TEORI DAN KONSEP KEPEMIMPINAN
Mengapa Pemimpin Dibutuhkan ? Pendahuluan Mengapa Pemimpin Dibutuhkan ? Karena banyak orang memerlukan figur pemimpin. Dalam beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili kelompoknya. Sebagai tempat pengambilalihan risiko bila terjadi tekanan terhadap kelompoknya. Sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.
Definisi Kepemimpinan Tiga Implikasi kepemimpinan sebagai proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas-aktivitas yang ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok : Kepemimpinan itu melibatkan orang lain baik itu bawahan maupun pengikut, Kepemimpinan melibatkan pendistribusian kekuasaan antara pemimpin dan anggota kelompok secara seimbang, karena anggota kelompok bukanlah tanpa daya, Adanya kemampuan untuk menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda untuk mempengaruhi tingkah laku pengikutnya melalui berbagai cara.
Hakikat Kepemimpinan adalah : Proses mempengaruhi atau memberi contoh dari pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama Kemapuan untuk mempengarhui, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Melibatkan tiga hal yaitu pemimpin, pengikut dan situasi tertentu. Kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan
Pimimpin formal (Lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif) Memiliki dasar legalitasnya diperoleh dari penunjukan pihak yang berwenang, artinya memiliki legitimasi, Harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu Mendapatkan dukungan dari organisasi formal ataupun atasannya Memperoleh balas jasa/kompensasi baik materil atau immateril tertentu. Kemungkinan mendapatkan peluang untuk promosi, kenaikan pangkat/jabatan, dapat dimutasikan, diberhentikan dan lain-lain. Mendapatkan reward dan punishment Memiliki kekuasaan atau wewenang
Pimpinan Informal (Tokoh masyarakat, pemuka agama, adat, LSM, Guru, Bisnis, Dll) Sebagian tidak/belum memiliki acuan formal atau legitimasi sebagai pimpinan. Masa kepemimpinannya, sangat tergantung pada pengakuan dari kelompok atau komunitasnya. Tidak di back up dari organisasi secara formal Tidak mendapatkan imbalan/kompensasi Tidak mendapat promosi, kenaikan pangkat, mutasi dan tidak memiliki atasan. Tidak ada reward dan punishment Prof. Dr. Veithzal Rivai, M.B.A
Beberapa komponen dalam kepemimpinan yaitu : Adanya pemimpin dan orang lain yang dipimpin atau pengikutnya. Adanya upaya atau proses mempengaruhi dari pemimpin kepada orang lain melalui berbagai kekuatan. Adanya tujuan akhir yang ingin dicapai bersama dengan adanya kepemimpinan itu. Kepemimpinan bisa timbul dalam suatu organisasi atau tanpa adanya organisasi tertentu.
Pemimpin dapat diangkat secara formal atau dipilih oleh pengikutnya Kepemimpinan berada dalam situasi tertentu baik situasi pengikut maupun lingkungan eksternal. Kepemimpinan Islam merupakan kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukkan jalan yang di ridhai Allah Subhanahuwata’ala.
Transisi Dalam Teori Kepemimpinan Ada empat pendekatan yang dapat membuat pemimpin menjadi Efektif : Pendekatan berdasarkan sifat-sifat kepribadian umum yang dimiliki siorang pemimpin lebih besar daripada yang bukan pemimpin. Berdasarkan pendekatan tingkah laku pemimpin. Berdasarkan pendekatan kemungkinan (situasional). Pendekatan kembali kepada sifat atau ciri dari suatu perspektif yang berbeda yaitu mencoba mengidentifikasi seperangkat ciri pemimpin yang menjadi acuan orang lain.
