Kementerian Kesehatan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
1. MAKANAN JANIN DLM KANDUNGAN MAKANAN BAYI PD HARI PERTAMA LAHIR
Advertisements

POLA MENU SEIMBANG Minggu 13.
MODIFIKASI MAKANAN RENDAH LEMAK
GIZI BAGI IBU HAMIL.
DIET PADA GANGGUAN PERNAFASAN
Titus Priyo Harjatmo, M,.Kes Slide Diambil Dari Direktorat Gizi
LOMBA CIPTA MENU BERAGAM, BERGIZI SEIMBANG, DAN AMAN
ARAH KEBIJAKAN KONSUMSI PANGAN UNTUK MEMENUHI SPM DI KABUPATEN/KOTA
SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN LB-3
ILMU BAHAN MAKANAN I Penggolongan Bahan Makanan
PERAN PKK DALAM UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH GIZI DI KELUARGA
KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI DI KABUPATEN SLEMAN
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7.
Pedoman Penyusunan Rencana Aksi Daerah
GIZI PADA REMAJA oleh : Ketut Martadiputra
Gizi seimbang untuk IBU HAMIL.
UPAYA MEWUJUDKAN MASYARAKAT BERPERILAKU GIZI SEIMBANG
Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani
AGUS HARTONO, SKM,MKes. Akademi Gizi Surabaya
TATALAKSANA GIZI PADA KEHAMILAN*
GRAFIK PERKEMBANGAN KONSUMSI PANGAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN
Vegetarian Pada Masa Kehamilan dan Anak-anak
CARA CERDAS MENGATUR MENU IBU HAMIL
PEMELIHARAAN KESEHATAN
GIZI UNTUK IBU HAMIL DAN KOMPLIKASI
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Modul 11 Kuliner Lanjut (T) MODIFIKASI MAKANAN SISA RENDAH
Pertemuan Nasional Akselerasi Pencapaian MDG’s
ILMU GIZI GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
KESEIMBANGAN ENERGI SYAFRIANI, SKM, M.KES.
MANAJEMEN NUTRISI PADA DIABETES MELITUS
KEBIJAKAN NASIONAL PEMBINAAN GIZI
GIZI SEIMBANG WANITA HAMIL
PERUBAHAN BERAT BADAN WANITA HAMIL
GIZI UNTUK LANSIA NAMA:RIKA OKTAVIA IA.
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
GIZI PADA KEHAMILAN UTARY DWI L, SST, M.Kes.
Prinsip Dasar Gizi Seimbang
OM SWASTYASTU.
OBESITAS NUTRIEN YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd.
Oleh: eva agustina Nim:140008
GIZI PADA LANSIA Intan Julianingsih I A.
HUBUNGAN GIZI DENGAN KESEHATAN REPRODUKSI
Dewi Nugraheni Restu Mastuti, S.KM
MASALAH DAN PROGRAM KEP
GIZI SEIMBANG BAYI DAN BALITA
PERUBAHAN BERAT BADAN WANITA HAMIL
Gizi Dalam daur Kehidupan I (GDDK)
Pedoman Umum Gizi Seimbang
GIZI MAKANAN KESEHATAN TUBUH
GIZI UNTUK LANSIA TRIWIDIARTI
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7.
Penatalaksanaan Diare Berdasarkan MTBS
Mencegah Kejadian Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
Tim PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) Puskesmas Bangunsari
PROGRAM GIZI MASYARAKAT
Siklus Daur Kehidupan Manusia
ASUHAN GIZI SEIMBANG PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Gizi anak usia dini KHAIRUSSALEH, SE.
GIZI SEIMBANG ~~MENU SEIMBANG~~.
GIZI SEIMBANG
PEMANFAATAN DATA SUSENAS MODUL KONSUMSI
Bambang Wirjatmadi Merryana Adriani
PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG (PUGS) Tiga Belas Pesan Umum Gizi Seimbang
DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROVINSI SUMATERA UTARA DALAM
Menyusun Strategi Penyajian Kebutuhan Nutrisi Anak
Pembuatan Makanan Bayi 6 – 12 Bulan
PERENCANAAN MENU.
DISAMPAIKAN DI KEGIATAN SOSIALISASI PMBA PADA KADER OLEH : PUSKESMAS GABUS II PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK.
STUNTING KAB. LABUHANBATU UTARA. Pengertian Stunting Keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah (dibawah persentil ke 3 atau
Transcript presentasi:

