PERENCANAAN PROGRAM GIZI Titus Priyo Harjatmo, M.Kes Hari: Senin, 7 JUli 2008 Universitas Indonusa Esa Unggul
Bobot : 3 SKS (1 SKS teori, 2 SKS praktek) Hari : Senin, 09.00-12.00 Selasa, 08.20-10.00 Kuliah teori : kelas Praktek : kelas dan lapangan (7 hari)
Approaches in Food and Nutrition Planning and Management Copceptual Framework Food and Nutrition System National Community Development Food supply in the communty Food production and processing Marketing distribution And price polity income Employment Food availability In the family Education Family size Caring capacity Food habits Food intake of individuals Nutrition and Health Environmental, safe water, waste disposal
1. Increased food supply and availability at national level * Regulasi harga pangan dan subsidi * kebijakan perdagangan luar negeri * distribusi dan stok pangan * Dukungan pertanian 2. Increased food avalability the local and community level * food production * income generation through microindustries project * subsidi pangan * stabilisasi harga * Pemasaran
3. Improved food utilization in household * water supply * evironmental sanitation * Health fasilities * Nutrition education 4. Improved utilization of food by individuals * public health program: imunization, deworming etc * Sanitation and higiene * children day care program * Food quality control
5. Promotion and rehabilitation of the nutritional level/health status of individual * disease prevention * Nutrition rehabilitation Food and Nutrition Planning Approaches ---> diterjemahkan dalam program dan proyek 1. Sectoral approach * education * social * Agricultural * Education
2. Multisectoral Approach A. Basic human needs approach * Basic consumer goods (food, clothing, housing etc) * Universal access to basic services ( primary and adult education, safe water, preventive dan curative health program) * Sanitation B. Development Approach The main objective of planning is the achievement of high economic growth
1. Past development approaches in relation to nutrition 2. The new development approach to nutrition improvement * the various factors that contribute to the problem of nutrition * Planning involves scientific diagnosis of nutritional problems * cause oriented interventions that are addresed againts root causes rather than symptoms allevaton of poverty through more equitable distribtion of income and economic
Kemiskinan,Pengetahuan, GIZI KURANG Asupan Makanan Kurang Penyakit/ Infeksi Akses terhadap makanan kurang Perawatan Anak dan Ibu hamil Sanitasi/Pelayanan Kesehatan Kemiskinan,Pengetahuan, Ketrampilan, Perilaku Ipoleksosbud Adaptasi dari The State of the World’s Children 1998, UNICEF
Faktor terkait penyebab Masalah Anemia Konsumsi makanan hewan Daya Beli Konsumsi makanan hewan Kurang zat gizi mikro Anemia pada anak-anak Anemia pada Ibu TTD ASI Sanitasi KB Aktifitas Fisik Sanitasi
Kelangsungan Hidup Anak Pertumbuhan Perkembangan Sehat Asupan Gizi Perilaku pengasuhan Asuhan Ibu Hamil/Menyusui Pemberian makan/menyusui Stimulasi psikososial/kognitif Kebersihan diri Perawatan kesehatan Pengelolaan makanan Perawatan kesehatan dan Lingkungan sehat Keterjaminan pangan individu Ketersediaan Sumberdaya Sumberdaya pangan/ekonomi Produksi pangan Pendapatan Pekerjaan Asset tanah Ketersediaan Pengasuhan Pengetahuan/kepercayaan Kesehatan/Gizi/Anemia Kejiwaan/stress Penguasaan sumberdaya Curahan waktu/dukungan Sumber daya kesehatan Air bersih, Sanitasi, Pelayanan kesehatan, Lingkungan/perumahan aman dan sehat Politik, ekonomi, sosial, budaya
Pendekatan Triple A Cycle Unicef, 1998 Assessment C. Systemic approach Pendekatan Triple A Cycle Unicef, 1998 Assessment of the situation of children and women Action Analysis of the causes Based on the analysis of the problem And available recources
Oleh karena perencanaan adalah suatu proses memecahkan masalah maka langkah awal dalam perencanaan adalah menguraikan masalah secara jelas. Langkah-langkah dalam perencanaan secara sistematis sbb: Analisis keadaan dan masalah (analisis situasi) Perumusan masalah secara spesifik
3. Penentuan prioritas masalah 4. Penentuan tujuan Lanjutan: 3. Penentuan prioritas masalah 4. Penentuan tujuan 5. Penentuan alternatif untuk mencapai tujuan 6. Memilih alternatif terbaik 7. Rencana Operasional 8. Menyusun sumberdaya untuk pelaksanaan rencana kegiatan Langkah paling awal - analisis keadaan dan masalah -- akan menentukan apakah rencana akan tepat.
