Dr. ROSNINI SAVITRI,M.KES

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INDIKATOR KESEHATAN PRODUKSI
Advertisements

Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013
PENJELASAN DEFINISI OPERASIONAL PROGRAM KIA
POSYANDU BALITA RIWANTO, SKM.
Tujuan Pengaturan Upaya Kesehatan Anak:
MDGs Goal 5 IMPROVE MATERNAL HEALTH Kelompok 6 IKMA 2010 Anggi Rekha Ulya April Yenni Angga Rizka Nova Indi.
Ns. Hernandia Distinarista, S.Kep
PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA
Enny Zuliatie Die-J YPI (Drop in Center Cijantung Yayasan Pelita Ilmu)
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
P4K dengan Stiker dan Registrasi Ibu Hamil
POLINDES (Pondok Bersalin Desa)
DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI
Data: karakteristik individu, sangat sulit diinterpretasikan karena jumlahnya sangat banyak dan beragam bentuknya [nominal, ordinal, interval] dan sifatnya.
HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR SPM BIDANG KESEHATAN TAHUN 2008
KEBIJAKAN PROGRAM KB PASCA SALIN
PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK (PWS-KIA)
PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT (PWS) KIA
INDIKATOR PEMANTAUAN Sasaran yang di gunakan dalam PWS KIA berdasarkan kurun waktu 1 tahun, dengan prinsip konsep wilayah - maka untuk PWS Provinsi memakai.
PUSKESMAS KARANGAN OLEH MARTA RAHAYU
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA/ KELURAHAN
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN OLE h Dr.Hj.Musdiawaty HR RoE,M.Kes Watansoppeng, 19 Maret 2014.
Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 BADAN PUSAT STATISTIK.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI
ANALISIS KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI PUSKESMAS
PERAN SERTA MASYARAKAT
OLEH : TUTIK INDERAWATI, S.ST, MM
PENINGKATAN STATUS GIZI MASYARAKAT Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3
Selamat datang peserta
PENINGKATAN KESEHATAN KELUARGA MELALUI PUSYAN GATRA
KESEHATAN ANAK.
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3 (2)
PROGRAM KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
DERAJAT KESEHATAN BAYI DAN BALITA DI INDONESIA
PROGRAM JAMINAN PERSALINAN
PENGUKURAN KESEHATAN Definisi indikator
KESEHATAN REPRODUKSI Analisis & Hasil RISKESDAS 2010.
ILMU KESMAS X (PROGRAM2 KESEHATAN)
Epidemiologi-Susanto, 2012
JAMPERSAL Kelompok 2.
KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
OPTIMALISASI PELAKSANAAN JAMINAN PERSALINAN Dalam rangka Percepatan Pencapaian MDGs 2015 Tjetjep Yudiana,SKM, M.Kes KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI KEPULAUAN.
SELAMAT DATANG PERTEMUAN PETUGAS SP2TP BLITAR, 7 MARET 2014
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI
Pertemuan Nasional Akselerasi Pencapaian MDG’s
BUKU KIA Kesehatan Ibu dan Anak.
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
Di sampaikan pada pertemuan Bidan Jember tgl 21 November 2017
PROGRAM KB PASCAPERSALINAN DAN KB PASCAKEGUGURAN DI RUMAH SAKIT
MORTALITAS ILSA WAHYUNI ( ) KELOMPOK 6 FITRIANI AHMAD
PEMANFAATAN DATA SURVEI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
ICPD dan MDGS Indikator dan Pencapaian di Indonesia
PENINGKATAN KUALITAS KUNJUNGAN NEONATUS MELALUI ALGORITMA MTBM
STATISTIK KESEHATAN (ANGKA KEMATIAN) PERTEMUAN 11
Kemenkes RI – Kelas Ibu KEBIJAKAN DALAM PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Pelatihan Bagi Pelatih Fasilitator Kelas Ibu MATERI DASAR.
KONSEP KEBIDANAN KOMUNITAS
Balikpapan, 01 Nopember 2018 BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT KESEHATAN IBU DAN ANAK ( PWS-KIA )
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS Oleh : WIDYA PANI, SKM,SST.,M.Kes.
Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN/KOTA
KESEHATAN ANAK di indonesia
KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN paraji
Upaya akselerasi pencapaiaN SDGs. SDGs ( Sustainable Development Goals ) sebuah dokumen yang akan menjadi sebuah acuan dalam kerangka pembangunan dan.
Standar Pelayanan Minimum Bayi Baru Lahir
Transcript presentasi:

UPAYA MENURUNKAN AKI DAN AKB DI SUMATERA BARAT DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Dr. ROSNINI SAVITRI,M.KES KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT 2010

Risiko kematian ibu & anak terjadi paling banyak pada periode kelahiran LAHIR MATI KEMATIAN BBL KEMATIAN IBU KEMATIAN ANAK

PENYEBAB KEMATIAN BAYI (1) RISKESDAS 2007 0-6 HARI

PENYEBAB KEMATIAN BAYI (2) RISKESDAS 2007 7-28 HARI

PENYEBAB KEMATIAN BAYI (3) RISKESDAS 2007 1-11 BULAN

Penyebab kematian bayi 0-11 bulan Penyebab kematian bayi 0-59 bulan Meningtis, 4.5 % Tidak diketahui penyebabnya, 5.5 % Tidak diketahui penyebabnya, 3.7 % Tetanus, 1.5 % Kelainan Kongenital, 5.7 % Meningtis, 5.1 % Kelainan Kongenital4.9 % Pneumonia, 12.7 % Masalah Neonatal 46,2 % Masalah Neonatal 36 % Pneumonia, 13.2 % Diare, 15 % Tetanus, 1.7 % Diare, 17.2 % Masalah neonatal : Asfiksia BBLR Infeksi, dll Sumber : Riskesdas 2007

Determinan Kematian Ibu Ekonomi Geografi Gender Budaya Pendidikan Terlambat Merujuk 4 Terlalu KOMPLIKASI (Penyebab Lgs) -Perdarahan -Eklampsi -Infeksi -Pertus macet - Kompl Keguguran BUMIL Gizi MATI Terlambat Sampai Penyakit Menular Penyakit Lain Terlambat Pertolongan Adekuat Manajerial Tenaga Obat Sarana

MDGs 2015 CAPAIAN 2007 MDG 2015 8 Tujuan RPJMN 2010 – 2014 PEPRES No: 5/2010 MDG 2015 8 Tujuan -- Meningkatnya UHH menjadi 72,0 thn 34 per 1000 KH Menurunnya AKB menjadi 24 per 1000 KH 23 per 1000 KH 228 per 100.000 KH Menurunnya AKI menjadi 118 per 100.000 kh 102 per 100.000 KH 18,4% pada anak balita Menurunnya prevalensi gizi-kurang pada anak balita menjadi 15%. 15% Poverty & Hunger Maternal Health Para hadirin sekalian, Millenium Development Goals merupakan kesepakatan lebih dari 180 Kepala Negara dan Pemerintahan termasuk Presiden RI pada tahun 2000 yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Tujuan Millenium ini merupakan komitmen Pemerintah Republik Indonesia terhadap komitmen global yang secara konstitusional juga diakui dan disahkan serta dituangkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2004–2025 dan saat ini telah dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 melalui Keputusan Presiden nomor 5 tahun 2010 yang baru saja disahkan pada bulan Januari lalu. Dalam RPJMN Tahun 2010 – 2014 dalam bidang Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama di dalamnya termasuk kesehatan disebutkan bahwa sasaran yang ditetapkan diantaranya adalah : Meningkatnya Umur Harapan Hidup menjadi 72 tahun Menurunnya Angka Kematian Bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup Menurunnya Angka Kematian Ibu menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup, dan Menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita menjadi 15%. Dengan memperhatikan target ini, sangat jelas bahwa komitmen Pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia sangat besar dan perlu diupayakan baik oleh Kementerian Kesehatan selaku sektor yang bertanggungjawab maupun oleh berbagai pihak yang memiliki peran dan dapat memberikan kontribusi seperti lintas sektor dan organisasi profesi dan seminat. Pembangunan Manusia merupakan pusat dari pembangunan dalam skala luas atau dikenal dengan human centered approach to development, hal ini juga tertuang dalam visi RPJP 2025 adalah Indonesia Yang Maju, Mandiri dan Adil. Pertumbuhan ekonomi bukan sebagai tujuan tetapi alat, manusia bukan sekedar hanya sebagai sumber daya tetapi sebagai tujuan akhir pembangunan. EDUCATION Comm. Diseases GENDER ENVIRONMENT CHLD HEALTH PARTNERSHIP