Kementerian Kesehatan PMT IBU HAMIL & MP-ASI Disampaikan oleh : Subdit Bina Konsumsi Makanan Pada Pertemuan Nasional Integrasi Sinergitas Gizi dan KIA, Bandung 1-4 Maret 2011 Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan 2011

Prevalensi Kurang Energi Kronis Wanita Umur 15-45 Tahun Menurut Propinsi (Riskesdas 2007)

PREVALENSI BBLR RISKESDAS 2007

Prevalensi Balita Gizi Kurang dan Buruk Menurut Indikator BB/U di Indonesia, Tahun 1989 - 2010

Status Gizi Balita (RISKESDAS 2010) Saudara-Saudara sekalian, Pembangunan pada umumnya dan pembangunan kesehatan dan gizi pada khususnya telah berhasil menurunkan prevalensi gizi kurang pada balita dari 31 % pada tahun 1990 menjadi 17.9 % pada tahun 2010. Dengan capaian ini target MDGs (sasaran 1) yaitu menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi 18.5% pada tahun 2015 diperkirakan dapat dicapai. Namun demikian, Riset Kesehatan Dasar 2010 mengungkapkan bahwa ketika prevalensi gizi kurang sudah menurun, prevalensi balita pendek atau stunting masih tinggi, yaitu sebesar 35.6 %. Masalah stunting selama ini memang kurang mendapat perhatian. Kita sadari bahwa prioritas intervensi gizi selama ini lebih dititikberatkan pada penanggulangan masalah gizi kurang, karena dampaknya terhadap kematian bayi dan anak. Sebagai gambaran bahwa data prevalensi stunting secara nasional baru tersedia mulai tahun 2007, sedangkan data gizi kurang secara nasional sudah tersedia sejak tahun 1990. Di samping masalah pendek, prevalensi balita kurus masih tinggi, dan sebaliknya prevalensi balita gemuk juga sudah cukup tinggi. Temuan tersebut menggambarkan bahwa beban ganda masalah gizi benar-benar telah nyata kita hadapi. Sehingga kita dituntut untuk mengembangkan strategi yang komprehensif yang berbasis data. 5 5

KEBIJAKAN Penyusunan regulasi atau peraturan yang berkaitan dengan kebijakan pelaksanaan IMD, ASI Eksklusif, PMT Bumil, dan MP-ASI. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) yang berkaitan dengan Pemberian Makanan Ibu Hamil dan MP-ASI. Penentuan sasaran PMT Ibu Hamil dan MP-ASI berdasarkan besarnya dan hasil mapping masalah gizi.   6

KEBIJAKAN 4. Implementasi program dilaksanakan secara terintegrasi dengan lintas sektor dan lintas program, terutama dalam penerapan 10 LMKM, pelaksanaan ANC, Pasca Persalinan dan MTBS. 5. Pengembangan dan peningkatan program dilakukan melalui advokasi, sosialisasi, seminar, workshop dan kegiatan lainnya.   7

KEBIJAKAN 6. Pengembangan SDM dilaksanakan melalui peningkatan kapasitas, pendampingan, pelatihan konselor ASI dan Pelatihan konselor MP-ASI. 7. Strategi kegiatan dilaksanakan melalui strategi Peningkatan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA). 8. Implementasi kegiatan yang berkaitan dengan PMT Bumil dan MP-ASI diupayakan melalui pemberdayaan masyarakat.   8

MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL

Alur Pelayanan Gizi pada Bumil

Kenaikan BB Ibu hamil Per Trimester Berdasarkan IMT Sebelum Hamil No. IMT sebelum hamil Kenaikan Berat badan (kg) Jumlah (kg) I II III 1. < 18,5 1,5 – 2,0 4,5 – 6,5 6,5 – 9,5 12,5 – 18,0 2. 18,5 – 25 4,0 – 6,0 6,0 – 8,0 11,5 – 16,0 3. > 25 – 29 1,0 – 1,5 2,5 – 4,0 3,5 – 6,0 7,0 – 11,5 4. > 29 0,5 – 1,0 2,0 – 4,0 3,5 – 5,0 6,0 – 10,0

Peningkatan Kenaikan Berat Badan selama Hamil Jaringan dan cairan Peningkatan Berat Kumulatif (gram) 10 minggu 20 minggu 30 minggu 40 minggu Janin 5 300 1500 3400 Plasenta 20 170 430 650 Cairan ketuban 30 350 750 800 Rahim 140 320 600 970 Payudara 45 180 360 405 Darah 100 1300 1450 Cairan Ekstraseluler 80 1480 Cadangan Lemak Tubuh 310 2050 3480 3345 Total 4000 8500 12500