Dengan perkataan lain kesalahan yang diperbuat dalam analisis keadaan masalah membawa konsekuensi yang besar terhadap keseluruhan rencana Strategi pemecahan masalah ada dua yaitu: Langsung: intervensi untuk mengurangi masalah Tidak langsung: intervensi terhadap faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi masalah tersebut. Contoh langsung ……….? Contoh tidak langsung ..?
Bagaimana menanggulangi masalah gizi: Karena penyebabnya yang sangat komplek maka masalah gizi tidak dapat ditanggulangi hanya dengan pendekatan KESEHATAN. Asalah gizi harus ditanggulangi dengan memperhatikan perbaikan di berbagai sektor a-l: sosial ekonomi, pendidikan, ketahanan pangan, sanitasi lingkungan, higiene dll
Analisis keadaan dan masalah (Analisis Situasi) Tujuan dari analisis situasi: Memahami masalah secara jelas dan spesifik Pada prinsipnya perencanaan sebagai upaya untuk memecahkan masalah, oleh sebab itu sangat diperlukan adanya pengetahuan dan pengertian yang jernih dari masalah. 2. Mempermudah menentukan prioritas masalah Analisis situasi menghasilkan informasi tentang masalah secara spesifik dan kuantitatif maka sangat membantu apakah masalah tersebut perlu segera di atasi atau tidak 3. Mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah Analisis keadaan masalah menghasilkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masalah, Oleh karena itu seorang perencana dapat memikirkan alternatif kegiatan yang dapat dilakukan.
Mortalitas dan morbiditas Luasnya masalah gizi Analisis Situasi meliputi: Analisis derajat kesehatan: Menghasilkan ukuran derajat kesehatan secara kuantitatif, penyebab masalah menurut kelompok umur, tempat dan waktu. Diperlukan pendekatan epidemiologi. Analisis aspek kependudukan Analisis ini menghasilkan ukuran-ukuran demografi dalam wilayah tertentu: jumlah penduduk, persebaran penduduk menurut umur, kelahiran, kematian dll Kependudukan rpengaruh terhadap masalah gizi dan kesehatan: Jumlah penduduk mempengaruhi masalah kesehatan, Pertumbuhan penduduk yang tinggi menunjukkan banyaknya wanita hamil dan melahirkan, Struktur umur tertentu cenderung mempunyai masalah kesehatan tertentu, Mobilitas penduduk berkaitan dengan transmisi penyakit, variabel pekerjaan berkaitan dengan masalah kesehatan, Ukuran demografi: jumlah penduduk, fertility, kematian, pertumbuhan, migrasi, Mortalitas dan morbiditas Luasnya masalah gizi
Analisis Lingkungan Analisis Upaya kesehatan Analisis ini menghasilkan data atau informasi tentang input, output.Output meliputi Cakupan-cakupan program Analisis prilaku Analisis ini memberi gambaran tentang sikap dan prilaku msyarakat sehubungan dengan kesehatan: Contoh: sikap terhadap pelayanan Puskesmas? Bagaimana pola pencarian pengobatan masyarakat? Bagaimana sikap terhadap oralit? Bagaimana sikap terhadap Posyandu? Analisis Lingkungan Analisis yang meliputi lingkungan fisik, biologis dan sosial budaya
Rincian Masalah: Kurang Energi Protein (KEP)(1999) Prevalensi gizi baik 69,06%, gizi kurang 18,25%, gizi buruk 8,11% Prevalensi pendek (stunting)(<-2SD TB/U) 28-48 % 2. Kurang Vitamin A (KVA) (Susenas 1992) Bercak bitot (X1B) 0,35% di Sulsel (setelah intervensi 0%), Sulteng, Maluku 3. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI) 1998 Prev gondok total (TGR) 9,8%, GAKI berat (TGR 30%) di NTT, Maluku; GAKI sedang (20-29,9%) di Sumbar, Sulteng; GAKI sedang (TGR 5-19,9%) di 9 prop. 4. Anemia Gizi Besi (AGB) 1995, prevalensi anemia balita 40,5%, ysia sekolah 47,5%, bumil 50,9%, busui 45,1%. 5. Gizi lebih
Dan kesenjangan antar jenis kelamin: Status Gizi kurang dan gizi buruk Sumber: Survey Konsumsi Garam 2002
Food security dan rendahnya asupan: Ketersedian vs Konsumsi 92,6 95,3 91,6 93,0 % AKG Konsumsi energi 113,3 113,7 125,2 121,5 Ketersediaan Energi Unit 106,3 108,0 106,5 99,6 Konsumsi protein 114,0 121,3 130,6 126,9 Ketersediaan Protein 1998 1997 1996 1995 Ketersediaan energi dan protein cukup, tapi akses (daya beli) masyarakat terhadap pangan rendah sehingga konsumsi energi dan protein kurang Problem yang dihadapi: ketahanan pangan di tingkat rumah tangga Distribusi makanan yang kurang menguntungkan Asupan energi golongan termiskin lebih rendah
