SUPPLY Kapasitas Kendaraan (Vuchic, 1981) Kapasitas Total (Cv)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
IndII dan Infrastruktur Transportasi Kota
Advertisements

TRANSPORTASI PERKOTAAN
PERSIMPANGAN BERSINYAL
IndII dan Infrastruktur Transportasi Kota
PEJALAN KAKI Adhi Muhtadi.
ANALISIS BIAYA PROYEK 1 BESARAN-BESARN FISIK TEKNOLOGIS
Ekspresi Kinerja Lalu-Lintas
Kuliah Pertemuan ke-10 Sub Topik : TRIP ASSIGNMENT MODEL/
MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA’97
ARUS LALU LINTAS (TRAFFIC FLOW)
DEFENISI DAN FUNGSI TERMINAL SECARA UMUM
PRESENTASI PROYEK ASSALAMUALAIKUM Wr wB TUGAS KELOMPOK
FASILITAS EMERGENCY (UNIT GAWAT DARURAT)
Berkendara aman & nyaman...
KARAKTERISTIK ARUS L.L. PARAMETER LALU LINTAS KUANTITAS PENGUKURAN
Rekayasa Transportasi Angkutan Massal
PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI
08 DEFENISI DAN FUNGSI TERMINAL SECARA UMUM
04 MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI
SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2005
Standar Pelayanan Minimum (SPM) Trans Jakarta Berbasis UU Perlindungan Konsumen dan UU Pelayanan Publik Tulus Abadi, S.H. Anggota Pengurus Harian YLKI.
PERSIMPANGAN BERSINYAL
BAB 1 TRANSPORTASI VERTIKAL
SURVEY KECEPATAN.
KEBIJAKAN SISTEM TRANSPORTASI BUS
SOAL LATIHAN 1 Suatu jalan bebas hambatan 3 lajur untuk satu jalur di daerah datar diketahui mempunyai arus lalu lintas 3500 kendaraan/jam yang terdiri.
ANALISIS KAPASITAS & ANALISIS TINGKAT PELAYANAN
KARAKTERISTIK OPERASIONAL SURVEY ANGKUTAN UMUM
BEBERAPA ASPEK TRAFIK DAN RAMALAN PERTUMBUHAN TRAFIK
ASSALAMUALAIKUM. Jika tidak ada peraturan ini maka tidak ada tempat khusus yang lebih nyaman bagi penumpang perempuan dan anak-anak. Selain itu, agar.
Analisis Kebutuhan Parkir
RUJUKAN TESIS : (SOEWARSO KOESOEMOBROTO) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI ANGKUTAN BUS UMUM JURUSAN PURI ANJASMORO (PRPP) – UNDIP – KLIPANG KOTA SEMARANG ANALISIS.
REKAYASA TRANSPORTASI
ALINEMEN VERTIKAL.
KARAKTERISTIK PESAWAT TERBANG
Rombongan ILE-MTS selanjutnya menuju lokasi kunjungan berikutnya yaitu kantor Jabatan Kerja Raya (JKR) yang diterima oleh pejabat dan staf JKR. Setelah.
10. Biaya, Tarif Angkutan dan
REKAYASA TRANSPORTASI
MODEL ARUS JARINGAN Pertemuan 9.
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
Analisis Jaringan.
05. KINERJA TRANSPORTASI.
GERAK Harlinda Syofyan,S.Si., M.Pd. Pendidikan Guru Sekolah Dasar
REKAYASA TRANSPORTASI
FASILITAS EMERGENCY (UNIT GAWAT DARURAT).
09 RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI
PTLF PENENTUAN AREA PENUNJANG PERSONIL Iveline Anne Marie
RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI RUANG LINGKUP OPERASI TRANSPORTASI
PARAMETER PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
ANALISIS KAPASITAS & ANALISIS TINGKAT PELAYANAN
PRINSIP DASAR ANALISIS SIMPANG BERSINYAL Pertemuan 8
Soal Jarak Yogyakarta-Malang 350 km. Jika Ali berangkat dari Yogya ke Malang pukul pagi dengan mobil kecepatannya 60 km/jam. Pada waktu dan rute.
KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN JALAN Pertemuan 5
Angkutan Penumpang dengan Kendaraan Umum
PARAMETER PERENCANAAN
DASAR-DASAR REKAYASA TRANSPORTASI KIS_237
Latihan Soal Pemrograman Visual.
Sub Sistem Transportasi Udara Transportasi udara: pesawat terbang
Pengangkutan Dengan Kereta Api (Aspek Hukum)
PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTASI
Transportasi dalam Bangunan
PERBANDINGAN SENILAI DAN
Pengantar Perencanaan Transportasi
EKONOMI TRANSPORTASI (CIV -205)
PENDAHULUAN  Angkutan antar kota sebagai salah satu elemen dari sistem transportasi antar wilayah yang cukup penting.  Akan tetapi, angkutan antar kota.
Sistim Transportasi Rekayasa Transportasi Angkutan Massal.
Manajemen Pejalan Kaki
BRT DAN TRANSPORTASI PUBLIK PROGRAM KONVENTER GAS BRT MAU KEMANA?
MODUL 10 : Stasiun dan Emplasemen
Berwisata di Hongkong dengan Trem
Transcript presentasi:

KAPASITAS Kapasitas kendaraan Kapasitas jalur frekuensi stasiun headway way headway waktu berhenti

SUPPLY Kapasitas Kendaraan (Vuchic, 1981) Kapasitas Total (Cv) Cv=m+m’……(1 m: kapasitas tempat duduk m’: kapasitas tempat berdiri m tergantung pada: Dimensi Ag (luas kotor lantai kendaraan) Dimensi An (Luas bersih lantai kendaraan) Standar kenyamanan duduk (): 0.3-0.5m2/space m : jmlh space (duduk) Ad : luas tempat duduk total (m2)  : standard kenyamanan duduk

Standar kenyamanan berdiri (): 0.2m2/space ….lanjutan Standar kenyamanan berdiri (): 0.2m2/space ….(3 m’ : jmlh space (berdiri) Ad : luas tempat duduk total (m2)  : standard kenyamanan berdiri An=m*+m’*……..(4 An=Ag-Al……..(5 : koefisien koreksi akibat bentuk ruang dan tebal dinding kend. Al: lost area (tangga, kemudi, validasi tiket) Substitusi pers (1 dan pers (4: Angkutan Antar Kota idealnya Cv=m krn harusnya m’=0

Contoh: Isuzu Bison Tingkat kenyamanan tempat duduk (): m1 (depan) : 2png m2 (blkg) : 7png An1: 0.9*0.9=0.81m2 An2: 2.45*1.4=3.43m2 Driver Seat Seat 1.4m 1.6m Seat 0.9m 2.45m Tingkat kenyamanan tempat duduk (): * 1=0.81/2png=0.41m2/space (0.3<1<0.5, OK!) * 2=3.43/7png=0.49 m2/space (0.3<2<0.5, OK!) Tempat berdiri: NOT AVAILABLE!!, m’=0 Kapasitas: m+m’=9+0=9 spaces.

LATIHAN Bus kota mercedez, Berapa kapasitasnya??? 0.78 1.25 6.8 0.8 cabin 1.16 Tempat duduk (3x9) Tempat duduk 1x6 1.62 0.46 0.52 Bus kota mercedez, Berapa kapasitasnya??? 0.78 pintu 0.78 Tempat duduk 2x8 0.72 1.25 1.25 1.25 0.8 8.85

Kapasitas Jalur C=Cv.fmax.N C : kapasitas jalur (space/jam) f=3600/h fmax=3600/hmin C : kapasitas jalur (space/jam) Cv : kapasitas kendaraan (space/kendaraan) fmax : frekwensi maksimum kendaraan per jam hmin : Headway minimum (detik) headway : 60 menit/frekwensi (menit) Load Factor : rasio demand total dengan kapasitas N: jml gerbong, jika lebih dari satu

Jumlah Armada N : Jumlah Armada LR : Panjang rute pp (km) v : kecepatan tempuh rencana (km/jam) h : Headway (menit)

Headway (Interval Waktu) Headway minimum didapat dari nilai: Max{way headway (hw), station headway(hs)} Biasanya hs yang lebih menentukan, shg kapasitas: C=Cv.N.3600/hs min Penentuan hs min berdasarkan situasi stasiun (pemberhentian) tersibuk (terkritis). Pada pemberhentian tersibuk hubungan antara jarak dan waktu adalah sebagai berikut: Hs min=ts+ta+t+tr+tb ts= waktu berhenti ta= waktu akselerasi  t= waktu tambahan utk safety tr= waktu tambahan akibat perbedaan reaksi tb= waktu pengereman

Headway ts=t0+max(pb,pa), bila pintu masuk & keluar beda. ts=t0+pb+pa, bila satu pintu diunakan begantian. ts=(t0+pb+pa)/k, bila k pintu dipakai bergantian.

Headway ts=t0+max(pb,pa), bila pintu masuk & keluar beda. ts=t0+pb+pa, bila satu pintu diunakan begantian. ts=(t0+pb+pa)/k, bila k pintu dipakai bergantian. t0: fixed time lost utk buka tutup pintu pb: jmlh png naik pada pemberhentian terkritis (org) pa: jmlh png turun pada pemberhentian terkritis (org) : waktu naik per org (detik) : waktu turun per org (detik) Waktu naik per orang tergantung pada jml tangga, lebar pintu, barang bawaan, one way or two way flow dan sistem ticketing. Bus dengan sistem pembayaran kepada sopir dan disediakan uang kembali, tiap org akan memerlukan waktu 5 detik, dengan uang pas 2.5 detik. Penumpang dengan barang bawaan (Surabaya) bisa mencapai 5 detik (Herijanto,1989) Bila ingin lebih cepat dapat dibuat sistem dengan pembayaran di halte atau pada kondektur. Metro dengan pintu lebar dan lantai selevel dengan peron, serta pembayaran di stasiun hanya membutuhkan waktu 1 detik per orang

Halte-halte berada di cabang Apabila hw > hs Halte-halte berada di cabang Busway / freeway Halte-halte paralel Bisa menyalib di halte

Menentukan hw (way headway) C= continuous bn = normal braking be = emergency braking a = accident hw distance bn a be c c a bn be bn bn time