan (transmiter manusia)
Manajemen simpul 3 Pengendalian proses pajanan (kontak pada komunitas) Upaya perbaikan perilaku hidup sehat Penggunaan APD Imunisasi
Manajemen simpul 4 Manajemen simpul 5 Pengobatan Penderita sakit klinis Manajemen simpul 5 Manajemen kelompok var berperan lainnya ex: terkait dng yg tdk/sulit dikendalika Lingk penanaman bakau o/ dinas kehutanan agar nyamuk anapoles tdk menuju ke perumahan Banyak institusi dlm kenyataan berperan dlm memengaruhi dinamika hub interaktif antara lingk dan kependudukan
Manajemen penyakit berbasis wilayah dalam perspektif sistem Definisi WHO intinya mengatakan bahwa ilmu & praktik kesmas ad/ total sistem Artinya untuk melaksanakan pendekatan kesmas dlm suatu wilayah, maka terlebih dahulu harus dilihat komponen sistem yang memiliki keterkaitan dengan penyakit yg dihadapi
Sistem Ad/: tatanan yg menggambarkan adanya rangkaian berbagai komponen yg memiliki hub serta tujuan bersama secara serasi, terkoordinasi yg bekerja/berjalan dlm jangka waktu tertentu dan terencana. Semua komponen/unit tsb pada dasarnya merupakan sebuah sistem yg memiliki output yg sama, yakni masyarakat bebas penderitaan penyakit ttt u/ mencapai kualitas sumber daya manusia yg prima Komponen inti & komponen mitra
Komponen intiorganisasi jajaran kesehatan DKK RS Puskesmas KKP Praktik pelayanan kesehatan swasta LSM bidang kesehatan Balai pelayanan kesehatan (kalau ada) Posyandu DLL
Komponen mitra program DPR Dinas2 non Kesehatan dlm wilayah Kelembagaan non pemerintah Kelembagaan luar negeri Toma/individu Anggota masyarakat Petugas/pejabat fungsional Sukarelawan atau kader dll Diperlukan Networking tergantung permasalahan kesehatan yg di hadapi.
Model sistem dlm manajemen penyakit berbasis wilayah Untuk menggambarkan totalitas sistem menurut definisi WHO (2008), dpt digunakan Model Sistem Dinamik Langkah2: Mempelajari dan membuat konsep transmisi (patogenesis & evidence) Pemodelan dengan teori simpul libatkan sektor2 terkait terutama dlm pemecahan masalah
Peran & Fungsi Manajemen dlm pengendalian penyakit Perencanaan kabupaten/penetapan sasaran Mengendalikan fx risiko penyakit Mengendalikan kasus (tata laksana) penyakit Memperdayakan masyarakat Memberi kekebalan/program perlindungan khusus kalau ada Meningkatkan kapasitas institusi Menggalangkan kerja sama lintas sektor Pemantauan penyakit & fx risiko penyakit u/ manajemen Menanggulangi KLB Melaksanakan kewenangan wajib lainnya
Forum pertemuan periodik Selah ditetapkan prioritas penyakit ttt, dan dikembangkan manajemen penyakit tsb, maka diperlukan suatu pertemuan periodik tingkat wilayah ttt.
To be continue
Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah yusthin.manglapy@gmail.com Yusthin.manglapy@dsn.dinus.ac.id
Prioritas manajemen penyakit
Perencanaan perencanaan pembiayaan terpadu berdasarkan fakta terpercaya (integrated health planning and budgeting) 1 Menetapkan misi dan tujuan 2 Perumusan strategi (analisis situasi saat ini & mengembangkan berbagai strategi 3 Implementasi strategi (alokasi sumber daya & kewajiban mencapai tujuan melalui strategi yg telah di tetapkan Fakta terpercaya Surveilans epid yang terpadu
Informasi Surveilans/informasi yg terpadu mencakup : Insiden & prevalensi Faktor risiko Populasi at risk Fx risiko yg sifatnya spesifik lokal Hasil informasi yang di peroleh dari kegiatan surveilans terpadu yakni informasi insiden prevalensi penyakit tertentu beserta informasi faktor risiko penyakit serta kelompok penduduk yang terkena risiko, harus dijadikan dasar perencanaan manajemen penyakit tertentu yang menjadi prioritas. Contoh insiden dan prevalensi penyakit malaria bersama dengan informasai fx risiko yang sifatnya spesifik lokal harus dijadikan dasar perencanaan. Seperti kebutuhan penyuluhan, perbaikan kondisi lingkungan/pemukiman, kebutuhan insektisida, obat-obatan, honorarium juru malaria desa, biaya pertemuan dan sebagainya.
