Riset terpadu ilmu social, kebumian, teknik dan jasa ilmiah

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRATEGI POKOK Kebijakan Fiskal Kebijakan Perbankan/Keuangan
Advertisements

KULIAH PEMBEKALAN KULIAH KERJA PROFESI
Makalah Kunci (Keynote Speech)
Skenario dan Strategi Konsep Agro Mina Politan Cluster
PEMENUHAN KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA Pertanian dan Kebutuhan Manusia.
Jakarta Convention Centre, 29 Januari 2010
Topik: Visi Pertanian Abad 21 (Pertanian Yang Berkebudayaan Industri)
INTENSIFIKASI, EKSTENSIFIKASI DAN DIVERSIFIKASI
DAMPAK PADA FLORA DAN FAUNA
Draft Agenda Riset Nasional (ARN) Bidang Ketahanan Pangan
PELUANG AGROINDUSTRI PEDESAAN BERBASIS KOMODITAS UNGGULAN
PERTANIAN BERKELANJUTAN
EKOLOGI DAN PENGELOLAAN HUTAN
PEMBANGUNAN AGRIBISNIS
PAKET KEBIJAKAN KEDAULATAN PANGAN
Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional Tahun 2017
Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tenggara
PANGAN Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk.
PELATIHAN TEKNIS PENGANEKARAGAMAN PANGAN BERBAHAN BAKU LOKAL
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
DASAR AGRONOMI.
MODEL KEMITRAAN JAGUNG DAN KEDELAI DIPROVINSI SULAWESI TENGAH
Ancaman Bagi Keanekaragaman Hayati
Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia
PEMULIAAN TANANAMAN, Bab I
Arah Kebijakan Persusuan
Administrasi, Persoalan Pangan, dan Urbanisasi
Peranan Bioteknologi dalam ketersediaan pakan untuk domba dan kambing
PERTANIAN ORGANIK : PERINSIP DAUR ULANG HARA, KONSERVASI AIR DAN INTERAKSI ANTAR TANAMAN KELOMPOK 2 MEGANANDA PUTERI SARAHDIBHA G SUSIANTI G111.
Penjabaran Diversifikasi Pangan
RENSTRA SEKRETARIAT DIRJEN PETERNAKAN TAHUN
Perencanaan Lingkungan Hidup
Gatot Irianto Direktur Jenderal Tanaman Pangan/
Industrialisasi Perikanan untuk Kesejahteraan Masyarakat
TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS
Maria Lusia Hutagalung D1B011024
TUJUAN Pada tahun I penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh varietas, kedalaman muka air di saluran pada budidaya jenuh air terhadap serapan.
PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS SOLUSI UNTUK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
Arah Kebijakan Persusuan
Arah Kebijakan Persusuan
SISTEM PERTANIAN TERPADU
PERAN PERTANIAN TERPADU DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN INDONESIA
MATERI e_LEARNING PASCA UTS Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PANGAN, PERLUASAN REVOLUSI HIJAU DAN KEMISKINAN
NAMA KELOMPOK : DESI AYU ARUM S. ( 176 ) BAYU ADI SURYONO ( 193 )
Pengertian Pertanian terpadu
(MIXED FARMING SYSTEMS)
REVOLUSI HIJAU.
Bioteknologi Pengolahan Limbah
HUBUNGAN SEBARAN FLORA DAN FAUNA DENGAN KONDISI FISIK
Model-Model Usaha Agribisnis
PENERAPAN KONSEP EKOLOGI
Oleh : ZULFAHRIZAL STP, M.Si 24 Desember 2009
Arah Kebijakan Persusuan
Pengolahan Limbah.
Teknologi Mendukung Diversifikasi Pertanian
Permasalahan Agronomi, Persepsi dan Berbagi permasalahan yang timbul
CIRI DAN FAKTOR PEMBENTUK MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS
AGRIBIS TERNAK POTONG INOVASI DAN KEBIJAKAN DALAM PENGELOLAAN SDG-H UNTUK MEMPERKUAT INDUSTRI PETERNAKAN (SAPI POTONG)
UNSUR – UNSUR DAN CIRI – CIRI PERTANIAN
DINAS PERIKANAN & PANGAN PETUNJUK TEKNIS USULAN MUSRENBANGDES
PEMBANGUNAN PERIKANAN
EVALUASI AKHIR MODEL PENGEMBANGAN INOVASI PERTANIAN BIOINDUSTRI: Usulan Pemikiran Pantjar Simatupang Bahan Diskusi Workshop “Optimalisasi Kinerja Kegiatan.
1 Oleh : Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, MS. Disampaikan pada : Program Pasca Sarjana Managemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB IPB) 12 Agustus.
BERAGAM, BERGIZI SEIMBANG DAN AMAN (B2SA)
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA GENETIK SPESIFIK LOKASI
Peluang dan potensi Pertanian Organik
RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS HORTIKULTURA 2020
RENCANA KERJA DAN ARAH KEBIJAKAN TAHUN
Transcript presentasi:

