Manajemen Keuangan Rumah Sakit

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Analisis Laporan Keuangan
Advertisements

MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
ANALISA BIAYA DAN PENDAPATAN
Perencanaan Bisnis Perikanan dan Kelautan
Analisa Laporan Keuangan (Case study Industri Penerbangan di Indonesia) Anang Rohmawan, SE MBA.
Pendanaan Jangka Pendek
Analisa Laporan Keuangan - Analisa Rasio : Liquidity and Solvency Ratio by Rizky Supriadi.
Pertemuan ke-8 Arum Saraswati
KONSEP PENILAIAN INVESTASI
BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Analisis laporan Keuangan
10 Manajemen Keuangan Agribisnis: ANALISIS RASIO MODUL
Pertemuan Ke-2 Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan
MANAJEMEN KEUANGAN WA FB: Wardoyo HP Wardoyo.
Investasi merupakan pengorbanan yang dilakukan sekarang untuk suatu hasil yang akan diperoleh di masa depan. 2.Investasi menimbulkan opportunity.
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
AKTIVA Tahun 1999Tahun 2000 Kas Piutang dagang Persediaan Biaya yang dibayar di muka
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
PEMBELANJAAN PAJA3338/2 SKS
Pertemuan 4 Manajemen Keuangan
Analisa ratio.
STUDI KELAYAKAN BISNIS
Bab 2: Analisis Laporan Keuangan
RASIO AKTIVITAS & RASIO PROFITABILITAS
Pengenalan Manajemen Keuangan
Lingkup Manajemen Keuangan 1. Akuntansi Keuangan:
Rizal Yaya SE., M.Sc. Akt. Department of Accounting UMY
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: RASIO KEUANGAN
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Training Manajemen JNE
16 Chapter Financial Management Introduction to
12. Analisa Laporan Keuangan
AKUNTANSI RUMAH SAKIT.
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Analisa ratio.
Ir. M. Yamin Siregar, MM RASIO-RASIO KEUANGAN.
Alat analisis laporan keuangan
Laporan Keuangan, dan Arus Kas
ANALISIS RASIO KEUANGAN
Bab 2: Analisis Laporan Keuangan
Nida Nusaibatul Adawiyah
INFORMASI AKUNTANSI PENUH
ANALISA RASIO KEUANGAN
ANALISIS RASIO.
ANALISA RASIO KEUANGAN
NERACA (balanced sheet)
ANALISIS KEUANGAN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
5/19/2018 PENGELOLAAN BISNIS DARI ASPEK KEUANGAN.
Training Manajemen JNE
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
BAB 4. Menyelesaikan Siklus Akuntansi
Aspek Keuangan Untuk Bisnis Awal
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
08 Studi Kelayakan Bisnis
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
FUNGSI KEUANGAN (PEMBELANJAAN) DALAM PERUSAHAAN
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL Pernyataan 01
Analisis Laporan Keuangan dan Manajemen Resiko Perusahaan
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN
LK & Rasio Keuangan Proudly present Dosen Pengampu MK
MANAJEMEN KEUANGAN Definisi Manajemen Keuangan :
ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas proyek bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana.
Bahan 3 ANALISA LAPORAN KEUANGAN
16 Chapter Financial Management Introduction to
16 Chapter Financial Management Introduction to
Transcript presentasi:

Manajemen Keuangan Rumah Sakit Amal C Sjaaf Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas Indonesia

Pendanaan Upaya Kesehatan Penjamin Pemerintah Masyarakat Pay for performance, budgets, capitation premi, pajak, pajak tenaga kerja Tagihan Pasien: Keluarga Tenaga Kerja Layanan medis Tingkat Pertama Tingkat Kedua Tingkat Ketiga out-of-pocket payments Masyarakat Upaya Kesehatan

Rumah Sakit dengan PK BLU Dana Pemerintah Dana Non Pemerintah Standar layanan dan tarif INA-CBG Akuntabilitas RBA + APBN/D Kinerja Rumah Sakit Jumlah, jenis, mutu layanan

