Kesiapan E-learning (2) Kelompok 2 – E-learning 36 01 Ferdy Wardianto Amanda Putri Septiani Tesha Tasmalaila Aji Cakra Kusuma Kesiapan E-learning (2)
Model E-Learning Readiness Chapnick (2000) Engholm’s (2001) Rosenberg (2000) Worknowledge (2004) Borotis and Poulymenakou (2004) Psycharis (2005) Aydin and Tasci (2005) The Economist Intelligent Unit (EIU, 2003)
Review (Chapnick, 2000) Chapnick (2000) mengusulkan model ELR dengan mengelompokkan kesiapan ke dalam delapan kategori yaitu : Psychological Readiness Sociological Readiness Environmental Readiness Human Resource Readiness Financial Readiness Technological Skill (aptitude) Readiness Equipment Readiness Content Readiness
Review (Engholm, 2001)
Psycharis ELR Model ELR Resource Technology Human Resource Economic Education Content Educational Environment Entrepreneural Culture Leadership Sehinga pendapat Chapnick sangat beralasan apabila salah satu strategi pengembangan elearning harus mempertimbangkan skor kesiapan e-learning, karena akan mengukur kesiapan semua aspek dalam suatu organisasi. Pengabaian pada salah satu faktor akan menurunkan skor kesiapan e-learning yang terwujud dengan rendahnya atau gagalnya tingkat pemanfaatan e-learning di suatu sekolah/institusi
Sumber Daya (Resource) Meliputi : kesiapan teknologi (ketersediaan akses internet/intranet, sistem teknologi yang tersedia dan sejauh mana karyawan menggunakan e-learning) kesiapan ekonomi (menguji kesediaan organisasi untuk investasi dalam e-learning) kesiapan sumber daya (menguji pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh orang-orang yang terlibat dalam e-learning)
Pendidikan (Education) Meliputi : Kesiapan konten (menguji ketersediaan konten pendidikan, bentuk dan karakteristiknya, tingkat kegunaan kembali dan kecukupan untuk peningkatan kesesuaian pegajaran) Kesiapan pendidikan (menguji kemampuan suatu organisiasi untuk mengatur, menganalisis, merancang, implementasi dan mengevaluasi program pendidikan)
Lingkungan (Environment) Meliputi kesiapan enterprener (menguji struktur dan kebiasaan organisasi yang mempengaruhi) kesiapan budaya (menguji perilaku organisasi seperti hanya perilaku dan sikap para staff yang berhubungan dengan e-learning) kesiapan kepemimpinan (menguji dukungan yang diberikan oleh administrasi)
Aydin-Tasci ELR Model Technology Innovation People Self Development
Technology Teknologi adalah salah satu faktor yang efektif digunakan untuk beradaptasi pada inovasi teknologi dalam organisasi (Rogers, 2003) Komponen teknologi : Hardware (bagian dari teknologi yang termasuk komponen fisik) Software (bagian dari teknologi yang mengandung aspek informasi untuk menjalankan berbagai tugas)
Technology (cont.) Memiliki teknologi yang mudah dimengerti lebih penting daripada memiliki teknologi yang sangat canggih karena berdasarkan riset yang dilakukan oleh Rosen dan Weils (1998) mengatakan bahwa 58-65% dari berbagai karyawan perusahaan tidak nyaman dengan teknologi yang baru
Innovation Inovasi dapat dijadikan faktor utama yang melibatkan pengalaman di masa lalu. Menurut Rogers (2003), pengalaman dalam penggunaan sistem di masa lalu dapat mempengaruhi proses adopsi sistem yang baru. Beberapa organisasi mengumpulkan informasi tentang acceptance/rejection dari beberapa inovasi sistem sebelumnya sehingga organisasi tersebut dapat memprediksi kesiapan dari e-learning.
People Faktor manusia terlibat dengan karakteristik seluruh SDM dari sebuah perusahaan. Gilley, Eggland & Maycunich (2002) membuktikan bahwa semakin tinggi skill SDM suatu organisasi maka semakin sukses organisasi tersebut. Rogers (2003) juga mengatakan bahwa individu yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan lebih cepat beradaptasi dengan inovasi terbaru. Maka level edukasi karyawan dapat digunakan sebagai bahan prediksi kesiapan e-learning.
Self Development Pengembangan diri adalah faktor akhir yang digunakan untuk menilai kesiapan e- learning pada suatu organisasi karena teori inovasi menunjukkan bahwa perusahaan yang terbuka pada pengembangan individu/organisasi, aktif mencari informasi dan memiliki kemauan tinggi dapat beradaptasi dengan inovasi lebih cepat daripada yang lain.
Pengukuran Kualitas E-learning mengukur kesiapan e-learning menggunakan instrumen yang berisi kesiapan tujuh faktor sepeti pada gambar 2. Dari ketujuh faktor tersebut, masing-masing memiliki sejumlah pertanyaan yang dikembangkan lebih lanjut. Skor kesiapan e-learning akan menentukan kesiapan sekaligus keberhasilan pengembangan eleaarning dalam suatu sekolah. Aydm (2005) smembuat klasifikasi skor kesiapan elearning seperti pada gambar 3 berikut, dimana nilai tertinggi adalah 5.
Perbandingan Model ELR Psycharis (2005) dan Aydin and Tasci (2005) = Poin irisan Perbandingan Model ELR Psycharis (2005) dan Aydin and Tasci (2005) ELR Resource Technology Human Resource Economic Education Content Educational Environment Entrepreneural Culture Leadership Technology Innovation People Self Development Psycharis Aydin and Tasci
Kesimpulan Model ELR Psycharis dan Aydin and Tasci memiliki persamaan pada poin teknologi dan sumber daya manusia. Pada kedua model disebutkan bahwa ketersediaan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan e-learning sangat penting sehingga poin teknologi menjadi salah satu faktor yang dapat memprediksi kesiapan e-learning Poin Human Resource atau SDM juga ada pada kedua model tersebut. Disebutkan bahwa pengetahuan dan skill SDM dapat mempengaruhi implementasi e-learning
Peran Kesiapan E-learning Mengukur seberapa siap institusi untuk mengimplementasikan e-learning Mengungkap faktor mana yang masih lemah dan membutuhkan perbaikan dalam mendukung implementasi e-learning Pada tahap analisis, ELR digunakan untuk menyusun dokumen kebutuhan yang menjadi baseline untuk tahap desain selanjutnya Pada tahap evaluasi, model e-learning readiness digunakan untuk mengukur keberhasilan dan menentukan recycling decission untuk proses perbaikan pada periode berikutnya
Referensi Aydın Cengiz Hakan, Tasci Deniz. Measuring Readiness for e-Learning: Reflections from an Emerging Country. Psycharis. Sarantos, “Presumptions and actions affecting an e-learning adoption by the educational system Implementation using virtual private networks” University of the Aegean (2005)
Terima Kasih ^_^