ERA TIERS HADI ALIKODRA 2012
TIERS OF THE FRAMEWORK ERA planning Screening Assessment report Is this baseline ERA adequte to assess the need for recomediation? What level of ERA is required? Detailed Quantitative is a Preliminary yes no
FRAME WORK Ada 3 tiers dalam proses ERA Screening assessment Preliminary quantitatif ERA Detailed quantitatif ERA Pada setiap level dalam setiap tier memiliki struktur yang sama, dan memerlukan data, informasi, pengetahuan, keputusan pada setiap level
TIER ERA Screening assessment Simple, qualitatif, descriptive, literature Preliminary Qualitative Between PQE and DQE Detailed Quantitatif Complex, quantitative, predictive, field Catatan: Dalam implementasinya framework diperlukan ERA planning dan ERA reporting
SCREENING ASSESSMENT Receptor characterizations Exposure assessment Hazard assessment Risk characterization The outputs The next step
Prelimanary Quantitative ERA Receptor characterizations Exposure assessment Hazard assessment Risk characterization The outputs The next step
Detailed Quantitative ERA Receptor characterizations Exposure assessment Hazard assessment Risk characterization The outputs Research and development needs
CONTOH TAHAP2 ERA AJKWA Tahap pertama: analisis sumber resiko, diidentifikasi dan dievaluasi kejadian yang dapat mengakibatkan penduduk terkena pada penyebab resiko. Misalnya dalam ARE di perairan Ajkwa diidentifikasi penyebaran tembaga (Cu) pada endapan pasir sisa (tailings), pada zarah halus pasir sisa, di air permukaan dan di air tanah serta pengaruh pH (derajat keasaman) dan asam tertentu pada penyebaran itu. Dirunut pula penyebaran tembaga pada berjenis tumbuhan dan hewan, terutama jenis tumbuhan dan hewan yang dimakan penduduk.
TAHAP KEDUA Tahap kedua: ARE diperkirakan dari hasil analisis sumber risiko apakah ada penduduk yang terkena pada penyebab risiko itu dan besarnya serta lamanya terkena penyebab risiko itu. Diidentifikasi pula siapa penduduk itu dan jumlah penduduk yang menghadapi risiko itu. Misalnya dalam ARE sungai Ajkwa ditemukan tembaga dalam sejenis hewan yang dimakan penduduk. Kadar tembaga dalam hewan itu, jumlah hewan yang dimakan dan frekuensi memakan hewan itu oleh kelompok penduduk tertentu memberikan petunjuk besarnya risiko yang dihadapi penduduk itu. Informasi lain, seperti kandungan tembaga dalam organ tertentu, dapat memperkuat hasil analisis tersebut.
TAHAP KETIGA Tahap ketiga: karakterisasi risiko, merupakan integrasi hasil analisis dalam tahap sebelumnya yang menggambarkan: Sifat dan luasnya risiko, yaitu kemungkinan efek negatif kesehatan apa yang akan terjadi (misalnya penyakit hati), Tingkat potensi risiko i(berat atau ringan), siapa yang menghadapi risiko dan jumlah orang yang menghadapi risiko . Karakterisasi risiko inilah yang disampaikan kepada pengelola risiko.
RESULT Besarnya risiko dapat dinyatakan dengan rumus sederhana: R = K x P dengan R adalah risiko, K adalah konsekuensi dan P adalah kebolehjadian (probability). Nilai K dan P didapatkan dari penelitian ERA sehingga risiko itupun dinyatakan dalam angka yang eksak berdasarkan teori kebolehjadian (probability theory). Misalnya risiko bertambahnya kematian karena penyakit hati oleh keracunan tembaga ialah seorang dalam 1 juta orang. Artinya dalam setiap 1 juta orang penduduk kebolehjadian bertambahnya kematian karena penyakit hati ialah seorang. Jadi kalau jumlah penduduk yang terkena risiko itu adalah juta orang kebolehjadian bertambahnya kematian ialah 2 orang.
BAHAN BACAAN CCME. 1996. A Framework for Ecological Risk Assessment: General Guidance. The Canadian Council of Ministers of the Environment, Manitoba. National Research Council. 2009. Science and Decisions : Advancing Risk Assessment. National Research Council. 2009. Science and Decisions : Advancing Risk Assessment. The National Academies Press, Washington DC.