Rumah Sakit Swasta Dana Masyarakat Dana Pemerintah Askeskin Standar layanan dan tarif INA-CBG Akuntabilitas RBA Kinerja Rumah Sakit Jumlah, jenis, mutu layanan

Konsep manajemen keuangan Rumah Sakit yang transparan dan akuntabel. Mengembangkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang disusun berbasis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya serta berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima masyarakat, badan lain, dan APBN/APBD. RBA digunakan sebagai acuan dalam menyusun dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) yang mencakup seluruh pendapatan dan belanja, proyeksi arus kas, serta jumlah dan kualitas jasa

dan/atau barang yang akan dihasilkan dan rencana penarikan dana yang bersumber dari APBN, serta besaran persentase ambang batas sebagaimana ditetapkan dalam RBA definitif. Menggunakan pencatatan dan pelaporan keuangan dalam bentuk : Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Laporan Aktivitas (Laba-Rugi) Laporan Arus Kas Pembiayaan dari anggaran pemerintah (subsidi) diberlakukan sebagai pendapatan operasional yang akan diukur akuntabiloitasnya berdasarkan kinerja layanan untuk kelompok masyarakat yang ditanggung oleh pemerintah.

Laporan Aktivitas/Laporan Operasional Catatan atas Laporan Keuangan LAPORAN KEUANGAN BLU Laporan Aktivitas/Laporan Operasional Laporan aktivitas/operasional menyajikan informasi tentang operasi BLU mengenai sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh BLU Neraca Menyediakan informasi tentang posisi keuangan BLU meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu Laporan Arus Kas Menyediakan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan Catatan atas Laporan Keuangan Memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada di LA/laporan operasional, neraca, laporan arus kas, dan informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan BLU

Neraca Hal-hal yang perlu diamati: Penyajian & Pengungkapan sesuai dengan peraturan Total Aset = Total Kewajiban + Total Ekuitas Kas setara Kas, deposito kurang dari 3 bulan masuk dalam akun ini. sedangkan > 3 bulan ke akun Investasi Jangka Pendek. Dana kelolaan yang belum merupakan hak BLU dimasukkan ke Aset Lainnya.

Neraca Hal-hal yang perlu diamati: Piutang disajikan setelah dikurangi Penyisihan Piutang. Piutang yang lebih dari 1 tahun direklasifikasi ke Aset Lainnya. Aset Tetap disajikan sebesar nilai buku (nilai perolehan – penyusutan aset tetap). Nilai Ekuitas awal adalah tetap pada tanggal pelaporan.

Laporan Aktivitas Hal-hal yang harus diamati: Penyajian & pengungkapan sesuai dengan Peraturan Laporan aktivitas disusun menurut basis akrual : Total biaya dan pendapatan tidak selalu sama dengan uang yang dikeluarkan atau diterima Surplus atau defisit menggambarkan kinerja satker BLU pada suatu periode tertentu Surplus atau defisit tidak mencerminkan jumlah kas pada satker BLU

Laporan Aktivitas Hal-hal yang dapat dilakukan apabila terjadi defisit : Meningkatkan pendapatan Mengevaluasi biaya Mengevaluasi biaya penyusutan, amortisasi atau penyisihan piutang Menjelaskan penyebab defisit pada Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan Arus Kas Tahun 2006

Laporan Arus Kas Hal-hal yang perlu diamati: Penyajian dan pengungkapan sesuai dengan aturan, arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaan disusun dengan metode langsung

Laporan Arus Kas Arus Kas dari Aktivitas Operasi : positif Jika minus, maka pengeluaran > penerimaan , maka dapat dievaluasi efisiensi biaya Terjadi apabila barang/jasa layanan banyak yang berbentuk piutang, sehingga harus dioptimalkan penagihannya untuk segera dapat menjadi kas

