Oleh Dhindayanti Putri Fhany Aprilia Jehan Jessyca SPORT PSYCHOLOGY Oleh Dhindayanti Putri Fhany Aprilia Jehan Jessyca
How a Group Becomes a Team Tim olahraga --> kumpulan individu yang memiliki identitas kolektif, memiliki tujuan bersama, berbagi nasib bersama, mengembangkan pola struktur interaksi dan komunikasi, saling bergantung, dan menganggap diri mereka sebagai grup (Carron (1994)
Sekelompok atlet menjadi tim melalui proses evolusi Langkah-langkah evolusi adalah (1) forming, (2) storming, (3) norming, dan (4) performing
Forming Proses forming, disebut oleh Francis dan Young sebagai pengujian, di mana anggota kelompok mengakrabkan diri satu sama lain Anggota tim terlibat dalam perbandingan sosial, menilai kekuatan dan kelemahan satu sama lain Untuk mencegah introversi dan perasaan terisolasi dalam tim, pelatih sebaiknya membatasi jumlah pergantian anggota tim
Storming Tahap ini ditandai dengan konflik dan pemberontakan Pelatih harus berkomunikasi dengan anggota mengenai ketidaksenangan mereka
Norming Tahap ini kelompok menjadi lebih terorganisir, dimana resistensi diatasi dan kerjasama antar anggota ditingkatkan Group cohesion dan identitas tim mulai teridentifikasi Tim membutuhkan dukungan dan minat dari seluruh anggota
Performing Tahap ini ditandai dengan hubungan erat antar anggota kelompok Peran anggota tim telah diidentifikasi dan kontribusi masing-masing anggota berbeda
A Who’s Who of Team Personnel Setiap anggota tim memiliki peran Peran adalah kumpulan perilaku yang diharapkan dari posisi tertentu dalam kelompok
Terdapat tiga level peran anggota (Francis & Young, 1979): Core team members → tim inti (anggota yang sangat penting) Supportive team members → biasanya nonstarters, membantu tim untuk berfungsi lebih efektif Temporary team members → membawa skilled service untuk tim berdasarkan kualifkasi profesional mereka di luar domain olahraga (dokter, psikolog, konselor, pemuka agama)
Traits of an Effective Team Appropriate leadership Suitable membership Commitment of the team Concern to achieve Effective work method Well-organized team procedures Critique without rancor Creative strength Positive intergroup relations Constructive climate
Mengembangkan Iklim Tim yang Efektif Team climates→ representasi internal tentang bagaimana seseorang mempersepsi kondisi hubungan antara anggota kelompok. Isu utamanya adalah dari persepsi tim, dimana setiap anggota akan memberikan value judgment.
Faktor yang biasanya mempengaruhi iklim tim Autonomy→ membuat keputusan sendiri support→ dari pelatih dan tim pressure→ mencapai harapan yg telah ditentukan recognition→ improvements, improves self-confidence trust→ mempercayai satu sama lain fairness→ berdasarkan persepsi atlet innovation→ kreatif cohesion→ mengukur daya tarik, rasa memiliki.
Team Climate Checklist for Athletes Memastikan perasaan pemain kepada member dari timnya. → See pages 203
Group Dynamics: The roles and Interactions of Team Members Pelatih harus menyadari kebutuhan dalam sebuah tim. Terdapat Group Dynamics di dalam suatu tim, akibat interaksi yang terjadi.
Group Dynamics: The roles and Interactions of Team Members (con’t) Everyone Has A Role → mempromosikan atau, dalam beberapa kasus, menghambat peran pemain dalam tim memberikan kontribusi dalam kekompakkan tim The Positive Leader→ fasilitator, penyemangat The Negative Leader→ merusak tim. cara mengatasi: Problem recognition, positive confrontation, conclusions dan agreement. The Followers→ orang yang peka dengan org lain The isolate→ less skill, disloyal to team (pages 207) The Scapegoat→ menyalahkan orang lain untuk kepentingannya (mempertahankan posisi) The clown→ membutuhkan perhatian, humoris
Team Cohesion what is group cohesion?? → mendeskripsikan perasaan dari daya tarik interpersonal dan rasa memiliki terhadap kelompok dan anggotanya. Faktor yang berkontribusi: Social Cohesion Task Cohesion → see page 213
Faktor yang mempengaruhi Kekompakkan kelompok Ukuran kelompok→ semakin besar kelompok semakin sedikit tugas. Interaksi antar anggota Kejelasan Tujuan kelompok penerimaan tujuan kelompok atmosfir kelompok yg hangat Kejelasan peran anggota Faktor geografis
Faktor yang mempengaruhi Kekompakkan kelompok (con’t) 8. Pengorbanan Pribadi 9. Berbagi persepsi 10. Apresiasi ketua dari kinerja anggota
Does Cohesion Affect Player Satisfaction Kepuasan berdasarkan pandangan setiap individu. Bill Glaves menjelaskan bahwa salah satu komponen penting dari kepuasaan pemain berasal dari usaha dan bakat mereka. Weinberg & Gould (1995) menyatakan bahwa “leaders” membangun kohesi kelompok untuk meningkatkan kinerja.
Does Cohesion Affect Team Performance? Secara intuitif, jika tim membangun kohesif maka kerja tim dapat memenangkan lebih banyak permainan. Sedangkan jika tim kurang membangun kohesif (banyaknya permasalahan atau konflik di dalam kerja tim) maka tim kerja gagal untuk memenuhi potensi mereka.
Factors That Inhibit Cohesion - Perbedaan pendapat di antara anggota tim mengenai tujuan tim - Sebuah perebutan kekuasaan pengambilan keputusan dalam tim - Komunikasi yang buruk di antara anggota tim - Peran yang tidak jelas di antara anggota tim - Konflik peran ex. merebut kekuasaan pemimpin tim - Kurangnya visi yang jelas oleh pemimpin tim ex. pencapaian apa yang diinginkan? - Kritik oleh pelatih ex. menyalahkan individu untuk kinerja tim yang buruk - Perbedaan kepribadian di antara anggota tim
Suggestions for Improving Team Cohesion 1. Mengenalkan pemain dengan tanggung jawab diantara rekan satu tim mereka 2. Gunakan strategi komunikasi yang efektif 3. Mengenal pemain 4. Carilah sesuatu yang positif dan berkomunikasi setelah setiap pertandingan 5. Kepemimpinan harus dikembangkan di antara anggota tim
THANKYOU ☺