Tugas biologi dasar Nama : Muhammad Zainul Arifin NIM : 1504013 Prodi : Pend. Tek. Agroindustri Hari, Tanggal : Kamis, 10 Desember 2015
1.Perbedaan antara bakteri, fungi, algae dan virus Kelompok organisme yang tidak memiliki membran ini sel FUNGI Nama regum dari sekelompok besar makhluk hidup yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nurisi ke dalam sel-selnya ALGAE Organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata VIRUS Parasit mikroskop yang menginfeksi sel organisme biologis Prokariot Tidak memiliki klorofil Heterotrof atau auototrof (mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik) Aseksual (pembelahan biner) atau Paraseksual (transformasi, konjugasi dan transduksi) Menguntungkan atau Merugikan Eukariot Tidak memiliki klorofil Heterotrof dengan cara menyerap zat organik dari lingkungan Seksual (kontak gametangium dan konjugasi) atau aseksual (pembentukan spora) Saprofit, parasit dan mutual Memiliki klorofil Fotoautotrof Seksual (isogami dan oogami) atau aseksual (pembelahan diri, fragmentasi dan zoospora) Menguntungkan Aseluler (tidak memiliki sel) Heterotrof dengan cara menginfeksi inang Hanya dapat berkembang biak dalam sel hidup dengan cara menginfeksinya (secara litik dan lisogenik) Parasit obligat
2. Manfaat algae dan fungi bagi industri pangan Manfaat Alga bagi industri pangan Algae memiliki kandungan kimia yang sangat bermanfaat bagi kehidupan terkhusus pemanfaatannya dalam industri pangan. Algae mengandung hidrokoloid dan senyawa farmasetikal, karena itu rumput laut telah lama dimanfaatkan oleh nelayan dan masyarakat sebagai makanan sehari-hari, seperti di Jepang ada nori (Porphyraspp.), wakame (Undaria finaatifida), dan kombu (Laminaria digitata) serta di beberapa negara Eropa dikenal dulse (Palmaria palmate), laver (Porphyraspp.), sea lettuce (Ulva spp.), sea spaghetti (Himanthalia elongata), dan carragheen (Chondrus crispus). Di Indonesia sendiri algae banyak dimanfaatkan di bidang industri pangan seperti cendol, manisan, puding dan sebagainya. Agar, karaginan dan alginat ini adalah beberapa produk turunan algae yang masih bisa diolah atau diturunkan lagi menjadi produk yang sangat bermanfaat. Ganggang hijau dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella. Ganggang coklat penghasil asam alginat, sebagai bahan campuran es krim dan pakan ternak. Ganggang merah Eucheuma spinosum, Gracilaris, Gelidium merupakan penghasil agar-agar.
Manfaat Fungi bagi industri pangan Fungi bersifat saprofit dan karena sifatnya yang saprofit ini fungi dimanfaatkan pada proses fermentasi bagi industri pangan, seperti pada pembuatan anggur dan antibiotik penisilin. Selain karena sifat saprofitnya, banyak jenis jamur yang berukuran makrosopik dapat dikonsumsi seperti jamur tiram (Pleurotus ostreatus), jamur merang (Volvariela volvaceae), jamur kuping hitam (Auricularia polytricha), dan jamur shiitake (Lentinus edodes). Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan berprotein tinggi. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom. Rhizopus nigricans merupakan jenis jamur yang dapat dipergunakan untuk produksi asam fumarat. Rhizopus nodusus dapat diperguanakn untuk produksi asam laktat.
3. Dasar pengklasifikasian algae Ganggang atau alga memiliki kerajaan Protista, Alga adalah organisme fotosintetik yang sederhana. Hal yang mendasari pengklasifikasian algae adalah kandungan pigmen lain yang dominan. Berdasarkan dominasi pigmennya algae dapat diklasifikasikan menjadi : Algae coklat (Phaeophyta) dengan pigmen dominannya fukosantin Algae merah (Rhodophyta) dengan pigmen dominannya fikoeritrin Algae hijau (Chlorophyta) dengan pigmen dominannya klorofil Diatom (Bacillariophyta).
4. Pertumbuhan virus Virus hanya dapat tumbuh dan berkembang biak dalam sel hidup dengan cara menginfeksinya. Virus menginfeksi inangnya dengan dua cara yaitu secara litik dan lisogenik. Infeksi secara litik Fase absorpsi (fase penempelan) Dengan serabut ekornya, virus melekat di bagian tertentu dari dinding sel inang. Fase penetrasi/injeksi (fase memasukkan asam nukleat) Setelah dinding sel inang terhidrolisis (rusak) oleh enzim lisozim, maka DNA/RNA virus masuk ke dalam sel inang. Fase replikasi dan sintesis (fase pembentukan) Virus merusak DNA inang dan menggunakannya sebagai bahan untuk replikasi dan sintesis. Pada tahap replikasi, virus menyusun dan memperbanyak DNA nya. Dan pada tahap sintesis, virus membentuk selubung-selubung protein (kapsid) baru. Fase perakitan Komponen-komponen virus akan disusun membentuk virus-virus baru. Fase pembebasan (fase pemecahan sel inang) Sesudah virus dewasa, sel inang akan pecah, sehingga virus baru akan keluar. Infeksi secara lisogenik Fase absorpsi dan infeksi Fase penetrasi/injeksi Fase penggabungan DNA virus bergabung dengan DNA inang membentuk profag. Dalam bentuk profag, sebagian besar gen berada dalam fase tidak aktif, tetapi sedikitnya ada satu gen yang selalu aktif. Gen aktif berfungsi untuk mengkode protein reseptor yang berfungsi menjaga agar sebagian gen profag tidak aktif. Fase pembelahan Fase sintesis Fase replikasi Fase litik
Pertumbuhan virus
5. Bacteriophage Bacteriophage adalah virus yang menginfeksi dan beraplikasi dalam bakteri. Istilah ini berasal dari "bakteri" dan bahasa Yunani: φαγεῖν (phagein), "melahap". Bacteriophage terdiri dari protein yang merangkum genom DNA atau RNA, dan mungkin memiliki struktur yang relatif sederhana atau rumit. Genom mereka dapat mengkodekan sedikitnya empat gen, dan sebanyak ratusan gen. Phagein meniru didalam bakteri setelah suntikan genom mereka ke dalam sitoplasma. Bacteriophage adalah salah satu entitas yang paling umum dan beragam di biosfer.