Laporan Arus Kas Arus Kas dari Aktivitas Investasi: Apabila arus kas investasi negatif berarti pengeluaran investasi lebih besar daripada penerimaan dari investasi. Hal ini menggambarkan adanya belanja modal yang besar Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Apabila arus kas pembiayaan positif artinya terdapat penambahan modal pada satker BLU, bisa berupa penambahan utang atau dana kelolaan (BLU Pengelola Dana)

Analisis Rasio Laporan Keuangan Analisa laporan keuangan dilakukan untuk memberikan input dalam pengambilan keputusan. Karena laporan keuangan memiliki gambaran utuh tentang kinerja organisasi. Dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan, seharusnya dapat mencetuskan sebuah keputusan yang menguntungkan semua pihak, baik bagi internal organisasi maupun eksternal organisasi.

Analisis Rasio Laporan Keuangan Rasio likuiditas (liquidity ratios) Rasio strukur modal (capital structure ratios) Rasio aktifitas (activity ratios) Rasio profitabilitas(profitability ratios

Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dari beberapa rumah sakit yang sejenis Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dari beberapa rumah sakit di wilayah yang sama. Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dalam kurun waktu yang sama.

Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dalam kurun waktu yang sama. Ukuran baku rasio pada dasarnya merupakan angka rata-rata hitung (arithmatic mean) dari rumah sakit-rumah sakit yang diukur rasionya dengan mengacu kepada 3 butir diatas.

Rasio Likuiditas(Liquidity ratios): 1). Rasio lancar (Current Ratio): Harta Lancar (Current Assets) Kewajiban Lancar (Current Liabilities) = 48.602.201.651 / 6.933.675.099 = 7.01 2). Rasio Cepat (Quick Ratio): Kas + Surat berharga + Piutang/Tagihan Kewajiban Lancar (Current Liabilities) = (48.602.201.651- 6.279.199.225) 6.933.675.099 = 6.10

3). Rasio Uji Asam (Acid Test Ratio): Kas + Surat Berharga Kewajiban Lancar (Current Liabilities) 4). Days Cash on Hand: (Biaya Operasional-Depresiasi)/365 = 13,022,626,431 / 6.933.675.099 = 1.88 = 13.022.626.431 / (217.600.911.387- 55.000.000 – 1.912.114.255 – 12.172.263.876) = 23.38

Rasio Struktur Modal (Capital Structure Ratios): 1). Rasio Biaya Modal (Equity Financing Ratio): Modal Sendiri Harta Total 2). Rasio Hutang Terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio): Hutang Jangka Panjang Modal 3). Rasio Hutang Terhadap Harta Tetap (Long Term Debt to Fixed Assets) Harta Tetap = 247.656.050.481 / 254.589.725.580 = 97% = 0 / 247.656.050.481 = 0 = 0 / 205.987.523.929 = 0

Rasio Aktifitas (Activity ratios): 1). Total Assets Turnover: Total Operating Revenues Total Assets 2). Fixed Assets Turnover: Fixed Assets

3). Current Assets Turnover: Total Operating Revenues Current Assets 4). Inventory Turnover: Inventory

5). Hari Piutang Dilunasi (Days in Accounts Receivable): Tagihan Pasien (Net Patient Accounts Receivable) Pendapatan (Net Patient Service Revenues)/365 6). Rata-rata Hari Pelunasan Hutang (Average Payment Period): Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Biaya Operasional-Depresiasi/365

Rasio Profitabilitas: (Profitability ratios) 1). Deductible Ratio: Allowances & Uncollectibles from Gross Revenues Gross Patient Revenues 2). Operating Margin: Net Operating Income Total Operating Revenues

3). Return on Assets: Net Operating Income Total Assets 4). Return on Equity: Equity

Permanent Working Capital Temporary > Jumlahnya relatif tetap  gaji, > Kebutuhan minimal dalam satuan waktu Temporary Working Capital: > Jumlahnya relatif fluktuatif setiap bulan > Pola relatif tetap dalam satu tahun > Kebutuhan di atas jumlah permanent working capital > Jumlah bisa lebih atau kurang dari permanent working capital

