NAMA KELOMPOK X-IIS3 SEJARAH NEOLITIKUM ALESSANDRO DWI (02) ALFAJRULHALIEM (03) ANIF MAULANA (05) APRILLIA S C (07) IBNOE SAFIRO A (15) IDA AYU TRENA (16) KARINA MARTHANIA(17) MAMAN SIGIT (19)
Zaman pra aksara dibagi menjadi 2 (dua), yaitu: 1.Zaman batu 2.Zaman logam Zaman Neolitikum biasa juga dikenal dengan sebutan Zaman Batu Muda. Zaman batu muda diperkirakan berlangsung kira-kira tahun 2000 SM. Di Indonesia, zaman Neolitikum dimulai sekitar 1.500 SM. Perkembangan kebudayaan pada zaman ini sudah sangat maju. Dalam zaman ini, alat yang dihasilkan sudah bagus. Meskipun masih terbuat dari batu, tetapi pada semua bagiannya telah dihaluskan dan persebarannya telah merata di seluruh Indonesia. Menurut Dr. R. Soekmono, Kebudayaan ini lah yang menjadi dasar kebudayaan Indonesia sekarang. Boleh dikatakan bahwa neolithikum itu adalah suatu revolusi yang sangat besar dalam peradaban manusia. Perubahan besar ini ditandai dengan berubahnya peradaban penghidupan food-gathering menjadi food-producing. Manusia yang hidup pada zaman ini adalah bangsa Proto Melayu. Seperti suku Nias, suku Toraja, suku Sasak dan Suku Dayak
Ciri utama zaman batu muda adalah manusia telah menghasilkan makanan atau menjadi pendukung peradaban food producing. Menurut Dr. R. Soekmono, ahli arkeologi Indonesia, perubahan dari food gathering ke food producing merupakan satu revolusi dalam perkembangan zaman prasejarah Indonesia. Disebut revolusi karena terjadi perubahan yang cukup mendasar dari tradisi pengumpul makanan menjadi pembuat makanan. Oleh sebab itu, zaman ini dianggap sebagai dasar peradaban Indonesia sekarang.
Peralatan yang dihasilkan zaman batu muda
Kapak persegi Kapak dengan penampang lintangnya berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak persegi terdiri atas berbagi ukuran, basar (beliung atau pacul), dan kecil (tarah). Persebarannya melalui jalur barat yaitu dari tenggara semenanjung Malaka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku.
Kapak lonjong Kapak dengan penampang berbentuk lonjong atau bulat telur. Kapak lonjong terbuat dari batu kali yang berwarna kehitaman. Persebarannya melalui jalur timur, yaitu Jepang, Formosa, Filipina, Minahasa, Maluku, dan Papua. Dua bentuk kapak lonjong Yaitu kapak besar (Walzanbeil) dan kapak kecil (kleinbeil).
Tembikar Banyak ditemukan pada lapisan KJokkenmoddiger di Sumatra dan pantai Selatan Jawa. Periuk belaga yang berisi tulang-tulang manusia banyak di temukan di Sumbawa. Pakaian Tembikar yang bermotif tenunan membuktikan bahwa masyarakat prasejarah sudah mengenal pakaian ini terbut dari kulit kayu. Perhiasan Bahan baku yang di gunakan adalah Kalsedon dan batu indah, berwujud gelang, kalung, dan anting
Kehidupan Sosial Batu yang mereka gunakan untuk mempermudah hidup sehari-hari telah diasah sehingga terciptalah kapak persegi dan kapak lonjong. Terbentuknya kepandaian mengasah batu menjadi kapak dalam berbagai bentuk tersebut merupakan satu proses evolusi. Berkembangnya kemampuan pikir serta tuntutan hidup sehari-hari mempengaruhi terbentuknya gagasan dan tradisi mengasah batu.
Lanjutan... Mereka juga telah mampu membuat tempat tinggal yang permanen, membuat kerajinan, membuat aturan hidup bersama dalam satu komunitas, misalnya untuk pembagian kerja, dan memiliki kepercayaan terhadap arwah orang yang pertama kali mengembangkan kampung tempat tinggal mereka.
Manusia Pendukung Berbanding lurus dengan hasil kebudayaan dan peradabannya yang relatif sudah lebih maju daripada zaman Mesolitikum, manusia pendukung kebudayaan Neolitikum adalah Proto Melayu. Manusia Proto Melayu ini hidup pada ± 2000 SM. Prototipe manusia Proto Melayu sekarang tercermin pada suku Sasak, Toraja, Dayak, dan Nias. Penemuan benda-benda peninggalan zaman neolitikum tersebar dari mulai Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Malaysia Barat, Hindia Belakang, Tiongkok, Philipina, Formosa, Jepang, Birma, dan India.
RINGKASAN Zaman neolitikum merupakan zaman baru muda yang terjadi pada abad 1500 sm Cara hidup untuk memenuhi kebutuhannya telah mengalami perubahan pesat, dari cara food gathering menjadi food producting, yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara ternak.
RAHAYU