MDG 1 - Target 1C: Menurunkan pervalensi gizi kurang pada tahun 2015 menjadi ½ dari keadaan tahun 1990 INDIKATOR Acuan Dasar (1990) Saat ini Target (2015) 1.8. Prevalensi gizi kurang pada anak balita (0-60 bulan) 31.00% (1989) 18.40% (2007) 15.50% 1.8.a. Prevalensi gizi buruk pada anak balita (0-60 bulan) : 7.20% (1989) 5.40% (2007) 3.60% 1.9. Proporsi penduduk dengan konsumsi energi minimal : 1.9a. 1400 kkal/capita/day: 1.9b. 2000 kkal/capita/day: 17.00 % 64.21% 14.47% 61.86% (2009) 8.50% 35.32% Saudara-Saudara yang kami hormati, MDG 1 meskipun terkait dengan kemiskinan dan kelaparan, tetapi indikator yang paling menentukan adalah prevalensi gizi kurang dan gizi buruk. Apabila didasarkan pada data tahun 1990 yaitu 31,0% maka target pada tahun 2015 sebesar 15,5%, dan perlu kita garis bawahi bahwa pencapaian pada tahun 2007 sudah sebesar 18,4%. Begitu pula dengan gizi buruk dengan menggunakan angka 7,20 % pada tahun 1990, sehingga target tahun 2015 menjadi 3,6%, dengan pencapaian pada tahun 2007 sebesar 5,4%. Proporsi penduduk dengan konsumsi energi minimal 1.400 kilo kalori per kapita per hari dengan acuan dasar tahun 1990 sebesar 17,0% target 2015 sebesar 8,5%, maka pencapaian baru sebesar 14,47%. Begitu juga dengan penduduk dengan konsumsi energi minimal 2000 kilo kalori dari acuan dasar 64,2% dan target 35,32%, pencapaian tahun 2009 baru sebesar 61,86%. Untuk konsumsi energi per kapita, kita menyadari pemenuhan target ini sangat erat kaitannya dengan pertanian, perekonomian dan berbagai sektor lainnya.

PREVALENSI GIZI KURANG TAHUN 2010 Rerata nasional 17.9 % Target 2014 15.0 %

MDG 4 - Target 4A : Menurunkan Angka Kematian Anak hingga 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015 INDIKATOR Acuan Dasar Saat ini Target (2015) 4.1. Angka Kematian Balita per 1,000 kelahiran hidup: 97 (1991) 44 (2007) 32 4.2. Angka Kematian Bayi per 1,000 kelahiran hidup: 68 (1991) 34 (2007) 23 4.2.a. Angka Kematian Neonatal per 1,000 kelahiran hidup: 32 (1991) 19 (2007) 14 4.3. Proporsi anak umur 1 tahun diimunisasi Campak: 44.50% (1991) 67.00% (2007) 92% Pencapaian Tujuan 4: menurunkan kematian anak , Target MDG 4 adalah menurunkan kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990-2015. Baseline data tahun 1991 angka kematian balita 97/1000 kelahiran hidup, angka kematian bayi 68/1000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal 32/1000 kelahiran hidup. Selain angka kematian, indikator yang dipakai adalah persentase anak dibawah umur 1 tahun yang diimunisasi campak. Tahun 1991, angkanya 44,50%. Data terakhir yang ada adalah berdasarkan SDKI tahun 2007 dimana AKBalita 44/1000, AKB 34/1000, AKN 19/1000 dan proporsi anak dibawah 1 tahun yang diimunisasi campak 67%. Angka ini masih jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015

