PERKEMBANGAN AFEKTIF (EMOSI, NILAI, MORAL DAN SIKAP) DAN PERKEMBANGAN RELIGUIUS oleh : Intan Galuh Rendani (150210302006) Nur Lita Avriani (150210302012) Muhammad Erfan (150210302013) Kharisma Yogi D (150210302015)
1. Perkembangan afektif Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran
Perkembangan Emosi Pengertian Emosi Istilah emosi berasal dari kata emotus atau emovere atau mencerca (to stir up) yang berarti sesuatu yang mendorong terhadap sesuatu. (Sujiono, 2005) Menurut Sarlito Wirawan Sartono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif
Karakteristik Perkembangan Emosi Masa remaja sering dianggap sebagai periode badai dan tekanan, suatu masa saat ketegangan emosi meninggi sebagai akibat perubahan fisik dan kelenjar. Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional ramaja menjadi dua rentang usia yaitu : Ciri-ciri emosional remaja berusia 12-15 tahun Ciri-ciri emosional remaja usia 15 – 18 tahun
Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi Pada dasarnya, pola perkembangan emosi remaja sama dengan pola emosi masa kanak-kanak, hanya saja penyebab muncul dan memuncaknya emosi yang berbeda. Pada masa anak-anak, ledakan lebih banyak disebabkan olen hal-hal yang bersifat materil kongkret, sedangkan pada masa remaja penyebabnya bersifat abstrak (Sitti Hartina:2008).
Pengaruh emosi terhadap tingkah laku Perasaan takut atau marah dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan emosi dan menjadi gemetar. Dalam ketakutan, mulut menjadi kering, jantung berdetak cepat, dan lain- lain.
Implikasi Pengembangan Emosi terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Sehubungan dengan emosi remaja yang cenderung banyak melamun dan sulit diterka, maka satu-satunya hal yang dapat guru lakukan adalah memperlakukan siswa seperti orang dewasa yang penuh dengan rasa tanggung jawab moral.
b) Perkembangan Nilai Dalam kamus bahasa Indonesia, nilai adalah harga, angka kepandaian. Menurut Spranger, nilai diartikan sebagai suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Dalam perspektif Spranger, kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai dan kesejahteraan.
c) Perkembangan Moral Moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan kelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya (Purwadarminto, 1957: 957). Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari
d) Perkembangan Sikap Fishbein (1975) mendefenisikan sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk merespon secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap merupakan variabel laten yang mendasari, mengarahkan dan mempengaruhi perilaku.
2. Perkembangan Religius Perkembangan rasa Agama Perkembangan agama pada remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan jasmani dan rohaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W. Starbuck adalah : Pertumbuhan Pikiran dan Mental Perkembangan Perasaan Pertimbangan Sosial Perkembangan Moral Sikap dan Minat Ibadah
Konflik dan Keraguan serta Penyebabnya Dari analisis hasil penelitiannya, W. Starbuck menemukan penyebab timbulnya konflik dan keraguan tentang ajaran agama pada para remaja, faktor-faktornya antara lain yaitu :