PENGEMBANGAN PMT BUMIL LOKAL 1. Identifikasi jenis bahan makanan tersedia setempat 2. Persiapan PMT Bumil meliputi : Pemilihan bahan makanan berkualitas : bersih, utuh, segar, tidak rusak, bebas dari kotoran dan tidak terkontaminasi bahan berbahaya 3. Pengolahan makanan : Perebusan, pengukusan, pemanggangan, pembakaran dan penggorengan. 4. Penyajian Makanan Tambahan : Disajikan diantara waktu makan utama Porsi disesuaikan dengan umur kehamilan 5. Memenuhi persyaratan ; dapat diterima dan mudah dibuat, Memenuhi kebutuhan zat gizi ( Tambahan Trim 1 : 0 - 100 kkal Trimester 2 dan 3 : 350 – 500 kkal 6. Terjangkau, mudah didapat dan aman

Syarat PMT- Bumil Lokal 1. Cukup kandungan gizi : AKG 2004, seorang ibu hamil perlu tambahan energi dan protein: Trimester 1 : 180 kalori dan 17 gram protein Trimester 2 : 300 kalori dan 17 gram protein, Trimester 3 : 300 kalori dan 17 gram protein 2. Gizi seimbang/aneka ragam 3. Porsi kecil tapi sering 4. Cukup asupan lemak essensial, cukup kandungan serat dan cukup cairan 6. Pilih makanan sesuai dengan selera dan daya beli

Beberapa contoh makanan tambahan Bumil KEK Serabi Telur (Jawa) Panada Ikan (Sulawesi) Kandungan zat gizi (per saji) : Energi = 153 kkal Protein = 4,7 gram Kandungan zat gizi (per saji) : Energi = 164 kkal Protein = 7,8 gram Kroket kentang (Nusantara) Sakura Wokatu Kandungan zat gizi (per saji) : Energi = 160 kkal Protein = 6,7 gram Kandungan zat gizi (persaji) : Energi = 156 kkal Protein = 6.7 gram Menu sudah diuji di Dapur Puslitbang Gizi Bogor & Akademi Gizi Jakarta

MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) LOKAL

Intervensi yang paling Efektif The Lancet, Maternal Child Undernutrition Series, January 2008 (Bhutta et al.) Paling efektif menurunkan kematian : Breastfeeding counselling Paling efektif menurunkan anak pendek: Improvement of complementary feeding

Peningkatan Makanan Bayi dan Anak Menyelamatkan Balita dari Kematian The Lancet, Child Survival Series, 2003 (Jones et al.) Intervensi Jml meninggal ditekan % Pemberian ASI Eks 1,301,000 13% Pemberian MP-ASI 587,000 6% Kelambunisasi 691,000 7% Sanitasi & Air Bersih 326,000 3% Vitamin A 225,000 2% Nevirapine/ replacement feeding 150,000 Imunisasi campak 103,000 1%

Infant feeding practices by age (SDKI 2002 & 2007) Exclusively breastfed BF + other non-milk liquids BF + complementary food BF + plain water BF + other milk Not receiving any breastmilk EBF at 2 months decreased from 64% to 48.3% Increasing role of other milk/formula to the disruption of EBF

POLA PEMBERIAN MAKAN TERBAIK BAGI BAYI DAN ANAK a. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir dalam satu jam pertama, dilanjutkan dengan rawat gabung b. Memberikan hanya air susu ibu saja sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan c. Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) mulai umur 6 bulan d. Menyusui dilanjutkan sampai anak berumur 24 bulan atau lebih. Sumber: Global Strategy on Infant and Young Chlid Feeding, WHO/UNICEF 2002

Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang Dianjurkan untuk Bayi dan Anak 1 – 3 Tahun Usia Energi (Kkal) Protein (gram) Vitamin A (RE) Zat Besi (mg) Vit. C (mg) 0 – 6 bulan 550 10 375 0,5 40 7 – 11 bulan 650 15 400 7 1 – 3 tahun 1000 25 8