TUJUAN 4: KEMATIAN BAYI dan BALITA MDG 2015 Angka Kematian Bayi dan Balita pada lima tahun terakhir menunjukkan tren penurunan yang lambat. Hasil Suvei Demografi dan Kesehatan Indonesia pada tahun 2007 adalah 34 per 1000 kelahiran hidup untuk AKB dan 44 per 1000 kelahiran hidup untuk AK Balita dan hasil ini menunjukkan sedikit sekali perbedaan dengan hasil SDKI pada tahun 2002-2003. Bila kita bandingkan dengan kondisi tahun 1990-an memang penurunannya sangat tajam. Namun kematian neonatal menunjukkan penurunan sangat lambat, selama lebih dari satu dekade hanya menurun 11 point. Sasaran yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah 23 per 1000 kelahiran hidup untuk AKB dan 32 per 1000 kelahiran hidup untuk AK Balita. Keberhasilan imunisasi dan penanganan penyakit infeksi sangat besar kontribusinya. Target AKBA World Summit for Children (65 per 1.0000 kh) th 2000 telah tercapai dan Target MDG diperkirakan dapat tercapai Kesenjangan capaian antar propinsi masih tinggi

Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita di Indonesia Large differences in IMR by provinces exist, the highest provincial IMR (Jakarta) is almost four times the lowest IMR (NTB). SDKI 2007

Perbandingan Angka Kematian Neonatal & Balita di Indonesia Double burden : Masalah kesehatan neonatal & penyakit infeksi Large differences in IMR by provinces exist, the highest provincial IMR (Jakarta) is almost four times the lowest IMR (NTB). SDKI 2007

Almost 10 million children under 5 years of age die every year 1.9 million children die from pneumonia 1.6 million children die from diarrhoea 800,000 children die from malaria 4 million babies die in the first month

Pelayanan Kesehatan Neonatal Saat lahir KN1 pd 6–48 jam KN 2 Hari ke 3-7 KN 3 Hari ke 8-28 Manajemen asfiksia bayi Inisiasi Menyusui Dini Pemeriksaan segera saat lahir Menjaga bayi tetap hangat Salep mata, Vitamin K1 injeksi & Imunisasi hepatitis B Mengenali BBLR Konseling menyusui Pemeriksaan bayi baru lahir ASI eksklusif Perawatan bayi Tanda sakit & bahaya Merawat BBLR Konseling Skrining Hipotiroid neonatus yang NHI positif Pemeriksaan ulang 17

Bayi 1 – 11 bulan Anak balita 1 – 4 tahun Pelayanan dalam Upaya Penurunan Angka Kematian dan Peningkatan Kualitas Hidup Bayi & Balita Bayi 1 – 11 bulan Anak balita 1 – 4 tahun Petugas: Vaksinasi lengkap Vit A 1 x umur 6 bln MTBS SDIDTK AMP Penanganan dan rujukan kasus Pembinaan posyandu Keluarga: Buku KIA, ASI eksklusif 6 bln ASI + MPASI 6 - 11 bulan Perawatan & stimulasi tumbang Vit A setahun 2 kali Penanganan dan rujukan kasus Pembinaan anak prasekolah Buku KIA, ASI sampai 2 tahun Makanan gizi seimbang 18