Kerja sama antarwilayah Panyakit menular tdk mengenal batas wilayah 2 wil berbatasan yg memiliki problem penyakit sejenis harus melakukan sikronisasi program
Mekanisme sistem surveilans Sebagian hasil surveilan tdk hrs diteruskan ke pusat cukup di tembuskak di provinsi dan pusat untuk perencanaan straregik Endemik Wajib melakukan surveilans Apabila terjadi Wabah/KLB Standar pelayanan minimal dlm KLB Dibantu provisi dan pusat dan berkoordinasi dng kabupaten/kota Dalam keadaan endemik maka setiap kabupaten wajib melakukan surveilans epidemiologi sbg dasar untuk manajemen pemberantasan penyakit berbasis wilayah kabupaten/kota. Sebagian hasil analisis surveilan epidemiologi tdk harus diteruskan ke pusat, cukup sebagian ditembuskan ke propvinsi dan pusat untuk keperluan perencanaan strategik. Jenis dan jumlah penyakit yang di pantau mengacu kpd prioritas nasional dan priorita daerah. Dalam keadaan KLB/wabah, maka setiap kabupaten wajib melaksanakan standar pelayanan minimal dalam hal penanggulangan wabah/KLBtersebut. Dinas kesehatan provinsi atau pusat membantu melakukan penanggulangan dan penyidikan kejadian penyakit (dengan koordinasi kabupaten) u/ itu perlu diatur penanggulangan wabah/klb. Pelaksanaan program pemberantasan dan pengendalian penyakit khusus standar pelayanan minimal bidang pengendalian penyakit dilakukan o/ kabupaten/kota. Dan bila diperlukan dapat dibantu provinsi/pusat. Bantuan dllm hal penyelidikan kejadian penyakit dpt dilakukan o/ pusat paupun provinsi dengan koordinasi dinas kesehatan kabupaten dan kota.
Prinsip kesmas dalam manajemen penyakit berbasis wilayah Senantiasa berbasis komunitas Satu wilayah atau Memiliki kesamaan risiko kesehatan Berorientasi pencegahan Merupakan ciri utama kesmas Community involvement/community participation Keterlibatan masy dpt dilakukan baik pada pengendalian simpul 1-4 Ilmu & metode kesmas Kerja sama lintas ilmu, lintas sektor dan kemitraan Terorganisir/oerganized Diorganisir dengan baik
Metode dalam manajemen penyakit penyakit berbasis wilayah Analisis spasial dalam manajemen penyakit berbasis wilayah Audit manajemen penyakit berbasis wilayah
Analisis spasial dalam manajemen penyakit berbasis wilayah Spasial= ruang jg waktu dgn segala macam makhluk hidup maupun benda mati didlm nya. Iklim,suhu, topografi, cuaca, kelembapan, Selain ruang waktu, mempunyai arti dibatasi oleh komunikasi dan atau transportasi Sedangkan data spasial posisi, ukuran & kemungkinan hub topografi (bentuk & tata letak dr semua objek yg ada di muka bumi.
MPBW memerlukan bentuk/teknik analisis spasial dlm melakkan upaya manajemen fx risiko berbagai penyakit dlm sebuah wilayah/spasial Berbagai data baik data kondisi lingkungan maupun distribusi penduduk dengan berbagai atributnya merupakan data & informasi wilayah spasial Data lingkungan, yang merujuk pada data lokasi/mewakili hasil pengukuran rutin pada tempat2 pengukuran , analisis dan observasi yg diambil scr sistematis maupun random, data dr sebuah emisi adalah data spasial
Analisi spasial Umumnya merupakan pembuka jalan bagi studi lebih detail & akurat, menawarkan pendekatan alternatif untuk menghasilkan, mengutamakan dan menganalisis data untuk mencari sebab akibat serta faktor risiko penyakit berkenaan. NB: telah tersedia data surveilans yg dilakukan secara sistematik dan periodik, serta menggabungkannya dengan data dasar sistem informasi geografis
Kapan analisis spasial sebaiknya digunakan??? Penyakit “baru” yg belum diketahui secara jelas berbagai faktor risikonya Penyidikan fx risiko “baru” dari sebuah penyakit lama dalam satu wilayah. Analisis spasial dlm MPBW, dirumuskan sebagai uraian dan analisis kejadian penyakit serta menghubungakan dengan data spasial yg diperkirakan merupakan fx risiko kesehatan, baik lingkungan maupun sosialekonomi dan perilaku masy setempat dlm sebuah wilayah spasil sbg dasar manajemen penyakit/kajian lebih lanjut.
