INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kerangka Kerja Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Kerja
Advertisements

Makalah Kunci (Keynote Speech)
Oleh: Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom., M.Sc., Ph.D
Topik: Visi Pertanian Abad 21 (Pertanian Yang Berkebudayaan Industri)
TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI.
B. Kombaitan dan Ridwan Sutriadi
PENGEMBANGAN ROTAN INDONESIA MELALUI POLA SENTRA HHBK
PERMENDAG 35/M-DAG/PER/11/2011 KETENTUAN EKSPOR ROTAN DAN PRODUK ROTAN
PERTANIAN PERTEMUAN 8 Powerpoint Templates.
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
KEBIJAKAN DAN STRATEGI DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH DAN
KULIAH 2 ENERGI DAN ELEKTRIFIKASI PERTANIAN
PEMBANGUNAN AGRIBISNIS
ARAH PEMBANGUNAN EKONOMI SEKTOR PERTANIAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2014
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pemalang
LUMBUNG PANGAN MASYARAKAT DESA
PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN UKM RI TENTANG
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN
KEBIJAKAN NASIONAL PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DASAR-DASAR PENGELOLAAN SAMPAH
DUKUNGAN DPR DALAM PEMBENTUKAN LEMBAGA PEMBIAYAAN INDUSTRI
Pembangunan Infrastruktur dan Sinergi Pusat-Daerah
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS UNGGAS
PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2016 DAN RENCANA KEGIATAN TAHUN 2017 DISAMPAIKAN PADA RAKER DINAS PERINDAGSU Garuda Plaza Hotel, 26 – 28 Februari 2017 UPT.
INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN
KEBIJAKAN PERDAGANGAN
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN II TAHUN 2015
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI, KAKAO DAN TEH INDONESIA
PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PMP
KAJIAN ANALISIS DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SISTEM INOVASI DAERAH (SIDA) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015 PT. Secon Dwitunggal Putra.
AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI
Arah Kebijakan Persusuan
STRATEGI PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT
LEMBAGA PEMBIAYAAN BIDANG INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI
BAHAN RAPAT KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
PEREKONOMIAN INDONESIA
PENGEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PROSPEK DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Industrialisasi Perikanan untuk Kesejahteraan Masyarakat
Kebijakan Perikanan Budidaya
TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS
Disampaikan oleh Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Implementasi Pemahaman Globalisasi Ekonomi dalam Pembangunan Wilayah: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DI ERA MASYARAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Dr. Kurniyati.
Arah Kebijakan Persusuan
Arah Kebijakan Persusuan
ENERGI BIOMASSA DONNA MOH. BUDI.
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Aspek Teknis Analisis teknis bertujuan untuk memastikan bahwa ide atau gagasan yang telah dipilih itu layak, dalam arti kata ada ketersediaan lokasi, alat,
ENERGI BIOMASSA.
Industri pangan berbasis hasil UNGGAS
Arah Kebijakan Persusuan
PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KIMIA HILIR
DIREKTORAT INDUSTRI BAHAN GALIAN NON LOGAM
PROGRAM KEGIATAN DIREKTORAT INDUSTRI TEKSTIL KULIT ALAS KAKI DAN ANEKA TAHUN 2018 Jakarta, 10 Januari 2018.
Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Pertanian
HOME SEMINAR DAERAH 4 JUNI 2015 Oleh : Yana Amalia HOME About Contact
PEMBANGUNAN PERIKANAN
Membangun Pertanian Modern di Wilayah Perbatasan FARID BAHAR Bogor, 8 Maret 2018.
Pangan PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN TAHUN 2016 DAN 2017.
PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI DAN PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA DIFABEL
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
Kebijakan penumbuhan iklim & pengembangan usaha PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP
PEMBANGUNAN SENTRA IKM DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI.
The Gateway to entire Business
RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS HORTIKULTURA 2020
Transcript presentasi:

INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN DIREKTORAT INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN Semarang, 3 Februari 2016

