KEGIATAN EKONOMI NASIONAL MODUL 6
Pendapatan Nasional Kegiatan Belajar i
Sejarah ekonomi makro Ekonomi makro merupakan suatu studi terhadap perilaku semua individu dan semua perusahaan secara bersama-sama dalam membuat suatu keputusan ekonomi dan bagaimana pelaku-pelaku tersebut berinteraksi satu sama lain dalam sebuah pasar. Diperkenalkan oleh JOHN MAYNARD KEYNES pada tahun 1936 lewat bukunya “GENERAL THEORY OF EMPLOYMENT”. Pendapat Keynes yang paling berpengaruh adalah menekankan pentingnya sisi permintaan dalam menggerakkan perekonomian menjadi lebih baik. Campur tangan pemerintah diperlukn dalam mempengaruhi permintaan agregat dengan melakukan berbagai kebijakan yang mendorong munculnya permintaan efektif masyarakat sehingga dapat menyerap output barang dan jasa yang ada dalam perekonomian.
Indikator Makro Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Tingkat penyerapan tenaga kerja atau tingkat pengangguran Tingkat kenaikan harga atau inflasi Neraca pembayaran atau Balance of payment
Pendapatan nasional Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh SIR WILLIAM PETTY dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional Inggris pada tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Namun, pendapat tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang bersangkutan diukur menurut harga pasar. Pendapatan Nasional adalah Nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam suatu periode (kurun waktu) dengan menggunakan faktor-faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut.
Manfaat perhitungan Pendapatan Nasional Gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian(tenaga kerja, barang modal, uang dan kemampun kewirausahaan) digunakan utk memproduksi barang dan jasa. Makin besar Pendapatan nasional, semakin baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya. Gambaran awal tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara. Alat ukur yang disepakati ttg tingkat kemakmuran suatu negara adalah pendapatan nasional per kapita. Yaitu besarnya Pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun ybs. Gambaran awal tentang masalah-masalah struktural (mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk maka perekonomian memp. Masalah dgn distribusi pendapatannya. Jika sebagian besar output nasional berasal dari sektor pertanian, maka perekonomian tsb berhadapan dgn masalah ketimpangan struktur produksi. Harus seimbang antara kontribusi sektor pertanian dengan sektor industri.
Jenis-jenis Pendapatan Nasional Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah nilai dari seluruh barang atau jasa akhir yang dihasilkan oleh suatu Negara dalam kurun waktu tertentu. Tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yg beroperasi di wilayah negara tsb. Produk Domestik Bruto atau Gross Domestic Bruto (GDP), yaitu keseluruhan nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dari factor produksi milik penduduk di suatu wilayah Negara pada kurun waktu tertentu. Termasuk barang dan jasa yang dihasilkan WNA di wilayah Indonesia. Hubungan PNB dan PDB : PNB = PDB – PFNLN + PFNDN Selisih antara PFNLN dg PFNDN adl Pendapatan Faktor Produksi Neto (PFN) PDB = PNB - PFNLN Jika PFN bernilai negatif artinya pembayaran thd pendapatan faktor-faktor LN lebih besar daripada penerimaan atas balas jasa faktor produksi domestik yg digunakan oleh perekonomian LN.