Pengetahuan dan Perilaku: Tingkat pendidikan ibu berkorelasi positif terhadap prevalensi status gizi Pemberian ASI 2 tahun dan ASI Ekslusif Pengetahuan terhadap gizi Perilaku dan budaya masyarakat terhadap pola konsumsi
Perawatan Ibu dan Anak: Isu: Pertolongan persalinan oleh nakes KEK pada WUS Anemia Gizi besi pada bumil Defisiensi Vitamin A Pengetahuan tentang perkembangan dini usia Imunisasi KEK tinggi pada masa kehamilan pertama Sumber: Survey Konsumsi Garam 2002
Sanitasi dan Pelayanan Kesehatan: Akses terhadap air bersih Jamban yang memenuhi syarat kesehatan Lingkungan Sehat Penanganan KLB Gizi Buruk Peran Posyandu dan Puskesmas
Penentuan Peringkat Masalah Langkah-langkah Pokok dalam Siklus Pemecahan Masalah: ----------> mempunyai hubungan yang sequential Analisis situasi Identifikasi dan perumusan masalah Penentuan Peringkat Masalah Penetapan Tujuan Perumusan Alternatif Rencana Operasional Penggerakan Evaluasi
Pengertian Masalah: Masalah adalah kesenjangan [gap] antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang dihadapi. Bila kesenjangan tsb tidak dapat dibuktikan maka masalah dapat dianggap tidak ada. Masalah -----> masalah gangguan masy, Manajemen upaya kesehatan, Perilaku masya
Dalam perumusan masalah: Rumusan masalah hendaknya jelas ada pernyataan tentang kesenjangan: Misalnya: ‘penduduk menderita kurang gizi’ di Kec. Pamarayan Lebih jelas bila diiukuti sec. Kuantitatif, “10% penduduk di Kec, Grabag menderita kurang gizi” Rumusan masalah harus specifik, artinya: Where Who When
Hendaknya tiap masalah ditelaah dan dijelaskan secara sistematis ------> why dan how `Misalnya: 10% anal balita di Kec. Grabag menderita kurang gizi pada tahun 1985. Kurang gizi tersebut disebabkan oleh karena kurangnya bahan makanan yang tersedia, ketidaktahuan orang tua …… dst. Akibat yang ditimbulkan adalah tingginya penyakit infeksi pada balita [a%] serta tingginya angka kematian balita [b/1000 balita] ……. Dst.
Masalah manakah yang segera memerlukan penanggulangan? Menculnya sejumlah maslah secara simultan yang mempunai bobot permasalahn yang sama, timbulnya pertanyaan: Masalah manakah yang segera memerlukan penanggulangan? -------> oleh sebab itu hrs dilakukan: Penentuan Prioritas Masalah adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan malasah dari yang paling penting sampai yang kurang penting.
Metode Delbecq dan Hanlon Langkah-langkah Dalam Penentuan Prioritas Masalah: 1. Menetapkan Kriteria 2. Menentapkan Bobot Masalah [pembobotan] 3. Menetapkan skor [skoring] Penetapan Kriteria: adalah faktor-faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya nilai permasalahan sehingga malasalah yang satu dengan yang lain dapat dibedakan. Metode Delbecq dan Hanlon
Penetapan Kriteria: Mengenai daerah yang luas…….> besar masalah Mengenai golongan penduduk tertentu Kemampuan menyebar tinggi Kecenderungan meningkat Menimbulkan kegelisahan Timbul di daerah prioritas/IDT dll Kemudahan penanggulangan masalah
Penetapan Pembobotan: Adalah suatu proses pemberian nilai terhadap kriteria yang telah dipilih. Tujuannya agar kriteria yang satu dengan kriteria yang lainnya dapat dibandingkan antara kriteria satu dengan lainnya dengan melihat nilai bobotnya. Biasanya bobot berkisar 1-5, Kriteria yang sangat penting mendapat bobot 5 Kriteria yang kurang penting mendpat bobot 1.
Contoh proses pembobotan: Misalnya anggota kelompok membahas 3 buah kriteria, Setia anggota diminta untuk menentukan bobot thd masing2 kriteria Kriteria Saman Viny Fadilla Total Rata2 Bobot A 5 4 3 12 4 B 4 3 2 9 3 C 2 2 4 8 2.6 Artinya Kriteria A memperoleh bobot yang paling tinggi diantara kriteria lainnya.