I. Pendahuluan Indonesia dikaruniai oleh Tuhan memiliki potensi SDA yang berlimpah, baik yang terbarukan (hasil hutan, perkebunan, pertanian, perikanan, dll) maupun yang tidak terbarukan (barang tambang dan bahan galian non-logam). Industri hasil hutan dan perkebunan sudah cukup lama berkembang di Indonesia yang didukung dengan ketersediaan bahan baku yang cukup berlimpah, seperti : Crude Palm Oil (CPO) produksinya telah mencapai 31,6 juta ton dan Crude Palm Kernel Oil (CPKO) sebesar 3,5 juta ton (2014), perkebunan karet di Indonesia seluas + 3,6 juta hektar dengan produksi + 3,15 juta ton (2014); Indonesia merupakan penghasil rotan terbesar di dunia; Hutan Tanaman Industri (HTI); Hutan Produksi (HP) dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) yang cukup luas dan lain-lain. Cakupan pembinaan Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, secara garis besar meliputi : industri turunan CPO; pulp dan kertas; pengolahan kayu; rotan olahan; dan crumb rubber. Peluang pengembangan industri hasil hutan dan perkebunan masih cukup terbuka, namun perlu strategi tertentu karena hambatan dan tantangannya juga tidak sedikit.

Industri Hasil Hutan dan Perkebunan II. KERANGKA PIKIR UU No. 3 Tahun 2014 RIPIN KIN RPJM Peraturan dan Perundang-undangan Terkait meliputi: UU No. 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. PERATURAN MENTERI KEUANGAN PERMENDAG PERMENHUT Dll. Pembinaan Pengaturan Pengembangan Sinergi dan Kolaborasi dengan pemangku kepentingan: Kementerian LH dan Kehutanan Kementerian Pertanian Kementerian Perdagangan Kementerian Keuangan Pemerintah Daerah Asosiasi Industri dll. Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Yang Berdaya Saing

TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI II. KERANGKA PIKIR.......LANJUTAN Skema Pembangunan Industri Menurut UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pembangunan Sumber Daya Industri Pembangunan SDM Pemanfaatan SDA Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri Pengembangan & Pemanfaatan Kreativitas & Inovasi Penyediaan Sumber Pembiayaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri Standardisasi Industri Infrastruktur Industri Sistem Informasi Industri Nasional Perwilayahan Industri Pemberdayaan Industri IKM Industri Hijau Industri Strategis P3DN Kerja Sama Internasional di Bidang Industri Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Kebijakan Industri Nasional Rencana Kerja Pembangunan Industri TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Instrumen Pendukung Perizinan Penanaman Modal Bidang Industri Fasilitas Industri Komite Industri Nasional Peran Serta Masyarakat Pengawasan dan Pengendalian, Sanksi Tindakan Pengamanan dan Penyelamatan Industri Tindakan Pengamanan Industri Tindakan Penyelamatan Industri Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Bidang Perindustrian

II. KERANGKA PIKIR.......LANJUTAN IKLIM USAHA Insentif fiskal dan non fiskal Kemudahan perijinan Penguatan perdagangan dalam negeri R & D Penguatan Balai Industri Pemanfaatan hasil riset industri Pengamanan HKI riset industri Spesifikasi bahan baku Harga INPUT SNI SKKNI GMP UKL/UPL ISO 9001;2008 ISO 19000 Panduan teknis PROSES Akses pasar Daya saing Nilai jual OUTPUT ENVIRONMENT INFRASTRUKTUR Jalan - Kawasan Industri Pelabuhan - Energi air SDM Pendirian Sekolah Industri Peningkatan kualifikasi SDM industri

III. PERKEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN Industri Pulp NO. URAIAN SATUAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 Sept 2015* 1 Jumlah Perusahaan Unit 12 11 2 Kapasitas Izin Ton/th 7.813.500 7.902.100 7.932.100 7.890.100 9.890.100 3 Produksi Riil 7.574.550 7.140.537 6.158.537 6.845.321 7.156.463 5.107.138 4 Konsumsi Ton 5.285.438 5.524.858 4.324.898 4.732.961 3.377.630 5 Ekspor 2.557.501 2.934.347 3.196.956 2.045.193 2.273.823 1.622.691   Ribu US$ 1.457.072 1.554.835 1.545.804 1.010.620 1.106.293 789.495 6 Impor 1.168.389 1.318.667 1.363.317 897.297 992.553 708.326 Ribu USS 981.877 1.189.817 1.051.078 978.206 1.012.522 722.576 7 Investasi Rp. Juta 12.477.075 13.100.929 13.231.938 15.465.820 8 Tenaga Kerja Orang 79.108 82.350 86.530 Industri Kertas NO. URAIAN SATUAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 Sept 2015* 1 Jumlah Perusahaan Unit 79 77 2 Kapasitas Izin Ton/th 12.796.470 12.986.470 13.486.470 3 Produksi Riil 9.813.348 10.302.553 10.734.537 10.635.537 10.436.655 7.451.292 4 Konsumsi Ton 6.110.543 7.614.945 8.056.216 8.003.721 5.714.289 5 Ekspor 4.215.472 5.492.133 4.229.694 4.341.359 4.583.685 3.272.540   Ribu USS 3.786.312 4.119-100 3.972.077 2.041.904 2.387.694 1.704.704 6 Impor 512.667 660.998 658.533 652.595 703.351 502.160 781.165 1.220.830 1.968.847 1.872.645 524.106 374.188 7 Investasi Rp. Juta 11.191.027 12.869.681 8 Tenaga Kerja Orang 166.087 184.900 184.901 Sumber: Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (2016)

III. PERKEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN.....LANJUTAN Industri Turunan CPO Potensi Bahan Baku Perkiraan Produksi dan Penggunaan Sumber: Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, GAPKI (2016) Sumber: Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, GIMNI (2016)

III. PERKEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN.....LANJUTAN Industri Furniture Kayu NO. URAIAN SATUAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 Sept 2015* 1 Jumlah Perusahaan Unit 1.063 1.084 1.126 2 Kapasitas Izin Ton/th 3.401.350 3 Produksi Riil 2.430.125 2.553.524 2.470.147 2.531.544 2.465.312 1.840.311 4 Konsumsi Ton 1.880.824 2.128.656 1.464.700 1.423.200 1.395.624 1.041.808 5 Ekspor 584.666 473.513 461.578 425.268 347.296 259.250   Ribu US$ 1.394.558 1.176.217 1.242.299 1.252.168 2.200.000 1.642.260 6 Impor 35.365 48.645 41.610 23.683 15.535 11.597 Ribu USS 57.919 88.520 89.623 73.296 30.747 22.952 7 Investasi Rp. Juta 7.280.307 7.190.479 7.450.534 8 Tenaga Kerja Orang 430.674 432.700 431.987 Industri Pengolahan Rotan NO. URAIAN SATUAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 Sept 2015* 1 Jumlah Perusahaan Unit 220 223 221 166 2 Kapasitas Izin Ton/th 551.585 3 Produksi Riil 250.980 341.297 327.194 312.194 311.449 217.281 6 Konsumsi Ton 536.125 758.120 i 267.443 265.643 266.493 185.918 7 Ekspor 65.083 52.177 54.751 61.363 60.633 42.300   Ribu USS 212.033 168.411 190.582 246.231 173.709 121.187 8 Impor 350.228 469.000 94.000 86.000 90.870 63.395 600.812 103.000 199.000 300.000 250.801 174.970 9 Investasi Rp. Juta 1.005.245 1.132.462 1.122.352 1.131.223 1.133.164 10 Tenaga Kerja Orang 269.200 165.675 169.765 Sumber: Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (2016)

III. PERKEMBANGAN INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN.....LANJUTAN Industri Crumb Rubber NO. URAIAN SATUAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 Sept 2015* 1 Jumlah Perusahaan Unit 188 2 Kapasitas Izin Ton/th 2.515.400 2.817.248 3.746.634 3 Produksi Riil 2.463.265 2.544.213 2.562.118 3.257.553 3.153.000 2.069.936 4 Konsumsi Ton 23.171 82.430 480.000 612.000 401.776 5 Ekspor 2.452.794 2.478.883 2.370.136 2.626.763 2.600.000 1.706.893   Ribu US$ 7.601.905 11.415.986 7.626.725 6.706.864 2.962.581 1.944.926 6 Impor 12.700 17.100 16.400 27.100 25.800 16.938 Ribu USS 6.481 21.626 19.501 12.040 9.104 5.977 7 Investasi Rp. Juta 5.335.426 5.975.677 6.675.225 6.872.654 8 Tenaga Kerja Orang 24.740 26.450 26.564 Sumber: Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan (2016)