Kebijakan operasional Intervensi kesehatan & gizi: IMD & ASI Eksklusif Intervensi kesehatan & gizi untuk kelangsungan hidup & pencegahan kecacatan : Fe, asam folat, Zinc, vit K1 inj Pemantauan pertumbuhan & perkembangan, Vit A & tata laksana balita sakit Kesehatan Reproduksi Yankes remaja Pendidikan perilaku kesehatan & gizi, pencegahan anemia pada anak usia sekolah & remaja

PROGRAM KESEHATAN ANAK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK BAYI 0-1 thn Manajemen BBLR Manajemen Asfiksia Manajemen Terpadu Bayi Muda Sakit Skrining Hipothyroid Kongenital ASI Eksklusif, MP ASI Imunisasi Injeksi Vit.K1 PENURUNAN AKB/BAL AKSELERASI BALITA 1-5 thn SDIDTK (Stimulasi Deteksi & Intervensi Dini Tumbuh Kembang) MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) Buku KIA USEK 6-18 thn USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) UKS di TK/RA UKS di SD/MI UKS di SMP/MTs UKS di SMA/MA Penjaringan kes Pemeriksaan berkala Dokter Kecil/Kader Kes Remaja PENINGKATAN KUALITAS HIDUP ANAK REMAJA 10-18 thn PELAYANAN KES PEDULI REMAJA (PKPR) Remaja luar sekolah Remaja Mesjid/Gereja Saka Bhakti Husada (SBH) Kespro Remaja Persiapan pra nikah Konseling/Peer Konselor ANAK KHUSUS 1 -18 thn Puskesmas mampu menangani Kekerasan thdp Anak (KTA) termasuk trafiking, ESKA Pembinaan kesehatan anak oleh Pusk bagi: Anak di Lapas, SLB/Panti, Anak Jalanan,Pekerja anak, Anak di daerah konflik/bencana/terpencil 22

Indikator Program Kesehatan Anak Sesuai Renstra Kementerian Kesehatan 2010 - 2014 Target 2014 Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) 90% Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) 88% Cakupan pelayanan kesehatan bayi Cakupan pelayanan kesehatan anak balita 85% Cakupan penanganan neonatal komplikasi 80% Sesuai dengan renstra kementerian kesehatan, telah ditetapkan indikator cakupan program kesehatan anak dalam pencapaian MDG 4 : Cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90%; Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 88%; Cakupan pelayanan kesehatan bayi sebesar 90%; Cakupan pelayanan kesehatan anak balita sebesar 85%; Cakupan penanganan neonatal komplikasi sebesar 80%;

Kunjungan Neonatus: KN 1,2,3 Riskesdas 2010

KN1: Provinsi Riskesdas 2010

MDG 5 - Target 5A : Mengurangi ¾ angka kematian ibu (AKI) dalam kurun waktu 1990 dan 2015 INDIKATOR Acuan Dasar Saat ini Target (2015) 5.1. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100,000 kelahiran hidup :  390 (1991) 228 (2007) 102 5.2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih : 40.70% (1992) 77.34% (2009) 90.00% Target MDGs 5A Penurunan AKI pada tahun 2015 menjadi 102 per 100.000 kh dari 228/100.000 kh pada keadaan kurun waktu 2002-2007. Target Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan harus dicapai pada tahun 2015 sebesar 90%, dari keadaan77,34% pada tahun 2009 (susenas). AKI yang tinggi banyak terjadi di RS karena kasus kegawat daruratan obstetrik (komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas). Salah satu komplikasi terbanyak di RS adalah eklampsi dan preeklampsi yang banyak menyebabkan kematian dengan CFR 2,35%. Dengan tingginya AKI di RS, amak telah ditetapka n dalam kebijakan kementerian kesehatan untuk mendukung kesiapan RS kab/kota agar mampu PONEK.