Teori dan Model Kepemimpinan Teori Sifat Teori yang berusaha untuk mengidentifikasi karakteristik khas (fisik, mental, kepribadian) yang terkaitkan dengan keberhasilan kepemimpinan. Teori ini menekankan pada atribut-atribut pribadi dari para pemimpin. Inteligensia Para pemimpin lebih pintar dari pengikut - pengikutnya Kepribadian Kepemimpinan yang efektif Karakteristik fisik Seperti Usia, tinggi badan, berat badan, dan penampilan
Teori Kepribadian Perilaku Studi dari University of Michigan Pemimpin yang job-centered Pemimpin yang berpusat pada bawahan Studi dari Ohio State University Membentuk Struktur Konsiderasi
Teori Kepribadian Situasional Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan bahwa pemimpin memahami perilakunya, sifat-sifat bawahannya dan situasi sebelum menggunakan suatu gaya kepemimpinan tertentu. Pendekatan Terbaru Dalam Kepemimpinan Teori Atribusi Kepemimpinan Teori Kepemimpinan Karismatik Kepemimpinan Transaksional lawan Transformasional
Pemimpin Transaksional, Pemimpin yang memandu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntunan tugas Pemimpin Transformasional, Pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rangsangan intelektual yang diindividualkan, dan yang memiliki karisma.
Dasar Konseptual Kepemimpinan Perspektif Islam Pendekatan Normatif Pendekatan Historis Pendekatan Teoritis
Prinsip Tanggung Jawab dalam Organisasi Prinsip Kesederhanaan Tiga dan konseptual dalam perspektif Islam yang tidak harus digunakan : Prinsip Tanggung Jawab dalam Organisasi Prinsip Etika Tauhid Pendekatan Normatif Prinsip Keadilan Prinsip Kesederhanaan
Gaya berorientasi tugas Gaya berorientasi hubungan Beberapa Kepemimpinan Situasional Model Kepemimpinan Kontingensi Dikembangkan Oleh Fiedler Bahwa prestasi kelompok tergantung pada interaksi antara gaya kepemimpinan dan situasi yang mendukung. Kepemimpinan dilihat sebagai suatu hubungan yang didasari oleh kekuatan dan pengaruh. Least-Preferred Co-Worker (LPC) Scale Gaya berorientasi tugas Gaya berorientasi hubungan Yang mementingkan tugas atau otoritatif Yang mementingkan hubungan kemanusiaan
Kondisi Situasi terdiri dari tiga faktor utama yaitu : Hubungan pemimpin-anggota yaitu derajat baik/buruknya hubungan antara pemimpin dan bawahan. Struktur tugas yaitu derajat tinggi/rendahnya strukturisasi, standarisasi dan rincian tugas pekerjaan. Kekuasaan posisi yaitu derajat kuat/lemahnya kewenangan dan pengaruh pemimpin atas variabel-variabel kekuasaan, seperti memberikan penghargaan dan mengenakan sanksi.
Gambar 1.1 Model Kepemimpinan Kontingensi Fiedler Gaya Kepemimpinan Berorientasi tugas Hubungan kemanusiaan Sangat tidak menyenangkan Tidak menyenangkan Menyenangkan Sangat menyenangkan
Model Partisipasi Pemimpin oleh Vroom dan Yetton Vroom dan Yetton berasumsi bahwa pemimpin harus lebih luwes untuk mengubah gaya kepemimpinan agar sesuai dengan situasi. Model tersebut harus bermanfaat bagi pemimpin atau manajer dalam menentukan gaya kepemimpinan yang harus mereka gunakan dalam berbagai situasi. Tidak ada gaya kepemimpinan tunggal dapat diterapkan dalam berbagai situasi. Perhatian utama terletak pada masalah yang harus dipecahkan dan situasi di mana terjadi permasalahan. Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam suatu situasi tidak boleh bertentangan dengan gaya yang digunakan dalam situasi yang lain. Terdapat sejumlah proses sosial yang mempengaruhi kadar keikutsertaan bawahan dalam pemecahan masalah.
Model Jalur – Tujuan (Path Goal Model) Menurut Robert J. House : Pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya. Teorinya disebut sebagai jalur-tujuan karena memfokuskan pada bagaimana pemimpin mempengaruhi persepsi pengkitunya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk mencapai tujuan.