IV. ANALISIS SWOT Industri Pulp Dan Kertas Kekuatan Daya saing industri pulp & kertas Indonesia cukup tinggi (pulp serat pendek No. 9 dunia, dan kertas No. 6 dunia). Ikilm tropis yg memungkinkan tanaman dpt tumbuh lebih cepat. Adanya potensi pengembangan bahan baku (HPK masih cukup luas). Potensi bhn baku non-kayu (abaka, tandan konsong kelapa sawit, dll). Teknologi proses pulp dan kertas telah dikuasai dan hampir semua jenis kertas sudah dapat diproduksi di D.N. Dukungan BBPK dan ATPK. Kelemahan Masih tingginya impor pulp serat panjang. Belum dikuasainya teknologi rancang bangun dan perekayasaan permesinan pulp & kertas. Sulitnya proses perizinan perolehan HTI baru. Masih rendahnya pengumpulan kertas bekas di D.N., shg impornya masih tinggi. Kesempatan Jml penduduk yg besar dan konsumsi kertas per kapita di Indonesia masih rendah yaitu baru 32,6 kg. Menurunnya peranan NORSCAN (Norwegia, Swedia dan Scadinavia) sebagai penyuplai utama pulp dan kertas dunia. Ancaman : Tuntutan lingkungan (eco-label). Berkembangnya teknologi informasi mengarah ke paperless. ketentuan impor limbah non B3 dimana kertas bekas sebagai bahan baku industri pulp dikategorikan sebagai limbah

IV. ANALISIS SWOT.........LANJUTAN Industri Hilir Kelapa Sawit Kekuatan : Ketersediaan b.b CPO dan CPKO berlimpah. Bbrp lembaga riset dan P.T. memfokuskan R & D di bidang ind. turunan CPO, seperti : PPKS-Medan, SRDC (IPB-Bogor), BBIA, BPPT, dll. Adanya dukungan kebijakan, a.l. Penerapan BK; Tax Holiday; Tax Allowance; pembebasan BM impor mesin, barang dan bahan; tersedianya Dana Pungutan Sawit. Tersedianya kawasan industri khusus sbg pusat pengembangan ind. turunan CPO spt : Sei Mangke-Sumut; Dumai Pelintung-Riau dan Bontang-Kaltim. Kelemahan : Masih terbatasnya ketersediaan infrastruktur, termasuk di kawasan-kawasan industri pusat pengembangan industri berbasis CPO. Belum sinerginya kerjasama antar lembaga riset. Belum matching-nya R & D dgn kebutuhan industri. Belum dikuasainya teknologi proses produksi , termasuk rancang bangun dan perekayasaan mesin/peralatan. Banyak hasil-2 riset yang tidak ditindaklanjuti. Masih terbatasnya penyediaan SDM yang qualified di bidang industri turunan CPO. Belum adanya Balai Khusus yang menangani hilir kelapa sawit Kesempatan : Jumlah penduduk yg besar. Produk hilir industri turunan CPO sangat luas dan banyak yg mrpk keb. sehari-hari, spt : bahan makanan (minyak goreng, mentega, CBS, dll); bahan bakar (bio-diesel, bio-avtur), farmasi (betakaroten, tocoferol, tocotrienol), personal care (detergent, sabun, dll); bio-lub; bio-plastik; surfaktan, dll. Nilai tambah yang sangat besar dari Industri Hilir Kelapa Sawit Ancaman : Negative campaign. Masih adanya kebijakan yg kontra produktif, spt : masih tingginya subsidi bhn bakar dari fosil. Teknologi dan pasar produk intermediate serta hilir CPO dikuasai oleh bbrp MNC (spt : Unilever, Kao, Protec & Gambler).