Riset terpadu ilmu social, kebumian, teknik dan jasa ilmiah Grand Design Inovasi Bioresources untuk ketahanan pangan, obat, kedaulatan energi, bio-based product dan lingkungan Isu strategis: Peningkatan populasi (Dunia 9 juta triliun 2050)  lahan pertanian menyusut, perubahan iklim, panen berkurang, program diversifikasi, kekurangan daging sapi (85 ribu ton). Prevalensi penyakit malaria, demam berdarah, dan infeksi. Ketersediaan bahan bakar fosil menurun  ancaman energy nasional dan dunia. Keterbatasan sediaan material konvensional Kerusakan ekosistem/lingkungan (laju deforestasi 1,8 jt ha/thn)  pencemaran lingkungan Kesejahteraan masyarakat, ketahanan pangan, kedaulatan energi, sustainable development kelestarian lingkungan konservasi biodiversity Stakeholder:Akademisi (LIPI, KLHK, PU, Perguruan Tinggi; Pemda; Industri; Masyarakat Kondisi 2015 Kondisi 2045 Riset: Eksplorasi, aplikasi, dan alih teknologi belum optimal (<5%) Teknologi: belum memenuhi kebutuhan stakeholder SDM: Kualitas dan kuantitas peneliti belum ideal Infrastruktur: kurang memadai Sosial impact: masih rendah (<1%) Riset: Eksplorasi 500 pulau kecil dan garda terdepan & ekosistem spesifik,valuasi & aplikasi 50%, dan alih teknologi 5% dari hasil riset Teknologi: Terpenuhinya kebutuhan stakeholder SDM: Institut penelitian berkelas dunia, peneliti tersebar di seluruh wilayah Indonesia, rasio peneliti : total penduduk (1:10.000) Infrastruktur:pusat riset tersebar diseluruh wilayah (min. 1 propinsi 1 pusat riset) Sosial impact: Indeks ketergantungan terhadap hasil iptek nasional (50%) Program dan strategi pencapaian Lingkungan Riset terpadu ilmu social, kebumian, teknik dan jasa ilmiah Panda Kesehatan Topik Riset Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (1% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (konservasi) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah Pengembangan eco-house berbasis bioresources Perbanyakan, perbenihan, konservasi hayati Bioremediasi dan biorefinery Pangan Topik Riset Eksplorasi & domestikasi hayati potensial Pangan substitusi terigu Produk pendukung pangan Padi Gogo dan Improvement benih Protein hewani & produk turunan (mendukung swasembada) Frontier science Energi Topik Riset Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit Obat berbasis rekayasa protein dan nanobiomaterial, Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence Topik Riset Organisme potensial Biofuel Biorefinery dan scaling-up