Trend dan Proyeksi Angka Kematian Ibu Indonesia Tahun 1991-2025 Pencapaian Tujuan 5 : meningkatkan kesehatan ibu, indikator AKI merupakan salah satu indikator yang diramalkan sulit dicapai. Tidak hanya di Indonesia akan tetapi di banyak negara berkembang di dunia. Data terakhir menurut SDKI 2007 menunjukkan 228 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Hasil ini menunjukkan penurunan yang menggembirakan dibandingkan tahun 2002/2003 yaitu 307 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu yang memerlukan penurunan pertahunnya sebesar 15,25 point. Indikator proksi terhadap AKI yaitu pertolongan persalinan pada petugas kesehatan menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan yaitu meningkat dari 38,5% pada tahun 1992 menjadi 73,4% pada tahun 2007. Untuk pencapaian indikator persalinan ditolong oleh tenaga terampil akan lebih mudah dicapai dikarenakan dengan sejalannya kebijakan bahwa semua persalinan akan ditanggung oleh pemerintah (2011). Permasalahan tingginya AKI dipengaruhi oleh faktor sosial (yaitu tiga terlambat dan empat terlalu), ekonomi dan budaya. Kebiasaan untuk melahirkan di rumah masih sangat dominan dimana akan memberikan risiko bagi kematian ibu dan bayi. Penyebab kematian ibu masih berpola pada tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan pasca persalinan, eklamsia dan infeksi. Memperhatikan permasalahan yang dihadapi maka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan merupakan salah satu upaya prioritas dalam penurunan AKI. Untuk mencapai target MDG’s pada tahun 2014 yaitu AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup, untuk pencapaian target tersebut perlu kerjasama secara terpadu di tingkat Kab/Kota dan Propinsi dengan Puskesmas dan RS dengan melibatkan stakeholder terkait. Sumber : SDKI 2007

Persalinan oleh Nakes 1 tahun terakhir menurut Provinsi 2010 Secara nasional persalinan oleh tenaga kesehatan memperlihatkan peningkatan dari 40,7% pada tahun 1990 menjadi 82,2% pada tahun 2010. Namun dalam grafik ini tampak masih ada kesenjangan antar propinsi dalam cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Kisaran kesenjangan sangat besar antara yang tertinggi dan terendah. Di Propinsi DIY sebesar 98.60% dan di Propinsi Maluku Utara sebesar 26.20%. Cakupan persalinan tenaga kesehatan di banyak propinsi di Indonesia Timur juga masih rendah. Sumber: Riskesdas 2010

PROPORSI PERSALINAN MENURUT TEMPAT MELAHIRKAN Data Riskesdas 2010 memperlihatkan bahwa persalinan di fasilitas kesehatan 55,4% dan masih ada persalinan yang dilakukan di rumah (43,2%). Pada kelompok ibu yang melahirkan di rumah ternyata baru 51,9% persalinan ditolong oleh bidan, sedangkan yang ditolong oleh dukun masih 40,2%. Persalinan di rumah dan ditolong oleh dukun, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi masih tingginya AKI di Indonesia. Oleh karena itu pemerintah meluncurkan Jampersal sebagai salah satu upaya terobosan dalam rangka mendorong persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Sumber : Riskesdas 2010 51,9% persalinan ditolong bidan 40,2% ditolong dukun

KESENJANGAN PELAYANAN ANTENATAL K1 & K4 Hadirin yang saya hormati, Secara nasional, pelayanan antenatal kunjungan pertama (tanpa memandang umur kehamilan pada saat kontak pertama kali) telah mencapai 92,7% (Riskesdas 2010). Namun, dalam grafik ini tampak, ada kesenjangan antara pelayanan antenatal kunjungan pertama (K1) dengan pelayanan antenatal empat kali (K4) yaitu 1 kali kunjungan pada triwulan 1, 1 kali kunjungan pada triwulan ke 2 dan 2 kali kunjungan pada triwulan ke 3. Cakupan antenatal empat kali (K4) baru 61,4%. Kesenjangan ini kemungkinan terkait dengan perilaku ibu hamil yang mulai periksa kehamilannya pada trimester kedua (memasuki bulan keempat kehamilan) sehingga ibu hamil tersebut mengalami missed opportunity untuk kunjungan berikutnya. Ada kecenderungan cakupan K4 yang rendah pada kelompok ibu hamil usia <20 tahun; usia >35 tahun; kehamilan ke 4 atau lebih; ibu hamil yang tinggal di perdesaan, tingkat pendidikan dan status ekonomi terendah. Salah satu upaya untuk mengurangi kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 adalah melalui penyediaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang ditujukan untuk meningkatkan pelayanan luar gedung dan Jampersal yang memberikan paket pelayanan sejak kehamilan. Sumber: Riskesdas 2010