IV. ANALISIS SWOT.........LANJUTAN Industri Furniture Kayu Kekuatan Industri furniture memiliki nilai tambah tertinggi dibandingkan industri pengolahan kayu lainnya. Adanya Pusat Desain Furniture Kayu di Jepara. Adanya terminal kayu di beberapa daerah (di Jateng dan Sulut). Banyaknya jumlah perajin furniture di Indonesia. Masih adanya hutan (HPH, HPK, Perhutani, Hutan Rakyat) sbg sumber bahan baku. Masih adanya potensi pengembangan bahan baku alternatif (spt: kayu kelapa sawit yg tdk produktif lagi, kayu karet,dll). Kelemahan Lokasi pusat-pusat industri furniture pada umumnya berjauhan dengan lokasi sumber-sumber bahan baku kayu. Makin terbatasnya pasokan bahan baku kayu dengan kualitas yang baik Terbatasnya SDM yang menguasi bidang desain dan teknik produksi. Terbatasnya penguasaan teknologi kayu engineering (finger jont, laminating). Belum optimalnya peranan Pusat Desain dan Terminal Kayu Terbatasnya pameran produk-produk furniture. Kesempatan Besarnya permintaan di DN dan ekspor. Furniture masuk kelompok industri kreatif dan fashionable, dinamika pasar cukup tinggi. Pasar Eropa, AS dan Jepang mulai menerapkan regulasi terkait legalitas kayu dan di Indonesia telah memiliki SVLK untuk menembus pasar tersebut Hambatan/Gangguan Tuntutan masalah lingkungan dan Negative campaign. Persaingan dengan produk-produk sejenis dari impor. Banyaknya retribusi daerah yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi.

IV. ANALISIS SWOT.........LANJUTAN Industri Pengolahan Rotan Kekuatan Indonesia merupakan negara penghasil rotan terbesar di dunia. Diperkirakan 85% bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia. Ada kebijakan larangan ekspor rotan asalan, sehingga dapat membantu ketersediaan bahan baku di dalam negeri. Adanya Pusat Desain Furniture Rotan di Cirebon. Bahan baku rotan masuk kategori ramah lingkungan. Kelemahan Belum adanya litbang yang khusus meneliti mengenai pemanfaatan rotan, sehingga belum semua rotan yang tumbuh di Indonesia dapat dimanfaatkan. Terbatasnya SDM yang menguasai bidang desain dan proses produksi. Belum optimalnya peranan Pusat Desain Furniture Rotan di Cirebon dalam mendukung kebutuhan desain para perajin IKM. Kesempatan Peluang pasar furniture rotan, baik di dalam maupun di luar negeri. Di Indonesia terdapat 312 jenis rotan sedangkan yang dimanfaatkan secara komersial hanya 16 jenis dan pada dasarnya seluruh jenis rotan dapat dimanfaatkan Hambatan/Gangguan Masih adanya penyelundupan rotan. Persaingan dengan produk-produk sejenis (khususnya dari China). Adanya saingan dengan rotan sintetis.

IV. ANALISIS SWOT.........LANJUTAN Industri Crumb Rubber Kekuatan Areal perkebunan karet terluas di dunia +3,6 juta ha sbg sumber bahan baku. Teknologi pengolahan crumb rubber telah dikuasi. Adanya Consorsium Tripartit antara Indonesia, Malaysia dan Thailand Kelemahan Kapasitas terpasang pabrik crumb rubber jauh melebihi ketersediaan bahan olah karet, akibatnya bahan olah karet (bokar) sejelek apapun diterima pabrik. Produktivitas tanaman karet lebih rendah dibandingkan di Thailand dan Malaysia. Mutu bokar yang jelek (kotor), menyebabkan biaya produksi relatif tinggi dan produk crumb rubber yg dihasilkan relatif rendah. Ada potensi pencemaran lingkungan (terutama bau). Kesempatan Peluang pemasaran produk karet masih cukup terbuka baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Pemanfaatan karet alam dalam pengembangan inprastruktur di dalam negeri (jalan, dokpender, dsb) Hambatan/Gangguan Adanya negara pesaing yang tidak masuk consorsium (terutama Vietnam), shg sulit mengendalikan suplai karet dunia, menyebabkan harga dunia terpuruk. Persaingan dengan karet sintetis.