Boot yang telah ditentukan oleh masing2 anggota thd masing-masing kriteria dijumlahkan untuk mendapatkan Nilai rata-ratanya [Bobot yang sesungguhnya]. Penetapan Skor Urutan/prioritas masalah dapat pula ditetapkan dengan melihat SKOR TOTAL setelah masing-masing skor untuk setiap kriteria dikalikan dulu dengan bobot kriteria dimaksud. Nilai skor variasi antara 1 - 10.
Proses skoring: Skor masalah Skor TOTAL No Kriteria Bobot A B C A B C 1 1 4 5 3 2 20 12 8 2 2 3 3 3 2.6 Jumlah: ? ? ? Jumlah skor total menunjukkan urutan prioritas malasah kesehatan.
Penetapan Tujuan Perencanaan Penetapan tujuan baru bisa dilakukan setelah masalah dirumuskan secara jelas. Tujuan adalah gambaran suatu keadaan di masa yang akan datang yang akan diwujudkan melalui berbagai kegaiatan yang direncanakan. ----> tujuan juga berarti berkurangnya atau hilangnya masalah yang dihadapi. Hierarki Tujuan: Tujuan umum atau GOAL pernyataan tentang keadaan kehidupan masyarakat yang lebih tinggi yang diharapkan akan dicapai di masa akan datang. Sifatnya abstrak, jangka panjang
Tujuan Khusus atau Objective Tujuan yang dinyatakan secara spesifik (Jelas ukurannya, jelas waktunya, jelas targetnya. Manfaat kejelasan tujuan: Menentukan berapa banyak sumberdaya yang diperlukan Menentukan strategi untuk mencapai tujuan Menentukan jenis-jenis kegiatan yang perlu dilakukan Menentukan jadual pelaksanaan kegiatan tersebut Melakukan monitoring dan evaluasi setelah kegiatan tersebut
Penyusunan Rencana Operasional (POA) Suatu dokumen penyusunan rencana pelaksanaan program gizi yang disusun dengan mepertimbangkan semua potensi yang ada Formulir rencana operasional meliputi: Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya/sumber Waktu Penanggungjawab Rencana Penilaian Keterangan
Formulir Isian Rencana Operasional Program : ………………… Kegiatan Tujuan Sasaran Biaya/ Sumber Waktu Pen. Jawab Rencana Penilaian Keterangan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kolom 1: Kolom kegiatan Dicantumkan semua rincian kegiatan rencana operasional secara sistematis dan berurutan Kolom 2: Tujuan dari masing-masing kegiatan Dicantumkan hasil yang dicapai bila kegiatan tersebut dilaksanakan Kolom 3: Kolom sasaran Tuliskan siapa atau apa sasaran yang ingin dibenahi pada setiap kegaiatan Kolom 4: Kolom Biaya Kolom ini menjelaskan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk setiap kegaiatan
Kolom 5: Kolom waktu Kolom ini menjelaskan tentang kapan kegaiatan tersebut direncanakan untuk selesai Kolom 6: Penanggungjawab Kolom ini berisi tentang siapa atau organisasi apa yang menjadi penanggungjawab kegiatan. Kolom 7: Rencana penilaian Kejadian atau Indikasi apa yang akan dipakai yang dapat memberikan gambaran belum atau telah tercapainya suatu tujuan Kolom 8: Keterangan Hal-hal yang dianggap penting tetapi tidak bisa dimasukkan dalam kolom-kolom tersebut.
Tujuan Khusus atau Objective Tujuan yang dinyatakan secara spesifik (Jelas ukurannya, jelas waktunya, jelas targetnya. Lima hal yang perlu dipakai sebagai landasan merumuskan tujuan program: Keadaan sekarang Kebijakan Tren masa lalu Proyeksi potensi sumberdaya Proyeksi hambatan yang mugkin terjadi
Identifikasi Masalah Gizi dan Kesehatan di Kecamatan Neglasari ( Kelurahan) Batita : indeks BB/U, BB/TB, TB/U Bumil : KEK Asupan/Konsumsi, ASI dan PASI Infeksi, imunisasi Kesehatan lingkungan (air, limbah, sampah) Cakupan program (Vitamn A, Fe, Garam Yodium)
Rencanakan Intervensi Kegiatan sesuai dengan masalah Kegiatan Wajib * MMD * Pelatihan Kader * Pameran * Teknlg Tepat Guna
Bahan Diskusi Identfikasi masalah Kelurahan lokasi praktek Buat Kegiatan: Jenis kegiatan, tujuan, sasaran, waktu, tempat Buat Gann Chart Rincian kegiatan dan waktu Ingat: Kegiata untuk entry point