Gizi Pada Lansia Oleh: Rini Amelia 140031
Perubahan Yang Dapat Terjadi Pada Lansia a.Perubahan anatomi dan fisiologi Menua (aging) meruakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi dan berakhir saat kematian. Selam periode pertumbuhan, proses anabolisma melampaui proses katabolisma. Pada saat tubuh sudah mencapai tingkat kematangan fisiologik, kecepatan katabolisma atau proses degenerasi lebih besr daripada kecepatan proses regenerasi sel (anabolisma). Akibat yang timbul adalah hilangnya sel-sel yang berdampak dalam bentuk penurunan efisiensi dan gangguan fungsi organ(Whitney, Catalgo, Rolfes, 1987; Prodrabky, 1992). Dengan demikian menua ditandai dengan kehilangan secara progresif lean body mass (jaringan aktif tubuh) dan perubahan- perubahan di semua system di dalam tubuh manusia. Berikut ini adalah perubahan fisiologik yang berhubungan dan mempengaruhi status gizi lansia
b.Alat indera Indera pengecap, pencium dan penglihatan menurun yang akan secara langsung dan tak langsung mempengaruhi nafsu makan dan asuapan makanan. Papila pengecap mulai mengalami atrofi pada usia 50 tahun, dari jumlah 245 pada anak menjadi hanya 88 pada usia 74-85 tahun. Terjadi penurunan sensitifitas terhadap rasa manis dan asin. Selain itu muncul glossodyna atau nyeri pada lidah.
c.Saluran cerna/digestif Terjadi perubahan-perubahan pada kemampuan disgesti dan absorbsi yang terjadi sebagai akibat hilangnya opioid endogen dan efek berlebihan dari kolesistokin. Akibat yang muncul adalah anoreksia. Penyakit periodonsia dan gigi palsu yang tidak tepat akan makin memberikan rasa sakit dan tak nyaman saat mengunyah. Selain itu sekresi ludah juga menurun hingga terjadi gangguan pengunyahan dan penelanan. Hipoklorhidria yang terjadi oleh karena berkurangnya sel-sel parietal mukosa lambung akan mengakibatkan penurunan absorpsi kalsium dan non-hem-iron. Terjadi pula overgrowth bakteri yang akan menurunkan bioavailability B12, malabsorbsi lemak, fungsi asam empedu yang menurun dan diare. Selain itu terjadi penurunan motilitas usus, hiungga terjadi konstipasi.
d.Metabolisma Pada lansia dapat terjadi penurunan toleransi glukosa yang akan mengakibatkan kenaikan glukosa di dalam plasma sekitar 1,5 mg/dl untuk tiap dekade umur. Hal ini terjadi mungkin karena penurunan produksi insulin atau karena respon jaringan terhadp insulin yng menurun. Metabolisma basal (BM) menurun sekitar 20% antara usia 30-90 tahun. Hal ini terjadi karena berkurangnya lean body mass pada lansia. e.Ginjal Fungsi ginjal menurun sekitar 50 % antara usia 30-80 tahun. Reaksi respon asam basa terhadap perubahan-perubahan metabolik melambat. Pembuangan sisa-sia metabolisma protein dan elektolit yang harus dilakukan ginjal akan merupakan beban tersendiri.
.Keadaan Gizi Lansia definisi lansia Manusia lanjut usia mereka yang telah berumur 65 tahun ke atas. Durmin (1992) membagi lansia menjadi young elderly (65 – 74 tahun) dan older elderly (75 tahun) Munro dkk.,(1987) mengelompokkan older elderly ke dalam 2 bagian, yaitu usia 75 – 84 tahun dan 85 tahun Di Indonesia, M. Alwi Dahlan menyatakan bahwa orang dikatakan lansia jika telah berumur di atas 60 tahun
.Pedoman Umum Gizi Seimbang Untuk Lansia Khusus untuk Indonesia, Departemen Kesehatan telah menerbitkan Pedman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (DepKes, 1995) yang berisi 13 pesan dasar gizi seimbang bagi lansia dengan dasar PUGS dan dengan memeprtimbangkan pengurangan berbagai resiko pentyakit degenerasi yang dihadapi para lansia. Makanlah aneka ragam makanan Makanlah sumber karbohidrat kompleks (serealia dan umbi) Batasi minyak dan lemak secar berlebihan Makanlah sumber zat besi secara bergantian antara sumber hewani dan nabati. Minumlah air yang bersih, aman, dan cukup jumlahnya dan telah didihkan Kurangi konsumsi makanan jajanan dan minuman yang tinggi gula murni dan lemak. Perbanyak frekuensi makanhewani laut dalam menu harian. Gunakanlah garam berodium, namaun batasilah penggunaan garam secar berlebihan, kurangi konsumsi makanan dengan pengawaet
Kebutuhan Gizi Pada Lansia .Kalori Kebutuhan akan kalori menurun sejalan dengan pertambahan usia, karena metabolisme seluruh sel dan kegiatan otot berkurang .Protein Gersovitz (1982) menganjurkan asupan protein sebesar 1,0 g/kg berat badan/hari untuk mempertahankan keseimbangan protein, Kebutuhan akan protein meningkat sebagai tanggapan atas stress fisiologis seperti infeksi, luka baker, patah tulang dan pembedahan .Karbohidrat Karbohidrat yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah sekitar 55 – 60% dari kalori total .Lemak Asupan lemak dibatasi, batas maksimal 20 – 25% dari energi total. Kelebihan dan kekurangan lemak diwujudkan dalam bentuk kadar kolesterol darah
Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Gizi Pada Lansia 1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong. 2.. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit. 3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran. 4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. 5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi. 6. Penyerapan makanan di usus menurun
Menu Sehat Bagi Lansia Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak seperti santan, mentega dll.
Berikut ini adalah beberapa tips perencanaan makanan untuk usia lanjut : Kebutuhan kalori usia lanjut relatif lebih rendah dibandingkan ketika masih muda karena tingkat aktivitas tubuh yang berkurang. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk usia lanjut di Indonesia adalah 1850 kalori untuk wanita dan 2000 kalori untuk pria Kurangi konsumsi makanan tinggi kalori untuk menjaga agar berat badan tetap ideal. Konsumsi karbohidrat sehari sekitar 60% dari total kalori. Makanan sumber karbohidrat adalah nasi, roti,mie, jagung, tepung terigu, kentang pasta, ubi, singkong, dll. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana seperti gula pasir, sirup, dll. Dianjurkan untuk mengkonsumsi sumber protein berkualitas baik seperti susu, telur, ayam tanpa kulit, tempe, dan tahu. Protein yang dikonsumsi sebaiknya berjumlah 15-20% dari total kalori atau sekitar 40-74 gram sehari.
Langkah – langkah Hidup Sehat Untuk Lansia Olah raga yang teratur dan sesuai Olah raga usia lanjut tidak perlu berlebihan, patokan olah raga lansia yaitu beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding. Beberapa contoh olah raga yang sesuai dengan batasan tadi adalah jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukut, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Istirahat, tidur yang cukup Tidur ini bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan immunitas atau kekebalan tubuh, mempercepat proses penyembuhan penyakit, juga pada saat tidur tubuh memperbaiki jaringan tubuh yang mengalami kerusakan. Oleh karena itu orang pada umumnya akan merasa segar setelah istirahat. . Menjaga kebersihan Lansia harus menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan, kebersihan ruangan dan juga pakaian dimana dia tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah mandi dua kali sehari, mencuci tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu, sikat gigi setelah selesai
Terimakasih