Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc Kerjasama Kelompok Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc
Pengantar Membentuk kelompok yang disatukan dalam sebuah tujuan yang sama dan kelompoknya berusaha meraih tujuan bersama tersebut bukan suatu pekerjaan mudah. Apalagi bila anggota kelompok tersebut berbeda latar belakangnya. Perbedaan latar belakang di antara anggota kelompok jika dikelola dengan bijak justru akan memberikan nilai lebih kepada organisasi. Sayangnya, banyak organisasi tidak bijak menangani perbedaan tersebut yang menjadikannya tidak produktif.
Kesatuan Kelompok Adhesi Kohesi Menurut Andrew Tani, konsultan andal, kesatuan kelompok dibedakan dalam dua hal yaitu adhesi dan kohesi. Adhesi Kesatuan kelompok yang kepentingannya dapat diakhiri setiap saat begitu suatu proyek telah diselesaikan. Kohesi Kesatuan kelompok yang membentuk kepentingan bersama dan terjadi penyatuan batin.
Lima Kompetensi Kelompok Solid Rasa saling percaya Dimulai dari berbagi tanggung jawab dan melinatkan seluruh anggota dalam aktivitas. Menghormati perbedaan Maing-masing individu dituntut untuk memahami kelemahan dan dan kekuatan anggota lain. Umpan balik yang membangun Diperlukan umpan balik yang membangun dari beberapa anggota kepada anggota lain yang melakukan kesalahan. Komitmen yang tidak dipertanyakan Komitmen yang tinggi tidak boleh dilanggar dan merupakan tugas bersama dan dilaksanakan tanpa kompromi. Menangani konflik Kompetensi menangani konflik harus dimiliki setiap anggota, khususnya ketua kelompok. Pilih jalan keluar menang-menang.
Manfaat Kelompok (Tim) Tim mempunyai maksud dan tujuan yang harus disepakati oleh semua anggota tim. Biasanya tim memiliki ketua formal yang menjadi pemimpin dan mengarahkan ke mana organisasi akan berjalan. Organisasi memerlukan super tim bukan super person. Membuat super tim bukan pekerjaan yang mudah, dibutuhkan kecerdasan, keuletan, waktu dan contoh dari supervisor. Pekerjaan penting supervisor adalah membuat empat alasan perlunya pembentukan tim.
Empat Alasan Perlunya Tim Meraih hasil yang lebih produktif daripada bekerja sendiri-sendiri Menyelesaikan pekerjaan lebih cepat Mengisi kelemahan individu lain Membagi pekerjaan di antara anggota tim sekaligus berkoordinasi sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan dan suasana kerja menjadi lebih kondusif
Proses dalam Pembentukan Kelompok Forming Baru terbentuk, belum saling mengenal, tidak banyak pekerjaan yang dapat dilakukan. Storming Komunikasi mulai semakin intensif, mencari tahu kekuatan dan kelemahan masing-masing, perlu peran coach (mentor). Norming Mulai saling memahami satu sama lain. Norma baik tertulis ataupun tidak tertulis mulai dijadikan dasar pijakan, konflik bertambah, diperlukan penanganan konflik yang baik dari ketua. Performing Pencapaian target, unjuk kerja nyata kelompok, kelompok solid Mourning Pembubaran kelompok, misal karena bergantinya ketua