V. KEBIJAKAN DAN ARAH PENGEMBANGAN Industri Turunan CPO Mendorong hilirasi sawit, melalui promosi investasi dengan mensosialisasikan berbagai faslitas atau insentif yang mendukung pengembangan industry turunan CPO, terutama yang diamanatkan pada RIPIN dan KIN. Mengawal terus pengembangan infrastruktur di Kawasan Industri Sei Mangke, Dumai dan Bontang, serta pengisian industrinya. Mensinergikan berbagai lembaga riset yang memfokuskan R & D di bidang produk-produk turunan CPO (baik yang melakukan pengembangan produk-produk baru maupun perekayaan mesin/peralatan) dalam rangka mewujudkan kemandirian pada jangka panjang. Mendukung dilakukannya Pilot Project untuk mengangkat hasil-hasil R & D, sampai dengan komersialisasinya dengan melibatkan pemangku kepentingan. Pada jangka pendek adalah betakaroten, untuk mengurangi impor Vit. A, yang harus dilakukan terkait program SNI Wajib Minyak Goreng Sawit yang difortifikasi dengan Vit. A. Memfasilitasi kemungkinan dilakukannya aliansi strategis antara pebisnis local dengan pelaku usaha global (MNC) di bidang industry turunan sawit. Tahapan hilirisasi turunan CPO: Short Term (2011-2015) Medium Term (2016-2020) Longterm (2020-2050) Fokus pada optimalisasi kapasitas terpasang, peningkatan kapasitas refinery dan biodiesel, dan penguatan iklim usaha investasi. Focus pada produk hilir dengan “distinctive aspect” untuk mendukung ketahanan pangan dan memenuhi kecukupan nutrisi masyarakat. Fokus pada produk canggih sawit sebagai substitusi produk sejenis yang tidak terbarukan (non-renewable, green products) Fokus produk : minyak goring, lemak padatan pangan, asam lemak dan alcohol lemak, serta biodiesel. Fokus produk : betacarotene, tocoferol, tocotrienol, protein sel tunggal, personal care. Contoh : bio-asphalt, bio-surfactant, bio-polimer, bio-avture, bio-lube, bio-plastic.

V. KEBIJAKAN DAN ARAH PENGEMBANGAN....LANJUTAN Industri Pulp dan Kertas Kajian pengembangan industry pulp serat pajang dengan bahan baku abaca. Pengembangan SNI dalam rangka peningkatan daya saing melalui revisi/penyusunan SNI baru. Peningkatan pengumpulan kertas bekas dari dalam negeri melalui pengembangan lapak-lapak kertas bekas di berbagai daerah. Penyusunan buku pedoman manejemen lingkungan dan pemanfaatan limbah. Usulan pemberlakuan SNI wajib untuk kertas pembungkus makanan. Implementasi SKKNI Industri Furniture Kayu Pengembangan bahan baku kayu alternative melalui pilot project pemanfatan limbah kayu kelapa sawit. Mendukung pengembangan pemanfatan teknologi kayu engineering. Mengoptimalkan pemanfaatan terminal-terminal kayu yang telah ada dan mengembangkan terminal kayu baru di daerah-daerah pusat pengembangan industry furniture yang jauh dari sumber bahan baku kayu. Mengoptimalkan pemanfaatan Pusat Desain Furniture Kayu Memperbanyak frekwensi lomba desain furniture kayu. Meneruskan pelaksanaan program pameran di dalam dan di luar negeri untuk pengembangan akses pasar dan memelihara konsumen tradisional. Memperbanyak pelatihan di bidang proses produksi dan desain furniture kayu.

