ERA TIERS HADI ALIKODRA 2012.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pendahuluan.
Advertisements

Keadaan Dunia Tanpa Tumbuhan Hijau
BAHAN AJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS
USAHA BUDIDAYA PERIKANAN
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)
LIMBAH IPA Created by : Franki Nova H, ST.
FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK TANAH
BAB III METODE PENELITIAN.
4 KONSEP RESIKO Thomas Alfa Edison.
Manajemen Resiko Proyek
Manajemen Risiko Strategi Risiko Reaktif & Proaktif
Pencemaran Lingkungan & Penyakit
Descriptive Statistic
KEWIRAUSAHAAN MANAJEMEN RISIKO.
Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)
Pengantar Manajemen Resiko
Metode Stated Damage Function untuk Penilaian Kerugian Akibat Banjir
Kesehatan Masyarakat dalam Dokumen AMDAL
Water Crisis Puspita Firsty L. (L2C009126)
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN.
Bab 5 Pengambilan Risiko
KONSEP-KONSEP DI DALAM PEKERJAAN SOSIAL DENGAN INDIVIDU DAN KELUARGA
Dampak Flu Burung terhadap Kerja Sama Negara-negara ASEAN
Manusia dan Lingkungannya
Metode Ilmiah Fery Mendrofa mata kuliah riset fery mendrofa.
PERENCANAAN ERA HADI ALIKODRA 2011.
Prinsip-Prinsip Pengukuran Risiko
DAMPAK DAN RESIKO Hadi S. Alikodra.
HADI S. ALIKODRA FAK KEHUTANAN IPB 2012
Oleh Untung Widodo, SE, MM
Manajemen risiko Tim Dosen.
Manajemen Resiko Proyek
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN SESSI-1
TEMU - 4 TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan dasar tentang faktor risiko , studi epidemiologi analitik: Studi Ekologi, Studi Cross Sectional.
oleh; Syamsul Rizal Sinulingga
EKONOMI INFORMASI.
PROSEDUR TETAP PENANGGULANGAN KLB
Job Safety Analysis Ricki M Mulia, ST. MSc.
ANALISA BAHAYA ( HAZARD ANALYSIS )
MANAJEMEN RISIKO PROYEK
ASPEK AMDAL DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
Food Chains and Food Webs
PENGIDENTIFIKASIAN RESIKO OLEH : ROBANIA AFIATI
PENGENDALIAN INTERNAL
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN I - 1 INDEX
METODOLOGI PENELITIAN
Disusun Oleh: Nama : IMELDA SAPUTRI Npm : Sesi : A
SELFIA MOKOGINTA
DOSEN: RINDA ANDHITA, MT
Oleh : Nadia Ariviyanti
PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
ALARA Risk Calculator Ricki M Mulia, ST. MSc.
BAB 2 PERMASALAHAN EKONOMI ERLINA AYU INDRIANI TATANIAGA 5A
TANAH TUGAS PRESENTASI KIMIA DASAR KELOMPOK 1.
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN PERTEMUAN KE-1
Materi Surveillans Epidemiologi Universitas Respati Yogyakarta
Manajemen Resiko Proyek
TEMU - 9 TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan dasar tentang faktor risiko dan studi epidemiologi analitik.
The Use of Research Report
Dalam Penanggulangan Bencana
ANIESA SAMIRA BAFADHAL, SAB, MAB
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN I - 1 INDEX
Bab 5 Pengambilan Risiko
Manajemen Proyek
BAB I ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, DAN PENELITIAN I - 1 INDEX
Menulis kajian pustaka
Modul Pendidikan Entrepreneurship di UB Resiko
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PENGANTAR TOKSIKOLOGI INDUSTRI
PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR
Transcript presentasi:

ERA TIERS HADI ALIKODRA 2012

TIERS OF THE FRAMEWORK ERA planning Screening Assessment report Is this baseline ERA adequte to assess the need for recomediation? What level of ERA is required? Detailed Quantitative is a Preliminary yes no