Gambar 1.2. Model Jalur - Tujuan Karakterristik pribadi bawahan : Tempat pengendalian Pengalaman Kemampuan Faktor perilaku pemimpin Direktif Suportif Partisipatif Berorientasi prestasi Pengikut/Bawahan Persepsi Motivasi Perolehan Kepuasan Prestasi Faktor Lingkungan Tugas Sistem wewenang formal Kelompok
Teori Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard Hersey dan Blanchard mengembangkan empat gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh manajer : Mengatakan / telling. Menjual / selling. Partisipasi / Participating. Delegasi / delegating.
Menurut Hersey dan Blanchard, hubungan anatara pimpinan dan anggotanya mempunyai 4 tahap / fase yang diperlukan bagi pimpinan untuk mengubah gaya kepemimpinannya, yaitu : Tahap Pertama Perhatian pimpinan pada tugas sangat tinggi, anggota diberi instruksi yang jelas dan dibiasakan dengan peraturan, struktur, dan prosedur kerja. Tahap Kedua Di mana anggota sudah mampu menangani tugasnya, perhatian pada tugasnya sangat penting karena bawahan belum dapat bekerja tanpa struktur.
Tahap Ketiga Tahap Keempat Di mana anggota mempunyai kemampuan lebih besar dan motivasi berprestasi mulai tampak dan mereka secara aktif mencari tanggung jawab yang lebih besar. Tahap Keempat Tahap di mana anggota mulai percaya diri, dapat mengarahkan diri dan berpengalaman, pemimpin dapat mengurangi jumlah perhatian dan pengarahan.
Gambar 1.3. Model Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi TInggi Hubungan tinggi dan tugas rendah (3) Tugas tinggi Dan hubungan Tinggi (2) Rendah dan Tugas rendah (4) rendah (1) Tingkah laku hubungan (memberikan tingkah laku untuk mendukung) Rendah Rendah TInggi Tingakh laku hubungan (memberikan pedoman/pengarahan) Gambar 1.3. Model Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard
Anggota Dalam-Kelompok Anggota Luar-Kelompok Pendekatan Hubungan Berpasangan Vertikal Bahwa pemimpin mengklasifikasikan bawahan ke dalam anggota dalam-kelompok dan anggota luar-kelompok. Anggota Dalam-Kelompok Memiliki rasa keterikatan dan sistem nilai yang sama, dan berinteraksi dengan pemimpinnya. Anggota Luar-Kelompok Memiliki kesamaan yang lebih sedikit dengan pemimpinnya dan tidak membagi banyak dengannya.
Perbedaan Pemimpin dan Manajer Pemimpin adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain. Manajer itu ditunjuk dan memiliki kekuasaan legitimasi untuk memberi penghargaan maupun memberi hukuman pada bawahan / pengikutnya.
7 (Tujuh) hal yang membedakan pemimpin dengan manajer, yaitu : Pemimpin tidak selalu berada dalam sebuah organisasi, sedangkan manejer selalu dalam organisasi tertentu baik formal maupun nonformal. Pemimpin bisa ditunjuk atau diangkat oleh anggotanya, sedangkan manajer selalu ditunjuk. Pengaruh yang dimiliki pemimpin, karena memiliki kemampuan pribadi yang lebih dibandingkan dengan yang lain, sedangkan pengaruh yang dimiliki manajer karena dimilikinya otoritas formal.
Pemimpin memikirkan organisasi secara lebih luas dan jangka panjang, sedangkan manajer berpikir jangka pendek dan sebatas tugas dan tanggung jawabnya. Pemimpin memiliki keterampilan politik dalam menyelesaikan konflik, sementara manajer menggunakan pendekatan formal-legal. Pemimpin berpikir untuk kemajuan dan perbaikan organisasi secara luas, sementara manajer berpikir untuk kepentingan diri dan kelompoknya secara sempit. Pemimpin memiliki kekuasaan secara lebih luas, sedangkan manajer hanya memiliki wewenang saja.
Kriteria Kepemimpinan dan Manajerial Ciri efektivitas manajerial, Tingkat energi dan toleransi terhadap stres Rasa percaya diri Integritas Motivasi kekuasaan Orientasi pada keberhasilan Kebutuhan akan afiliasi yang rendah
Manajer yang efektif, Ketrampilan teknis Ketrampilan antar pribadi Ketrampilan konseptual