Intervensi Efisiensi Working Capital: > Pengelolaan uang tunai secara efisien > Pengelolaan tagihan secara efisien > Pengelolaan persediaan secara efisien Pengelolaan uang tunai > Penyesuaian antara kas masuk dan keluar > Manfaatkan cash overdraft atau transfer systems > Penjadwalan ulang pembayaran hutang > Percepat penyelesaian quasi cash

39

40

> Permintaan pra otorisasi Manajemen Tagihan > Permintaan pra otorisasi > Pengecekan ulang otorisasi > Permintaan uang muka > Melakukan negosiasi > Melakukan factoring Manajemen Persediaan > Pengadaan sesuai kebutuhan > Pembayaran kredit > Penggunaan : First In First Out > Amati Slow moving u/ cegah Dead stocks

Cost Behavior / Perilaku Biaya

Analisis Break Even Kaidah Dasar : Pengadaan kekayaan diakui sebagai biaya terlepas dari sumber pengadaan Nilai kekayaan terkait dengan waktu Fokus tetap terhadap biaya / cost bukan nilai jual / market value Tarif Layanan Kesehatan : berdasarkan biaya layanan

Biaya : Biaya Tetap : biaya tetap total dan biaya tetap satuan Biaya Variabel : biaya variabel total dan biaya variabel satuan Biaya Modal : biaya tetap yang nilainya di depresiasi (amortisasi) setiap tahun Biaya Tetap Tahunan dihitung dengan memperhatikan unsur waktu Biaya Satuan : Biaya Tetap + Biaya Variabel dibagi dengan jumlah layanan

Pendapatan : Jumlah Layanan x Tarif Layanan Tarif Layanan Kesehatan : Biaya Satuan Layanan dikoreksi dengan nilai Return on Investment Perhitungan pendapatan dilakukan dengan memperhatikan unsur waktu Tarif terkait erat dengan jumlah layanan  break-even point

Break-even Point : Pendapatan Total = Biaya Total Pendapatan Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total Tarif x Jumlah Layanan = Biaya Tetap Total + ( Biaya Satuan x Jumlah Layanan ) Profit  Pendapatan Total = Biaya Total + Profit

Perhitungan BEP Tarif Layanan Pendapatan Total (PT) = Biaya Tetap Total (BTT) + Biaya Variabel Total (BVT) Tarif x Q = BTT + ( Biaya Variabel Satuan x Q ) Tarif x 25.000 = 10.000.000 + (4.500 x 25.000) 25.000 Tarif = 10.000.000 + 112.500.000 25.000 Tarif = 122.500.000 Tarif = 122.500.000/25.000 Tarif = 4.900

Perhitungan BEP Tarif Layanan Pendapatan Total (PT) = Biaya Tetap Total (BTT)+ Biaya Variabel Total (BVT) Tarif x Q = BTT + ( Biaya Variabel Satuan x Q ) 5.000 x Q = 10.000.000 + (4.500 x Q ) 5.000 Q = 10.000.000 + 4.500 Q 500 Q = 10.000.000 Q = 10.000.000/500 Q = 20.000

Aplikasi manajemen keuangan Rumah Sakit. Melakukan perhitungan pencapaian kinerja unit pelayanan mencakup rencana kerja tahun berjalan, realisasi bulanan dan prognosis tahun berjalan Melakukan perhitungan anggaran biaya per kegiatan dan output di setiap unit pelayanan yang mencakup biaya operasional dan kapital dan menetapkan perkiraan harga dengan penambahan margin dalam % tase dari biaya Melakukan perhitungan program investasi bersumber anggaran pemerintah dan pendapatan operasional (rencana, realisasi dan prognosis)