V. KEBIJAKAN DAN ARAH PENGEMBANGAN....LANJUTAN Industri Pengolahan Rotan Mempertahan kebijakan larangan ekspor rotan asalan. Mengoptimalkan pemanfaatan terminal-terminal rotan di daerah-daerah sumber bahan baku. Mengoptimalkan pemanfaatan Pusat Desain Furniture Rotan. Memperbanyak frekwensi lomba desain furniture rotan. Meneruskan pelaksanaan program pameran di dalam dan di luar negeri untuk pengembangan akses pasar dan memelihara konsumen tradisional. Memperbanyak pelatihan di bidang proses produksi dan desain furniture rotan. Industri Crumb Rubber Menyusun SNI bokar yang bersih (premium). Mempertahankan kebijakan DNI untuk investasi baru di bidang industry crumb rubber. Menyusun buku panduan manajemen lingkungan pada industry crumb rubber. Mendorong pengaktifan kembali pengendalian suplai crumb rubber ke pasar dunia melalui perluasan kerjasam Consorsium Industri Karet Alam yang semula hanya terdiri dari dunia menjadi efektif kembali. Mendorong penyerapan crumb rubber di dalam negeri dengan pemanfaat dalam program inprastruktur seperti Aspal karet, Bantalan Jembatan, Dock fender dermaga, dll

VI. KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2016 Penyusunan rekomendasi terkait iklim usaha industri hasil hutan dan perkebunan Penyusunan rekomendasi terkait pengembangan desain furniture kayu dan rotan Penyusunan rekomendasi terkait infrastruktur industri kimia hasil hutan, pertanian dan perkebunan Pendampingan dan mentoring aplikasi sertifikasi sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) dan dokukmen V-Legal untuk industri furniture dan kerajinan kayu Penyusunan dokumen kajian DED Pengembangan Indusri Pengolahan Kayu berbasis bahan baku alternatif Partisipasi dalam kegiatan forum kerjasama International bidang industri hasil hutan dan perkebunan Penyusunan/penyempurnaan standar furniture, pulp kertas dan crumb rubber Pembinaan teknis standardisasi dan teknologi Industri Hilir kelapa sawit dan bahan bakar nabati Penyusunan rancangan SKKNI Industri Furniture, industri percetakan dan Industri Hilir kelapa sawit dan bahan bakar nabati Implementasi SKKNI dan fasilitasi sertifikasi SDM bidang Industri pulp dan kertas

VI. KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2016.........LANJUTAN Bantuan mesin peralatan untuk industri pengolahan kayu Bantuan mesin peralatan Pilot Project Aditif Aspal Berbasis Crumb Rubber Pelatihan SDM Industri Percetakan bidang manajemen Pemasaran Pelatihan SDM Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Bidang aplikasi industri hijau Pelatihan SDM Industri furniture bidang teknik produksi (finishing) dan bidang desain Pelatihan SDM Industri Karet Remah dalam bidang konservasi energi dan bidang SML ISO 14000;2004 Pelatihan penerapan pembuatan chipboard dalam rangka pemanfaatan limbah padat industri pulp dan kertas Pelaksanaan promosi investasi industri hilir kelapa sawit Promosi Industri hasil hutan dan perkebunan pada pameran bertaraf international baik di dalam maupun di luar negeri

VII. RENCANA KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2017 Pendampingan dan Mentoring Aplikasi Sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) dan Dokumen V-Legal untuk Industri Furnitur dan Kerajinan Kayu Penyusunan/penyempurnaan Rancangan Standar produk industri hasil hutan dan perkebunan penyusunan rancangan SKKNI SDM industri hasil hutan dan perkebunan Implementasi SKKNI dan pembiayaan sertifikasi SKKNI SDM industri hasil hutan dan perkebunan Bantuan mesin peralatan pengembangan industri hasil hutan dan perkebunan Pelatihan pengembangan SDM Industri crumb rubber Pelatihan pengembangan SDM industri pulp dan kertas Pelatihan pengemabangan SDM Industri furniture dan pengolahan kayu Partisipasi dalam kegiatan forum kerjasama international bidang industri hasil hutan dan perkebunan Pelaksanaan pameran di dalam dan luar negeri dalam rangka promosi industri hasil hutan dan perkebunan Pelaksanaan promosi investasi industri hilir kelapa sawit Penyusunan dokumen perencanaan, monitoring dan evaluasi kinerja industri hasil hutan dan perkebunan Penyusunan rekomendasi kebijakan terkait iklim usaha dan investasi industri hasil hutan dan perkebunan Implementasi Pilot Project Aditif Aspal Berbasis Crumb Rubber

TERIMA KASIH