D5 HIV/AIDs Tri Karyadi Erza Nurtiandari Fajar Faisal Putra Nirtya Perwitasari Agustina Lestari Putri Senna Rahayu Aulia Abdillah Ramadhan Puteri Melati Cesar D5
What is HIV/AIDs HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel sel sistem kekebalan tubuh manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
HIV/AIDs as a communicable disease singkatan dari ‘acquired immunodeficiency syndrome’ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. AIDS diidentifikasi berdasarkan beberapa infeksi tertentu, yang dikelompokkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai berikut: Tahap I penyakit HIV tidak menunjukkan gejala apapun dan tidak dikategorikan sebagai AIDS. Tahap II (meliputi manifestasi mucocutaneous minor dan infeksi-infeksi saluran pernafasan bagian atas yang tak sembuh- sembuh) Tahap III (meliputi diare kronis yang tidak jelas penyebabnya yang berlangsung lebih dari satu bulan, infeksi bakteri yang parah, dan TBC paru-paru), atau Tahap IV (meliputi Toksoplasmosis pada otak, Kandidiasis pada saluran tenggorokan (oesophagus), saluran pernafasan (trachea), batang saluran paru-paru (bronchi) atau paru-paru dan Sarkoma Kaposi). Penyakit HIV digunakan sebagai indikator AIDS.
there any distortion in public perception left uncorrected there any distortion in public perception left uncorrected? Risk to people living with HIV/AIDs and to society -“Pendidikan seks mengarah ke hubungan seksual” -“Wanita yang membawa kondom memiliki moral yang rendah” -“AIDs adalah hukuman dari Tuhan” -“Jika dia menderita AIDs pasti pernah melakukan sesuatu yang buruk” Beberapa mitos terhadap AIDs yang masih bertahan hingga sekarang: -“kamu dapat tertular AIDs dari dudukan toilet” -“ODHA harus diisolasi” -“AIDs menular dari gigitan serangga” -‘kamu tidak akan tertular AIDs pada hubungan seksual pertama kali” -“Jika wanita menderita pertama kali, pasti dia tidak jujur” -“Kamu dapat sembuh dari AIDs jika berhubungan seksual dengan virgin” -“penting untuk tidak bersentuhan dengan ODHA”
risk of stigmatization and discrimination against people living with HIV/AIDs and VCT participant – ODHA bisa menjadi sangat dikucilkan - ODHA dianggap berbahaya dalam berbagai hal - Dalam pengobatannya, jika ODHA dikucilkan, maka sangat sulit penangannya.
doctor’s role in amending distorterd public perception on HIV/AIDs Dari segi komunikasi koordinasi dan pemberdayaan profesi pendidikan dan pelatihan kebijakan dan advokasi, dengan melakukan advokasi intern organisasi di badan PB IDI dan perhimpunan Spesialis dan Seminat.
3 examples of professional conduct that are very important in managing patient with HIV/AIDs Justice perlakuan sama terhadap ODHA dengan pasien-pasien lainnya Respect respek terhadap pasien adalah prioritas utama ketidak berhadapan dengan ODHA. Sehingga anamnesa yang dilakukan tidak tersendat. Pasien percaya dan yakin untuk menceritakan segala hal kepada praktisi klinis. Beneficient berlaku sesuai dengan kepentingan pasien yang memberikan keuntungan positif terhadap pasien.
Terimakasih