Tujuan Pembelajaran Mahasiswa dapat memahami jalan komunikasi kreatif selain komunikasi verbal untuk menyampaikan pesan dan kesan lewat media desain Visual Wardrobe Mahasiswa mengetahui dan memahami aspek-aspek wacana referensial dan konsep-konsep tentang desain Visual Wardrobe Mahasiswa mengetahui dan dapat memahami tahapan-tahapan untuk membuat desain Visual Wardrobe dengan mengacu kepada prinsip-prinsip desain yang metodologis Mahasiswa mampu membuat dan merancang suatu bentuk aplikasi Visual Wardrobe yang sekiranya dapat diaplikasikan di dalam sebuah pertunjukan, pameran, ataupun eksibisi
Referensi 1. Chaney, David, Lifestyles, Sebuah Pengantar Komprehensif, terj. Nuraeni, Jalasutra, Yogyakarta, 2004 2. Barthes, Roland, Mythologies, Membedah Mitos-mitos Budaya Massa; Semiotika atau Sosiologi Tanda, Simbol dan Representasi, terj. Ikramullah Mahyudin, Jalasutra, Yogyakarta dan Bandung, 2007 3. Piliang, Yasraf Amir, Sebuah Dunia yang Dilipat; Realitas Kebudayaan Menjelang Milenium Ketiga dan Matinya Posmodernisme, Mizan, Bandung, 1998 4. Rakhmat, Jalaludin, Drs., M.Sc, Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001 5. Tinarbuko, Sumbo, ”Periode-periode Gaya Desain Grafis (Modern Akhir)”, Makalah Materi Kuliah Tinjauan Desain II, Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa – Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 2003
6. Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Komunikasi Visual, Jalasutra, Yogyakarta 2008 7. Tinarbuko, Sumbo, Semiotika Analisis Tanda pada Karya Desain Komunikasi Visual, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain – Universitas Kristen Petra, http://puslit.petra.ac.id/journals/design 8. Sumardjo, Jakob, Filsafat Seni, Penerbit ITB, Bandung 2000 9. Sutanto, T, ”Sekitar Dunia Desain Grafis/ Komunikasi Visual”, Pura-pura Jurnal DKV 2, Prodi DKV ITB, Bandung, 2005 10. Widagdo, Desain dan Kebudayaan, ITB, Bandung, 2005 11. Wijaya, Priscilia Yunita, ”Gambar Sebagai Alat Komunikasi Visual”, Jurnal Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain – Universitas Kristen Petra, http://puslit.petra.ac.id/journals/design
PENGERTIAN SEPUTAR VISUAL WARDROBE PERTEMUAN 1 PENGERTIAN SEPUTAR VISUAL WARDROBE
Seputar Pengertian Visual Wardrobe “Visual” menurut pengertian umum dan populer memiliki arti: mengenai penglihatan; berdasarkan penglihatan; dapat dilihat; terlihat, dan “Wardrobe”, apabila menilik dalam bahasa kamus memiliki pengertian: 1) tall cupboard for hanging clothes in, 2) person’s collection of clothes, 3) costumes of theatre company (Oxford Learner’s Pocket Dictionary, Oxford University Press, 1980, 1983, 1991) Jadi secara sederhana Visual Wardrobe dapat diberi pengertian sebagai: pakaian, perlengkapan, aksesori, maupun benda-benda atribut yang digunakan untuk (menarik) penglihatan, maupun sebagai daya ungkap komunikasi tertentu agar dapat dilihat.
Karena sifat dan fungsinya untuk menarik penglihatan (daya tarik), maka Visual Wardrobe bisa meliputi benda-benda apa pun. Misalnya sebut saja, mulai dari t-shirt, topi, bandana atau pun bros/ pin yang dipakai langsung oleh seorang figur, hingga benda-benda atribut (pendukung) yang diberi identitas dan kekhasan seperti backdrop, bentuk panggung, atau pun ‘benda-benda’ kesan citraan yang secara visual tampak, seperti layout (tata letak) dan penggunaan pencahayaan yang khusus di dalam ruangan pertunjukan, pameran atau pun eksibisi. Di dalam dunia advertising, broadcasting maupun komunikasi visual penerapan dan aplikasi Visual Wardrobe berfungsi sebagai media pendukung yang amat penting untuk menunjang sebuah
kesatuan penyampaian pesan dan kesan yang ingin dicapai dan dan memasuki benak penyimak (audience), atau katakanlah Visual Wardrobe adalah media komunikasi non verbal yang dapat menghasilkan sugesti tertentu yang diarahkan ke dalam benak penyimak (audience). Karena Visual Wardrobe terwujud di dalam suatu bentuk rupa, maka pertimbangan terapan komunikasi (non verbal)nya pun lebih mengacu kepada penyuguhan ide-ide kreatif yang mungkin termuat di dalam sebuah bentuk rancangan. Dan sebuah bentuk rancangan atau desain memiliki daya ungkap atau “bahasa”nya sendiri sebagai sampaian pesan dan kesannya, yaitu bahasa desain komunikasi visual.
Dalam beberapa uraian yang luas, komunikasi dapat berarti: Penyampaian perubahan energi dari suatu tempat ke tempat lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara. (Komunikasi 1) Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme. Pesan yang disampaikan. Proses yang dilakukan satu sistem untuk memengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan. (Teori Komunikasi) Pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain. (Kurt Lewin)
Pengertian di atas dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dari Dictionary of Behavioral Science di dalam bukunya Psikologi Komunikasi, 2001. Sementara itu untuk dapat memahami ranah fungsi desain Visual Wardrobe dan wilayah operasi bahasa komunikasinya yang mengarah kepada, dan merupakan bagian dari desain komunikasi visual, maka pengertian yang ditulis Sumbo Tinarbuko dari Umar Hadi (1993) dapat dijadikan rujukan: Sebagai bahasa, desain komunikasi visual adalah ungkapan ide dan pesan dari perancang kepada publik yang dituju melalui simbol berwujud gambar, bentuk, warna, tulisan dan lainnya.
Dan rujukan menurut apa yang dirumuskan T. Sutanto (1995): Desain komunikasi visual adalah apa yang berhubungan dengan penampilan rupa yang dapat dicerap orang banyak dengan pikiran maupun perasaannya; rupa yang mengandung pengertian makna, karakter serta suasana, yang mampu dipahami (diraba, dirasakan) oleh khalayak umum atau terbatas.
Aplikasi Visual Wardrobe