FRAME WORK Ada 3 tiers dalam proses ERA Screening assessment Preliminary quantitatif ERA Detailed quantitatif ERA Pada setiap level dalam setiap tier memiliki struktur yang sama, dan memerlukan data, informasi, pengetahuan, keputusan pada setiap level

TIER ERA Screening assessment Simple, qualitatif, descriptive, literature Preliminary Qualitative Between PQE and DQE Detailed Quantitatif Complex, quantitative, predictive, field Catatan: Dalam implementasinya framework diperlukan ERA planning dan ERA reporting

SCREENING ASSESSMENT Receptor characterizations Exposure assessment Hazard assessment Risk characterization The outputs The next step

Prelimanary Quantitative ERA Receptor characterizations Exposure assessment Hazard assessment Risk characterization The outputs The next step

Detailed Quantitative ERA Receptor characterizations Exposure assessment Hazard assessment Risk characterization The outputs Research and development needs

CONTOH TAHAP2 ERA AJKWA Tahap pertama: analisis sumber resiko, diidentifikasi dan dievaluasi kejadian yang dapat mengakibatkan penduduk terkena pada penyebab resiko. Misalnya dalam ARE di perairan Ajkwa diidentifikasi penyebaran tembaga (Cu) pada endapan pasir sisa (tailings), pada zarah halus pasir sisa, di air permukaan dan di air tanah serta pengaruh pH (derajat keasaman) dan asam tertentu pada penyebaran itu. Dirunut pula penyebaran tembaga pada berjenis tumbuhan dan hewan, terutama jenis tumbuhan dan hewan yang dimakan penduduk.

TAHAP KEDUA Tahap kedua: ARE diperkirakan dari hasil analisis sumber risiko apakah ada penduduk yang terkena pada penyebab risiko itu dan besarnya serta lamanya terkena penyebab risiko itu. Diidentifikasi pula siapa penduduk itu dan jumlah penduduk yang menghadapi risiko itu. Misalnya dalam ARE sungai Ajkwa ditemukan tembaga dalam sejenis hewan yang dimakan penduduk. Kadar tembaga dalam hewan itu, jumlah hewan yang dimakan dan frekuensi memakan hewan itu oleh kelompok penduduk tertentu memberikan petunjuk besarnya risiko yang dihadapi penduduk itu. Informasi lain, seperti kandungan tembaga dalam organ tertentu, dapat memperkuat hasil analisis tersebut.

TAHAP KETIGA Tahap ketiga: karakterisasi risiko, merupakan integrasi hasil analisis dalam tahap sebelumnya yang menggambarkan: Sifat dan luasnya risiko, yaitu kemungkinan efek negatif kesehatan apa yang akan terjadi (misalnya penyakit hati), Tingkat potensi risiko i(berat atau ringan), siapa yang menghadapi risiko dan jumlah orang yang menghadapi risiko . Karakterisasi risiko inilah yang disampaikan kepada pengelola risiko.

RESULT Besarnya risiko dapat dinyatakan dengan rumus sederhana: R = K x P dengan R adalah risiko, K adalah konsekuensi dan P adalah kebolehjadian (probability). Nilai K dan P didapatkan dari penelitian ERA sehingga risiko itupun dinyatakan dalam angka yang eksak berdasarkan teori kebolehjadian (probability theory). Misalnya risiko bertambahnya kematian karena penyakit hati oleh keracunan tembaga ialah seorang dalam 1 juta orang. Artinya dalam setiap 1 juta orang penduduk kebolehjadian bertambahnya kematian karena penyakit hati ialah seorang. Jadi kalau jumlah penduduk yang terkena risiko itu adalah juta orang kebolehjadian bertambahnya kematian ialah 2 orang.

BAHAN BACAAN CCME. 1996. A Framework for Ecological Risk Assessment: General Guidance. The Canadian Council of Ministers of the Environment, Manitoba. National Research Council. 2009. Science and Decisions : Advancing Risk Assessment. National Research Council. 2009. Science and Decisions : Advancing Risk Assessment. The National Academies Press, Washington DC.