Sistem tarif layanan kesehatan yang transparan dan akuntabel Pedoman Pelayanan Klinis (Clinical Practice Guidelines) secara nasional untuk setiap penyakit mengacu kepada data morbiditas pasien rawat inap dan rawat jalan Standar Prosedur Operasional (SPO) : dikembangkan berbasis bukti (evidence based) dari data klinis kasus individual di setiap PPK. Tarif dikembangkan berbasis biaya aktual yang dihitung merujuk kepada SPO layanan penderitan menurut diagnosis pasca perawatan Dikelompokkan dalam kategori pasien yang memiliki gejala klinis dan penggunaan sumber yang sama  DRG

Biaya Layanan per Penderita (D/) Standar Tenaga Pelaksana per Diagnosius/Tindakan Biaya Layanan per Penderita (D/) Standar Biaya Tenaga per Diagnosis/Tindakan Standar Gaji/Honor Biaya Langsung per Diagnosis/Tindakan Standar Biaya Langsung per Diagnosis/Tindakan Standar Layanan per Diagnosis/Tindakan Biaya Layanan per Diagnosis/Tindakan Standar Alat dan Bahan per Diagnosis/ Tindakan Biaya Tidak Langsung per Diagnosis/Tindajan Standar Biaya Alat dan Bahan per Diagnosis/Tindakan Standar Harga Alat dan Bahan Sumber : Boryles and Rosko, 1986

Klasifikasi Biaya di Rumah Sakit Sub Klasifikasi Kategori Pertama Kedua Ketiga Pengukuran Tanah/Lahan Lokasi - Sewa/bln Tenaga Klinis Dokter Honor/Gaji   Paramedik Gaji/bln Tehnisi Medik Administratif Internal Adminstrator: Manajer Supervisor,dll Eksternal Penunjang: Kebersihan Dapur Laundry Lain-lain

Sub Klasifikasi Kategori Pertama Kedua Ketiga Pengukuran Tenaga   Umum Adminstrator: Keuangan Gaji/bln Sistem Info. SDM Investasi Jangka pendek Klinis Bhn habis pakai Harga/unit Obat2an Lain-lain Administratif ATK Utilitas Jangka panjang Alat Medik Penyusutan/bln Alat JangMedik Gedung

Struktur Data Costing G-DRG dengan Standard Cost Accounting

Panduan Praktik Klinik Definisi Pengertian Anamnesis Pemeriksaan Fisik Kriteria Diagnosis Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang Terapi Edukasi Prognosis Kepustakaan

Activity-based costing A concept that is used to develop the accurate and relevant cost information needed to support business decisions of all type. A powerful costing system in which multiple overhead cost pools are allocated using bases that include one or more non-volume-related factors. A two-stage procedure for assigning overhead costs to products, which focused on the major activities performed in the production process

Comparison of cost allocation Method First stage Second Stage Traditional costing method Overhead cost Department Product ABC method Overhead cost Activity Product

Four essential steps in designing an ABC system Choosing the target ABC product or service Identifying, and defining activities Tracing resource costs to activities Tracing costs from activities to products

Comparison of cost allocation Method Overhead allocation Cost Allocation Traditional costing method rough Single index: fixed percentage of direct labor or direct cost ABC method Accurate Multiple cost pools and Multiple cost drivers, include non-volume-related factors

Cost hierarchy of activity  Machine hours, materials Unit level Setup machines, order materials Batch level Updating product specifications, product R&D, selling, logistic, market support Product-sustaining level Sales calls, technical support to individual customers Customer sustaining level All kind of products or service in one factory Factory level Facility Business

Three types of cost drivers Transaction drivers: frequency of an activity, number of times. Cost per customer Duration drivers: time required. Cost per customer hour. Intensity drivers: resources required; the most accurate activity cost drivers and the most expensive. Actual cost per customer.