Akademisi (LIPI dll); Industri, Pemda; Masyarakat Ketahanan Pangan Kondisi 2020 1. Eksplorasi & domestikasi bioresources (gula, ternak, budidaya dll) (25% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (1% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (1% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (3% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (25% kebutuhan nasional) - biopestisida (3% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (5% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (alih teknologi) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 30% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, galur padi tahan blas) umbi dll 5% sdh tersedia) 5. Ternak terseleksi dan pengembangan produk (60% dari alur proses) 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (functional food, nutrigenomic, matabolomic) (10%) Kondisi 2025 1. Eksplorasi & domestikasi flora, fauna, mikroba potensial (gula, ternak, budidaya lainnya) (30% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (5% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (5% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (5% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (30% kebutuhan nasional) - biopestisida (5% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (10% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 35% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, galur tahan tungro umbi dll 10% sdh tersedia) 5. . Ternak terseleksi dan pengembangan produk (80% dari alur proses) 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (functional food, nutrigenomic, matabolomic) (20%) Kondisi 2030 1. Eksplorasi & domestikasi flora, fauna, mikroba potensial (gula, ternak, budidaya lainnya) (35% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (10% kebutuhan nasional) Pisang dan buah2an (10% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (7% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (35% kebutuhan nasional) - biopestisida (7% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (15% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 40% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, galur tahan salinitas umbi dll 15% sdh tersedia) 5. . Ternak terseleksi dan pengembangan produk (100% dari alur proses) 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (functional food, nutrigenomic, matabolomic) (30%) Topik Riset Eksplorasi & domestikasi hayati potensial Pangan substitusi terigu Produk pendukung pangan Padi Gogo dan Improvement benih Protein hewani & produk turunan (mendukung swasembada) Frontier science Kondisi 2015 1. Eksplorasi & domestikasi bioresour ces potensial (gula, ternak, budidaya lainnya) (1% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (<50% (lab)) Pisang (<50 (lab)) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (1% kebutuhan pestisida kimia nasional) – biopestisida untuk hama pertanian dan gudang - pupuk (1% kebutuhan nasional) - biopestisida (1% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (1% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (skala produksi) 4. Padi GOGO (baru 2 varietas terimplementasi, baru di beberapa daerah) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, galur tahan penggerek batang dan kekeringan) umbi dll 1% sdh tersedia) 5. Ternak terseleksi dan pengembangan produk (30% dari alur proses) _ Peningkatan populasi dan mutu genetik ternak lokal (sapi dan kambing) Pengembangan pusat pengolahan pakan ternak (5 sentra ternak di Indonesia) 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (nanopangan functional food, nutrigenomic, matabolomic) (<1%) Akademisi (LIPI dll); Industri, Pemda; Masyarakat Kondisi 2035 1. Eksplorasi & domestikasi bioresources (gula, ternak, budidaya lainnya) (40% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (15% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (15% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (10% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (40% kebutuhan nasional) - biopestisida (10% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (20% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 45% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, umbi dll 20% sdh tersedia) 5. Swasembada protein hewani 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (nanopangan functional food, nutrigenomic, matabolomic) (40%) Kondisi 2040 1. Eksplorasi & domestikasi hayati (gula, ternak, budidaya lainnya) (45% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (20% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (20% varietas nasional) 3. – Biokontrol hama dan penyakit (12% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (45% kebutuhan nasional) - biopestisida (12% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (25% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 50% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, umbi dll 25% sdh tersedia) 5. Pengembangan protein hewani baru 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (nanopangan functional food, nutrigenomic, matabolomic) (50%) Kondisi 2045 1. Eksplorasi & domestikasi(gula, ternak, budidaya dl (50% dari sdh tersedia) 2. Umbi-umbian (25% kekayaan umbi nasional) Pisang dan buah2an (25% varietas nasional) galur tahan di lahan marjinal 3. – Biokontrol hama dan penyakit (15% kebutuhan pestisida kimia nasional) - pupuk hayati (50% kebutuhan nasional) - biopestisida (15% kebutuhan pestisida kimia nasional) - Teknologi mekanisasi pertanian (belum terdata) - Penyerbukan (30% kebutuhan nasional) - media tanam biomaterial (produk pertanian) 4. Padi GOGO (Terimplementasi 60% wilayah di Indonesia) - Improvement benih (Ex. Pisang, kedelai, umbi dll 30% sdh tersedia) 5. Pengembangan protein hewani baru 6. Pengembangan teknologi dan produk baru (nanopangan functional food, nutrigenomic, matabolomic) (60%)

Program Kedaulatan Energi 2015-2020 2025-2020 2025-2030 2030-2035 2035-2040 2040-2045 Pasar, Stakeholder (outcome) 15% EBT terimplementasi. 20% EBT terimplementasi. 22% EBT terimplementasi. 25% EBT terimplementasi. 28% EBT terimplementasi. 30% EBT terimplementasi. Produk (output) 50% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 60% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 70% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 80% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 90% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI 100% diperoleh organisme potensial, organisme hasil rekayasa genetika, biokatalis alam dan rekombinan, biofuel bahan kimia adi, Paket teknologi bioenergi, HAKI Teknologi Metode (output) Laboratorium plant (~500 Liter) : Adaptasi plant (500 Liter): Inkubator plant (5000 L): Semi pilot plant (10.000-20.000 L) Pilot plant (60.000-100.000 L) Semi-komersial (250.000 L) Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Akademisi, industri, masyarakat Litbang (output) 20% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 40% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 60% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 80% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 90% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial 100% pelaksanaan riset untuk Pengembangan organisme potensial Sumberdaya (input) SDM:0,01% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.01% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.01% dari APBN/APBD SDM:0,05% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.05% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.05% dari APBN/APBD SDM:0,1% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.1% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.1% dari APBN/APBD SDM:0,25% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.25% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.25% dari APBN/APBD SDM:0,5% per rasio jumlah penduduk, Dana:0.5% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 0.5% dari APBN/APBD SDM:1% per rasio jumlah penduduk, Dana:1% dari APBN/APBD, Infarstruktur: 1% dari APBN/APBD