Perhitungan Pendapatan Nasional Cara Perhitungan menurut Pengeluaran Dengan menjumlahkan nilai pengeluaran dari semua pelaku ekonomi atas barang-barang jadi dan jasa-jasa yg diproduksi dalam perekonomian. Komponen-komponen : Sektor Rumah Tangga (C/Konsumsi) Sektor Swasta (I/Investasi) Sektor Pemerintah (G/Government) Sektor Asing (NX/Nilai ekspor) PDB = C + G + I + (X-M) dimana : C = Konsumsi RT G = konsumsi/pengeluaran pemerintah I = PMTDB X = ekspor M = Impor
OUTPUT SEKTORAL NEGARA ASTINA TAHUAN 2007 Cara Perhitungan Menurut Produk Neto Dengan menjumlahkan nilai tambah yang dihasilkan oleh berbagai sector dalam perekonomian. NT = NO – NI dimana : NT = nilai tambah NO = nilai output NI = nilai input antara TABEL OUTPUT SEKTORAL NEGARA ASTINA TAHUAN 2007
Cara Perhitungan Menurut Pendapatan Dengan menjumlahkan pendapatan pada setiap factor produksi. PN = w + I + r + π dimana : w = upah/gaji i = pendapatan bunga r = pendapatan sewa π = keuntungan
Produk nasional Bruto (GNP) Dikurang : Penyusutan (Depresiasi) = Produk Nasional Neto (NNP) Dikurang : Pajak Tidak Langsung Dikurang : Bayaran Pindahan Perusahaan Dikurang : Kesalahan Statistik Ditambah : Subsidi = Pendapatan Nasional (NI) Dikurang : Keuntungan perusahan yg tidk dibagi (Laba ditahan) Dikurang : Pembayaran asuransi social (Social security) Dikurang : Pajak yg dikenakan oleh pemerintah terhadap perusahaan Dikurang : Dana pensiun Ditambah : Pendapatan bunga pinjaman dari pemerintah dan konsumen Ditambah : Pembayaran pindahan pemerintah dan perusahaan = Pendapatan Pribadi Dikurang : Pajak pendapatan personal = Pendapatan Pribadi Disposabel
Peranan Pemerintah dalam kegiatan ekonomi Kegiatan Belajar 2
Pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil Setiap Negara menginginkan pertumbuhan ekonomi terus berlanjut secara positif. Ada saatnya pertumbuhan ekonomi terus naik sampai mencapai suatu tingkat ekonomi yang tinggi disebut Booming Economics. Pergerakan ekonomi yang naik dan turun disebut dengan Business cycle atau Konjungtur Ekonomi. Resesi PDB Gambar Siklus Ekonomi C A Pemulihan PDB Resesi B TAHUN
Kenaikan Harga Atau Inflasi Ada tingkat dimana inflasi masih dapat ditoleransi dan harus diperhatikan secara serius. Tingkat inflasi 4-6% dianggap tingkat yang rendah dan masih dalam ambang batas toleransi. Tetapi jika 10% maka diperlukan kebijakan pemerintah untuk meredam agar inflasi tidak terus meningkat. INFLASI disebabkan oleh : Terlalu tingginya permintaan agregat yang tidak bisa diikuti oleh penawaran agregat (demand pull inflation) sehingga terjadi persaingan di antara para konsumen yang akan menyebabkan naiknya harga-harga. Biaya produksi yang meningkat yang mengakibatkan naiknya harga barang-barang yang dijual (cost push inflation)
Tingkat Pengangguran Klasifikasi penduduk : Penduduk Usia Kerja (10 – 65 tahun) Angkatan kerja yaitu penduduk usia kerja yang sedang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja yaitu usia kerja yang tidak berniat bekerja spt mahasiswa dan ibu rumah tangga. Penduduk Bukan Usia Kerja Persentase dari angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja disebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Pengangguran adalah sejumlah orang yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan.
Semakin tinggi jumlah pengangguran maka semakin buruk kinerja ekonominya. Tingkat pengangguran 4-6% untuk tingkat pengangguran moderat. Diatas itu harus mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Neraca pembayaran Neraca Pembayaran adalah neraca yang mencatat arus masuk dan keluarnya dana dari dalam negeri ke luar negeri atau sebaliknya. Neraca pembayaran terdiri dari neraca perdagangan dan neraca modal.
Bentuk-Bentuk Kebijakan Makro Ekonomi Kebijakan Fiskal, merupakan kebijakan pemerintah dalam membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Kebijakan Moneter, merupakan kebijakan pemerintah yang dilaksanakan oleh Bank sentral untuk mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian melalui berbagai instrument kebijakan moneter. Kebijakan segi penawaran, bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan- perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga lebih murah dengan mutu yang baik. Kebijakan Pendapatan, bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan, dengan melakukan subsidi terhadap pihak yang mempunyai pendapatan rendah, dengan cara menarik pajak dari pihak yang mampu.