Target 5B : Akses semesta terhadap kesehatan reproduksi tahun 2015 INDIKATOR Acuan Dasar Saat ini Target (2015) 5.3. Tingkat pemakaian kontrasepsi/ contraceptive prevalence rate (CPR) wanita yang menikah usia 15-49, metode modern: 47.10% (2007) 57.40% (2007) 65% 5.4. Tingkat kelahiran pada remaja (per 1000 perempuan usia 15-19 tahun )‏: 67 per 1000 (1991) 35 per 1000 (2007) 30per1000 5.5. Cakupan pelayanan Antenatal (kunjungan pertama dan kunjungan minimal 4 kali ANC): Kunjungan pertama Kunjungan minimal 4 kali 75.00% 56.00% 93.30% 81.50% 95% 90% 5.6. Unmet need KB : 12.70% 9.10% 5% Indikator 5b ini, relatif baru (belum ada pada saat dicanangkannya MDG), merupakan tambahan dari Goal no 5 yang selama ini telah kita ketahui bersama. Indikator ini bertujuan untuk mencapai Universal Coverage untuk kesehatan reproduksi yang terdiri dari 4 indikator yaitu (1) cakupan peserta KB (Contraceptive Prevalence Rate), (2) angka persalinan remaja, (3) pelayanan antenatal, dan (4) unmet need KB

PROPORSI PEREMPUAN KAWIN 15-49 THN MENGGUNAKAN KB TAHUN 1992-2010 Proporsi perempuan kawin usia 15-49 tahun, yang menggunakan KB metode modern juga memperlihatkan kecenderungan yang meningkat dari 50,5% (Susenas 1992) menjadi 53.9% (Riskesdas 2010). Grafik di atas juga memperlihatkan adanya penurunan penggunaan KB modern dalam lima tahun terakhir. Grafik berikutnya memperlihatkan bahwa tempat pelayanan KB terbanyak adalah bidan praktek swasta (51,9%). Sedangkan pemanfaatan Puskesmas dan jaringannya (termasuk Pustu dan Polindes) dalam memberikan pelayanan KB baru mencapai 21,2%. Demikian pula dengan pelayanan KB di RS, hanya 6,3%. Salah satu upaya Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan akseptor KB adalah dengan menyediakan paket pelayanan Jampersal yang diharapkan menjangkau sekitar 2,8 juta ibu bersalin untuk mendapatkan pelayanan KB pasca persalinan. Selain hal tersebut, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) diharapkan benar-benar dimanfaatkan untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dasar Pemerintah sebagai tempat pelayanan KB melalui kegiatan luar gedung Puskesmas. Sumber : 1992-2006 Susenas, 2010 Riskesdas Tempat Pelayanan KB (%)

TEMPAT PELAYANAN & TINGKAT PENCEGAHAN Rawat Inap di RS Rujukan & Puskesmas Tersier Sekunder Rawat Jalan di RS & Puskesmas & Pelayanan Outreach TEMPAT PELAYANAN T I NGKA T P ENCEGAHAN Primer Perawatan oleh Keluarga & Masyarakat Continuum of care pathways

PMR, NMR, IMR, U5MR menurut umur ibu SDKI, 2007

Umur Perkawinan Pertama Prev of Stunting & Age at 1st Marriage of Mother Umur Perkawinan Pertama

Karakteristik Ibu Melahirkan

TERIMA KASIH