ANJURAN PEMBERIAN MAKANAN BAYI DAN ANAK USIA (BULAN) ASI MP-ASI MAKANAN LUMAT LEMBIK MAKANAN KELUARGA 0-6 6-8 9-11 12-24

Pola Pemberian MP-ASI Umur Bentuk MP-ASI Frekuensi Jumlah rata2 /kali makan* 6-8 bulan Mulai dengan makanan lumat / bubur halus, lembut, cukup kental, dilanjutkan bertahap menjadi lebih kasar 2-3 x /hari Mulai dengan 2-3 sdm / kali ditingkatkan bertahap sampai ½ mangkok (+125 ml) 9-11 bulan Makanan lembik : makanan dicincang halus atau disaring kasar, ditingkatkan semakin kasar sampai makanan bisa dipegang / diambil dengan tangan 3-4 x/hari ½ mangkok (+125 ml) 12-23 bulan Makanan keluarga, bila perlu masih dicincang. ¾ sampai 1 mangkok (175-250 ml)

PENGEMBANGAN MAKANAN PENDAMPING ASI BERBASIS PANGAN LOKAL Komposisi Bahan Makanan MP-ASI 1. MP-ASI lengkap : MP-ASI yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayur dan buah. 2. MP-ASI sederhana : MP-ASI yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani atau nabati, dengan sayur atau buah.

Makanan Bayi dan Anak 6- 24 Bulan yang Sakit Anjuran makan selama anak sakit adalah sebagai berikut : Berikanlah minuman lebih banyak dari biasanya, utamakan ASI Berikan makanan dengan porsi kecil tapi sering. Berilah makanan yang bergizi dan disukai anak. Buatlah suasana makan yang nyaman dan menyenangkan.

Persyaratan MP-ASI Jenis bahan makanan beraneka ragam Dapat diterima Mudah dibuat Terjangkau dan mudah didapat Aman Mutu MP-ASI

Persyaratan MP-ASI MP-ASI yang baik: Padat energi, protein dan zat gizi mikro (zat besi, Zinc, Kalsium, Vit A, Vit C dan Folat) Tidak berbumbu tajam, tidak menggunakan gula, garam penyedap rasa, pewarna dan pengawet Mudah ditelan dan disukai anak Tersedia lokal dan harga terjangkau

Penanganan Bahan Makanan Persiapan Makanan pokok: cuci beras 1-2 kali. Lauk hewani dan nabati : cuci bersih Sayuran: cuci terlebih dahulu sebelum dipotong Buah-buahan: kupas kulit buah tidak terlalu tebal dan tipis Bahan makanan Cara penyimpanan Umur simpan maksimum Bahan kering : Beras, jagung, tepung terigu, tepung beras, tepung sagu, kacang kedelai, kacang hijau dll ditempatkan dalam wadah tertutup pada suhu ruang +1 (satu) bulan Bahan basah : Daging, hati, ikan, kerang, udang Susu sapi segar, sari kedele, tahu, tempe, udang, santan dll Dikemas sudah dalam keadaan bersih dan dimasukkan dalam freezer (pembeku). Jika tidak tersedia freezer dapat menggunakan es batu dalam wadah tertutup rapat. Dikemas dimasukkan dalam lemari pendingin 1-2 hari Bahan segar : Buah, sayur, telur, Ditempatkan dalam wadah dimasukkan dalam lemari pendingin (kulkas). Jika tidak tersedia lemari pendingin disimpan pada suhu ruang 1 -2 hari 1 minggu 2-3 hari Minyak : Minyak kelapa, minyak sawit Ditempatkan dalam wadah tertutup pada suhu ruang ±1 bulan

Penanganan Bahan Makanan Pengolahan A Merebus B Mengetim C Mengukus D Memanggang D Menumis E Menggoreng Bahan makanan Cara penyimpanan Umur simpan maksimum Bahan kering : Beras, jagung, tepung terigu, tepung beras, tepung sagu, kacang kedelai, kacang hijau dll ditempatkan dalam wadah tertutup pada suhu ruang +1 (satu) bulan Bahan basah : Daging, hati, ikan, kerang, udang Susu sapi segar, sari kedele, tahu, tempe, udang, santan dll Dikemas sudah dalam keadaan bersih dan dimasukkan dalam freezer (pembeku). Jika tidak tersedia freezer dapat menggunakan es batu dalam wadah tertutup rapat. Dikemas dimasukkan dalam lemari pendingin 1-2 hari Bahan segar : Buah, sayur, telur, Ditempatkan dalam wadah dimasukkan dalam lemari pendingin (kulkas). Jika tidak tersedia lemari pendingin disimpan pada suhu ruang 1 -2 hari 1 minggu 2-3 hari Minyak : Minyak kelapa, minyak sawit Ditempatkan dalam wadah tertutup pada suhu ruang ±1 bulan

Contoh-contoh MP-ASI Lokal Menu sudah diuji di Dapur Akademi Gizi Jakarta

Terima Kasih SEMOGA BERMANFAAT