Beberapa teknik dlm analisis spasial Pengukuran diukur langsung dng skala, dng garis lurus, melengkung/luas. Analisis topografi, deskripsi dan analisis hub spasial antar variabel. hub geografis Analisis jejaring menginvestigasi alur atau aliran jejaring Teknik analisis permukaan Statistik spasial con: tren pengelompokan penyakit, pemetaan penyakit, studi korelasi geografi
To be continue
Manajemen Kasus ad/: suatu kegiatan tata laksana penderita penyakit ttt yg meliputi upaya penegakan diagnosa, pengobatan, rujukan , perawatan untuk kesembuhan, menghindarkan kematian & kecacatan Pada dasarnya Manajemen penyakit berbasis wilayah Manajemen kasus (penyakit) Yg dilakukan secara terintegrasi dengan manajemen faktor risiko atau manajemen kesmas = Bagai mana mengetahui manajemen berjalan baik???
Pengertian audit MPBW Meliputi 2 yi/: audit MPBW & manajemen fx risiko Audit MPBW ad/: proses sistemmatis, periodik &/ sewaktu, yg dilakukan u/ mengukur kinerja suatu kegiatan dibanding dgn standar & tujuan yg telah ditetapkan untuk menentukan adanya penyimpangan atau kekurangan dan mencari penyebabnya sehingga dpt segera dilakukan perbaikan Bagaimana manajemen fx risiko penyakit tersebut dilaksanakan dilihat dng cara bagaimana pengendalian simpul 1-3, yakni semuaatribut/variabel kependudukan dilakukan dng baik atau tdk Manajemen fx risiko adalah tata laksana suatu kegiatan yg meliputi semua variabel yang berperan pada kejadian penyakit pada kelompok masy dng mengikuti standar yg telah ditetapkan Menjadi acuan, sehingga dpt merujuk kpd pertanyaan pengendalian fx risiko tersebut dikendalikan dng pendekatan prinsip2 kesehatan masy atau tidak
tata laksana kasus, dimana rujukannya ad/ SOP yg telah ditetapkan Bagaimana dng simpul 4 & 5? Simpul 4 tata laksana kasus, dimana rujukannya ad/ SOP yg telah ditetapkan Simpul 5 meliputi variabel prediktor seperti kelembapan, ling, topografi, suhu ling, & iklim (sebagai bahan p rediksi terjadinya penyakit
Kapan audit dpt dilaksanakan? Bagian dari pengawasan Periodik/sewaktu (insidentil) Keadaan tidak timbul masalah , dilaksanakan scr berkala tanpa adanya indikasi Dlm hal audit PERLU di rencanakan , sedangkan audit sewaktu/insidentil dilakukan apabila ada indikasi ttt berupa ditemukannya suatu kekurangan dlm proses/tdk tercapainya tujuan kegiatan
Langkah2 penyusunan rencana & pelaksanaan audit Tentukan tujuan audit Pengorganisasian (sasaran) Rencana pelaksanaan
Tujuan audit Ruang Lingkup audit Meningkatkan dan menjaga mutu pelaksanaan kegiatan Ruang Lingkup audit Kompprehensif dari tahap input, proses, output dan autcome
Sasaran audit Pelaksana kegiatan manajemen baik secara kelembagaan maupun individu kelembagaan RS,Puskesmas, poliklinik, balai pengobatan dll Individu Dokter praktik, bidan, perawat dll
Sasaran audit Manajemen fx risiko (kesmas) Kelembagaan/institusional Puskesmas, DKK, RS Alat & bahan u/ pengendalian fx risiko Ex: mck, fasilitas lain, penggunaan sdh sesuai dng sop?, dana, t4, waktu, pelaporan
Pelaksanaan audit MPBW Penanggung jawab pelaksanaan audit di tingkat kabupaten ad/: Dinas Kes Kab/kota & propinsi Pelaksanaan audit dpt/perorangan yg diakngkat & bertanggung jawab kpd kepala dinas kab/kota & provinsi Laporan audit disajikan dan disahkan dlm rapat yg dihadiri o/kepala dinas dibantu tim epid, para mitra/ stakeholders dll
Waktu ? Pelaksanaan min = 1x/tahun atau ada indikasi ttt Waktu u/ penyelenggaraan audit, dari pengumpulan data sampai rekomendasi tdk lebih dari 14 hari. Insidental audit dilaksanakan dng beberapa alasan mis: krn KLB, peningkatan kasus, perubahan ling, ada indikasi penyimpangan pencapaian cakupan kegiatan. Audit kesmas KLB
To be continue
surveilans epidemiologi berbasis wilayah Dpt dilakukan apabila ada indikasi mis, KLB.