Kekuasaan & Legitimasi KAJIAN POLITIK INTERMEDIARY

Beberapa Pertanyaan: Jika Anda mendengar kata kekuasaan apa yang muncul dibenak anda? Jika Anda melakukan penelitian tentang kekuasaan, Apa yang Anda lakukan? Dari mana Anda memulai?

Pertanyaan Konseptual: Apa yang dimaksud dengan kekuasaan ? Siapa saja yang memilikinya dan apa saja sumber-sumber kekuasaannya? Bagaimana menjalankan kekuasaan yang mereka miliki tersebut?

Simpul Perdebatan Kekuasaan adalah sebagai milik dan/atau hubungan antar dua atau lebih kesatuan. Hubungan kekuasaan biasanya bersifat tidak seimbang satu pelaku mempunyai kekuasaan yang lebih besar dari pelaku lain. Ketidakseimbangan itu disebabkan perbedaan akses/penguasaan sumberdaya kekuasaan. Kekuasaan bekerja dalam ruang lingkup tertentu, menyangkut sasaran tertentu. Penyelenggaraan kekuasaan dapat dilakukan dengan cara yang berbeda (dari kekerasan hingga persuasi). Kekuasaan berkaitan dengan legitimasi: keyakinan anggota-anggota masyarakat bahwa wewenang yang ada pada seseorang, kelompok atau penguasa adalah wajar dan patut dihormati.

MENDEFINISIKAN POWER Power sebagai penguasaan sumber daya (power over...) Power sebagai kemampuan dari satu aktor untuk mempengaruhi aktor lain (power to...) Power sebagai kemampuan mendefinisikan diskursus (power of definition/discursive power) Kemampuan untuk mendisiplinkan (tubuh, pikiran).

Karakter ‘Power’ Kekuasaan tidak hanya terkait dengan pertanyaan apa, tapi bagaimana ia bekerja? Power tidak bisa dilihat semata dari penguasaan terhadap sesuatu (pengetahuan, ekonomi, jaringan, teknologi, otoritas, dll) yang sifatnya terbatas, dan habis dibagi. Yang paling penting adalah bagaimana power bekerja pada setiap aktor dalam relasinya dengan yang lain.

Power bukanlah komoditas, bukan posisi Power bukanlah komoditas, bukan posisi. Kekuasaan adalah aktivasi dari teknologi politik dan terkait dengan tubuh sosial. Power tidak sekedar bekerja dalam ruang-ruang kehidupan sosial tapi juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kekuasan bahkan terletak pada aspek yang sangat privat/intim dari tubuh manusia.

Basis Kekuasaan Weber Bourdiue tradisional karismatik legal rational   Bourdiue modal budaya  kekuasaan simbolik modal ekonomi  kekuasaan ekonomi modal politik  kekuasaan politik

Legitimacy Legitimacy, from the Latin legitimare: to declare lawful  rightfulness Legitimacy differs from legality in that the latter does not necessary guarantee that ‘government is respected or that citizens acknowledge a duty of obedience’

Legitimacy (Heywood, 2000) Political philosophers: treat legitimacy as moral or rational principle, as the grounds upon which governments may demand obedience from their citizens  the claim to legitimacy is thus more important than the fact of obedience Political scientists: view legitimacy in sociological terms, that is, as a willingness to comply with a system of rule regardless of how this is achieved  this position takes legitimacy to mean a belief in legitimacy ( a belief in the ‘right to rule’)

Relasi Kekuasaan, Kewenangan & Legitimasi Kemampuan utk menggunakan sumber-sumber yg mempengaruhi proses politik KEWENANGAN Hak moral utk menggunakan sumber-sumber yg membuat & melaksanakan keputusan politik (hak memerintah) LEGITIMASI Penerimaan & pengakuan masyarakat thdp hak moral tsb

3 Types of legitimation (Weber) Traditional Based on history and customs Charismatic The power of personal Legal-rational Framework of formal, legal rules

Cara Memperoleh Legitimasi Memanipulasi kecenderungan2 moral, emosional, tradisi, kepercayaan, & nilai2 budaya pd umumnya dlm bentuk simbol2 (ritualistik, sakral, retorik & mercusuar) SIMBOLIS Menjanjikan & memberikan kesejahteraan materiil kpd masyarakat, misal: menjamin keersediaan basic needs, fasilitas kesehatan & pendidikan, dll MATERIIL Menyelenggarakan pemilu utk menentukan pejabat publik dlm lembaga2 pemerintahan utk mengesahkan kebijakan publik PROSEDURAL

Converting Capital to Legitimacy Pierre Bourdieu Converting Capital to Legitimacy