UPAYA MEWUJUDKAN MASYARAKAT BERPERILAKU GIZI SEIMBANG
CIRI BANGSA MAJU KEADAAN GIZI
KEADAAN GIZI
Kwalitas makanan dan minuman
Kwantitas makanan dan minuman
53,1% HASIL RISKESDAS 2013 Ggl : 53,1% 61,5% 93,5%
Meningkatkan resiko penyakit infeksi Asupan gizi ≠ optimal Meningkatkan resiko penyakit infeksi Penyakit jantung Stroke Hipertensi DM Kanker
SITUASI GIZI DI INDONESIA Double Burden KELEBIHAN GIZI KEKURANGAN GIZI Gizi Lebih KVA controlled emerging 11,9% GAKI PTM Gizi Kurang 19,6% Diabetes Melitus 2,1% Gagal Ginjal 0,2% Stroke 12,1% Jantung Koroner 1,5% Hipertensi 25,8% Kanker 1,4% Stunting un-finished 37,2% Anemia 37,1% bumil 28,1%balita Bila kita melihat lebih dalam, saat ini pada masalah kekurangan gizi, kita sudah bisa mengontrol masalah Kurang Vitamin A dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium, namun masih harus terus bekerja keras dalam mengatasi masalah gizi kurang, stunting, dan anemia. Berdasarkan Riset Kesehatan dasar tahun 2013 prevalensi kurang gizi dan pendek di Indonesia saat ini masih cukup tinggi, masing-masing 19,6% dan 37,2%. Pada masalah anemia gizi besi, disamping prevalensi yang masih tinggi yaitu sebesar 37,1% pada ibu hamil, masalah anemia juga terjadi pada anak balita yaitu sebesar 28,1%. Pada masalah kelebihan gizi, Indonesia sudah mulai dikhawatirkan dengan masalah gizi lebih pada balita yang sudah mencapai 11,9% yang berujung pada peningkatan risiko Penyakit Tidak Menular (PTM). Tidak hanya karena kelebihan gizi, PTM juga nyatanya diketahui sebagai dampak dari gagalnya pemenuhan kebutuhan gizi pada masa awal kehidupan. Keadaan ini akan mendorong terjadinya rekayasa sel-sel DNA pada anak dan akibatnya, tubuh anak akan lebih mudah gemuk tapi pendek. Kondisi ini akan membuat anak-anak dengan tubuh pendek lebih berisiko mengalami berbagai penyakit tidak menular pada saat dewasa, seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner dan stroke.
DAMPAK AKIBAT GANGGUAN GIZI PADA MASA JANIN (Analisis Kausalitas) Bagaimana dampak yang terjadi ?? … Status gizi dan kesehatan ibu dan anak sebagai penentu kualitas sumber daya manusia, semakin jelas dengan adanya bukti bahwa status gizi dan kesehatan ibu pada masa pra-hamil, saat kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode yang sangat kritis. Apabila dihitung dari sejak hari pertama kehamilan, kelahiran bayi sampai anak usia 2 tahun, maka periode ini merupakan periode 1000 hari pertama kehidupan manusia. Periode ini telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan, oleh karena itu periode ini ada yang menyebutnya sebagai "periode emas", "periode kritis", dan Bank Dunia (2006) menyebutnya sebagai "window of opportunity" Walaupun remaja putri secara eksplisit tidak disebutkan dalam 1000 HPK , namun status gizi remaja putri atau pranikah memiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatan kehamilan dan kelahiran, apabila remaja putri menjadi ibu. Periode seribu hari, yaitu 270 hari selama kehamilannya dan 730 hari pada kehidupan pertama bayi yang dilahirkannya, merupakan periode yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan, dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua. serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.
GIZI SEIMBANG
Mencegah risiko gizi lebih dan gizi kurang GIZI SEIMBANG Mencegah risiko gizi lebih dan gizi kurang Kebutuhan Pengeluaran X
PERATURAN MENTERI KESEHATAN No 41 TAHUN 2016 PEDOMAN GIZI SEIMBANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN No 41 TAHUN 2016
PIRING MAKANKU, SAJIAN SEKALI MAKAN
10 PESAN GIZI SEIMBANG (Keluarga – Masyarakat dan Institusi) Syukuri dan Nikmati Aneka Ragam Makanan, setiap kali Makan Banyak Makan Sayuran dan Cukup Buah-buahan Biasakan Mengonsumsi Lauk Pauk yang Mengandung Protein Tinggi Biasakan Mengonsumsi Aneka Ragam Makanan Pokok Batasi Konsumsi Pangan Manis, Asin dan Berlemak Biasakan Sarapan Minum Air yang cukup dan Aman Biasakan Membaca Label pada Kemasan Pangan Cuci Tangan Pakai Sabun dengan Air Bersih Mengalir Lakukan Aktivitas Fisik yang Cukup dan Pertahankan Berat Badan Normal` PESAN GIZI SEIMBANG
PERILAKU GIZI SEIMBANG “ Perilaku Konsumsi Pangan dan Hidup Sehat Sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang Berdasarkan Prinsip 4 Pilar ”
Mengonsumsi Anekaragam Pagan yang Cukup Baik Jenis dan Jumlahnya PILAR I Mengonsumsi Anekaragam Pagan yang Cukup Baik Jenis dan Jumlahnya
PILAR 2 Membiasakan Hidup Bersih Utamanya Mencuci Tangan Pakai Sabun dengan Air yang Mengalir
Melakukan Aktifitas Fisik Termasuk Olah raga PILAR 3 Melakukan Aktifitas Fisik Termasuk Olah raga
PILAR 4 Memantau Berat Badan Secara Teratur (sebulan sekali) untuk Membertahankan Berat Badan Normal
Pesan Gizi Seimbang untuk Usia Lanjut Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan Biasakan mengonsumsi makanan sumber kalsium seperti ikan dan susu Biasakan mengonsumsi makanan berserat Batasi mengonsumsi makanan yangmengandung tinggi natrium Minumlah air putih sesuai kebutuhan Tetap melakukan aktivitas fisik Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak
PENYAMPAIAN PESAN PRILAKU GIZI SEIMBANG
STRATEGI Keberhasilan penyampaian pesan Gizi Seimbang kepada masyarakat Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Memperkenalkan menu makanan sehat Mengembangkan pesan Gizi Seimbang “Spesifik Lokal” Sesuai dengan budaya dan menggunakan bahasa setempat Memperkenalkan menu makanan sehat Memodifikasi menu lokal yang belum memenuhi kaidah gizi seimbang seimbang
Pemberdayaan Masyarakat Agar Berperan Aktif Dalam Kegiatan Penyuluhan Gizi Desiminasi informasi, orientasi atau pelatihan terhadap TOMA, TOMAS, PKK, Guru Kader dll. Menjalin Kemitraan dengan Tokoh Lokal, ORMAS dan Lembaga Masyarakat Membentuk Focus Group Discusion
Pendekatan Formal dan Informal yang Berkesinambungan; Memanfaatkan Kegiatan Sosial Masyarakat : UKBM, Arisan dan Pengajian dll Memanfaatkan berbagai Saluran Komunikasi untuk Kegiatan Advokasi dan Sosialisasi
Koordinasi, Integrasi dan Sikronisasi Lintas Sektor dan Lintas Program Pendidikan dan Penyuluhan Gizi Seimbang Secara : Terkoordinasi dan Terintegrasi Antar Berbagai Institusi Pemerintah “ TEAMWORK”