Obat dan Kesehatan Topik Riset Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit Obat berbasis rekayasa protein dan nanobiomaterial, Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence Kondisi 2020 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi 2%), valuasi (2% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 10 prototipe, 45 nasional) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<2%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2025 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (3%), valuasi (3% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 15 prototipe, 65 nasional ) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<3%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2030 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (4%), valuasi (4% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 20 prototipe, nasional 85) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<4%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2015 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (1%), valuasi (1% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI:5 prototipe, nasional: 25 prototipe) Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<1%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Kondisi 2035 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi 5%), valuasi (5% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 25 prototipe, nasional 105) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<5%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2040 1Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (6%), valuasi (6% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 30 prototipe, nasional 130) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<6%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Kondisi 2045 Tradisional biofarmaka dan diagnostic kit (penyakit infeksi) (eksplorasi (7%), valuasi (7% dari eksplorasi), Obat berbasis rekayasa protein (LIPI 35 prototipe, nasional 150) dan nanoteknologi Stem cell (regenerative untuk jaringan organ) (<7%) Zoonosis, hama penyakit dan biodefence (<1%) Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Akademisi (LIPI dll), industri farmasi Akademisi (LIPI dll), industri farmasi

Lingkungan Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (1% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (konservasi) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah Pengembangan eco-house berbasis bioresources Perbanyakan, perbenihan, konservasi hayati Bioremediasi dan biorefinery Kondisi 2020 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (3% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (50 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 20 KRD, taman kehati) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (2 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (30% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan berbunga (30%), 4 KR, 20 KRD Produk teknologi pengolahan limbah batik dan tekstil, konsep biorefinery (60%) Biopestisida (3% kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2025 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (5% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (60 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (4 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (50% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan berbunga (40%), 4 KR, 25 KRD Aplikasi teknologi enzimatik untuk pengolahan limbah, konsep biorefinery (80%) Biopestisida (5% kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2030 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (7% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (70 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (8 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (60% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan 4 KR, 30 KRD Pengolahan limbah berbasis enzimatik, konsep biorefinery (100%) Biopestisida (7% kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2015 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (1% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (50 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (2 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (10% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan (20%) (4KR, 15 KRD) Produk mikroba untuk bioremediasi, konsep biorefinery (40%) Biopestisida (1% kebutuhan pestisida kimia nasional) Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Kondisi 2035 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (10% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (80 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (11 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (70% komponen rumah) Terkonservasinya tumbuhan 4 KR, 35 KRD Bioremdiasi perairan laut, penerapan biorefinery (40) Biopestisida (10 % kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2040 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (12% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (90 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (13 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (80% komponen rumah) 4 KR, 40 KRD Bioremdiasi perairan laut, penerapan biorefinery (80) Biopestisida (12% kebutuhan pestisida kimia nasional) Kondisi 2045 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (15% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (100 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (15 teknologi terimplementasi) Produk material pendukung eco-house (100% komponen rumah) 4 KR, 45 KRD Bioremdiasi perairan laut, penerapan biorefinery (100) Biopestisida (15% kebutuhan pestisida kimia nasional) Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat

Integrasi Riset Kondisi 2015 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (3% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (50 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (2 teknologi terimplementasi) Kondisi 2025 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (5% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (60 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (4 teknologi terimplementasi) Kondisi 2030 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (7% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (70 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (8 teknologi terimplementasi) Pengembangan Riset terintegrasi antara bidang ilmu hayati, social, teknik, kebumian dan jasa ilmiah di LIPI Pengembangan Riset terintegrasi dengan institusi lain (Kementan, Kemenhut, Dept teknis lainnya) Impact sosial Kondisi 2015 Pengembangan Riset terintegrasi antara bidang ilmu hayati, social, teknik, kebumian dan jasa ilmiah di LIPI Pengembangan Riset terintegrasi dengan institusi lain (Kementan, Kemenhut, Dept teknis lainnya) Impact sosial Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Kondisi 2035 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (10% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (80 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (11 teknologi terimplementasi) Kondisi 2040 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (12% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (90 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (13 teknologi terimplementasi) Kondisi 2045 Pengembangan Bioresources untuk pelayanan jasa lingkungan dan industri kerahayuan (15% dari rencana nasional sercives) Manajemen Bioresources terkait konvensi inetrnasional (protocol Nagoya dll) (100 rekomendasi/th) Bioresources untuk peningkatan nilai guna tanah dan air (4 KR, 15 KRD) Ekonomi biru melalui bio-prosessing nir limbah (15 teknologi terimplementasi) Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat Akademisi (LIPI, Kehut,Pu, Univ; Pemda; Industri; Masyarakat