Langkah Dasar Analisis Biaya Langkah Pertama: Identifikasi sumber biaya yang didapat oleh rumah sakit untuk melaksanakan kegiatannya. Hal yang dicakup dalam langkah ini termasuk menjabarkan dengan jelas setiap sumber biaya tersebut menurut komponen biayanya, misal: gaji/honor, obat, dll. Langkah Kedua: Identifikasi pusat-pusat biaya (cost centers) yang ada di rumah sakit  setiap unit struktural maupun fungsional dalam rumah sakit yang menggunakan biaya dalam melaksankan kegiatannya. Pusat-pusat biaya ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: pusat biaya penghasil pemasukan (revenue producing cost center) dan pusat biaya bukan penghasil pemasukan (non-revenue producing cost center).

Langkah Ketiga: Menghitung besarnya biaya asli (direct cost) dari setiap unit penunjang dan produktif yang diuraikan menurut jenis biaya (investasi dan operasional) dan komponen - komponennya. Komponen biaya investasi antara lain yaitu biaya-biaya untuk: gedung, alat medis, alat non-medis, kendaraan, dll. Komponen biaya operasional antara lain yaitu biaya- biaya untuk: gaji/honor, obat, non-obat (kasa, kapas, gips, dll.), lain- lain. Biaya asli setiap unit penunjang dan produktif ini dihitung semua biaya yang telah digunakan untuk waktu tertentu, biasanya selama 1 tahun.

Untuk menghitung biaya investasi dalam setahun tidak digunakan biaya penyusutan seperti yang lazim digunakan. Dalam hal ini digunakan apa yang dikenal sebagai Annualized Fixed Cost (AFC) dengan rumus sbb.: IFC (1+i)t (1+r) AFC = L dimana ; IFC = Initial Fixed Cost, yaitu harga pengadaan/beli pada saat pertama kali. i = nilai inflasi t = umur alat/sarana fisik pada saat pengukuran r = nilai suku bunga L = masa hidup alat/sarana fisik ybsk.

Distribusi Sederhana/Simple Distribution

Distribusi Langkah Turun/Stepdown Distribution

Distribusi Ganda/Multiple Distribution

Rencana Kegiatan dan Anggaran RS 1. Anggaran Statistik - Proyeksi kegiatan setiap unit kerja - Dibuat berdasarkan aspek demand dan supply 2. Anggaran Operasional - Proyeksi pendapatan dan biaya berdasar akrual - Dibuat berdasarkan Anggaran Statistik 3. Anggaran Tunai - Dibuat berdasarkan Anggaran Operasional 4. Anggaran Investasi - Pencatatan tentang investasi - Proyeksi kebutuhan investasi

Analisis Keputusan Investasi Melakukan analisis titik-impas (break-even analysis) untuk menentukan jumlah atau harga jual yang efisien dari produksi yang dihasilkan. Melakukan analisis arus kas (cash flow analysis) untuk menentukan secara ekonomis kelayakan suatu investasi yang dilakukan dalam dua cara: (1) tanpa memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan waktu, (2) memperhatikan perubahan nilai uang dikaitkan dengan waktu.

Memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan waktu Discounted cash flow method (DCF)  yang relatif mudah dan sering digunakan adalah: net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR). Untuk menggunakan tehnik diatas, perlu dipahami terlebih dahulu pengertian compound interest factor (future value factor / FVF) dan discount factor (present value factor). Compound interest factor (CIF) pada dasarnya akan menjelaskan berapa besarnya nilai uang yang dimiliki pada saat ini, n tahun kemudian, bila dibungakan sebesar (interest=i) x % / tahun. Rumus yang digunakan adalah FVF/CIF = (1+i)n.

Memperhatikan nilai uang dikaitkan dengan waktu Discount factor (DF/PVF) akan menjelaskan berapa nilai yang akan diterima seseorang pada saat ini terhadap sejumlah uang yang seharusnya diterima pada n tahun yang akan datang apabila bunganya sebesar x % / tahun. Rumus yang digunakan adalah DF/PVF = 1 / (1+i)n. Future value annuity (FVA) factor dan present value annuity (PVA) factor, yang dikaitkan dengan penerimaan dan/atau pengeluaran setiap waktu tertentu. Rumus FVAF = ∑ (1+i)n dan rumus PVAF = 1 / ∑ (1+i)n