BERMAIN DALAM PERSPEKTIF PERKEMBANGAN MANUSIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BLOK 3 Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Advertisements

TEORI-TEORI BERMAIN & PERKEMBANGAN BERMAIN
TEORI BERMAIN Fathan Nurcahyo, M. Or.
PENTINGNYA BERMAIN BAGI ANAK oleh MOH. YANI, S.Ag, MM, M.Pd.I
Pendidikan Anak Usia PRA SEKOLAH
Oleh : Yanti Riyantini, MKep.Sp.Kep.An.
Bermain dan Kreativitas Anak Usia Dini
Pendekatan Pembelajaran Tematik Pada Siswa TK (4-6 thn)
TIPE BERMAIN FUNCTIONAL PLAY Bentuk paling sederhana
Pada Masa ini anak sangat aktif
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
BERMAIN Ns. Nurma Afiani, S.Kep.
THE POWER OF PLAY OLEH FRANCISCA, M. PSI. 10 MEI 2014.
Materi Psikologi Perkembangan I Juliani Prasetyaningrum,MSi, Psi 2010
MAHASISWA PGSD SEMESTER 1 FIK UNY
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2. Masa anak sekolah (6 – 12 tahun) Keterampilan yang diperlukan pada masa anak sekolah (Hurlock dalam Munandar, 1999):
THE CHILD WITH SPECIAL NEEDS Nama : sigit wisnu tamtomo nim :
Oleh Kelompok V : 1. Erniyati 5. Sally 2. Delfi Rosmayana 6. Sofia Sitorus 3. Jenni Sihombing 7. Tri Yuniati 4. Retno Utaminingsih 8. Isma Juanita.
PERKEMBANGAN EMOSI-SOSIAL
BERMAIN, MAINAN dan PERMAINAN
CONTEXT COMMUNICATION
Chapter 8 The Floor-time Approach
Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky
Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
BERMAIN DAN PERMAINAN ANAK
Periode Bayi (Infancy)
DASAR PERKEMBANGAN MASA REMAJA
Pengantar psikologi bermain
Christina Budi Setyaningrum
BERMAIN DAN JENIS PERMAINAN
Perkembangan Kognitif & Bahasa
Perkembangan Psikososial Usia 1-3 Tahun
BERMAIN DAN PERMAINAN ANAK
PERKEMBANGAN ANAK.
Pertemuan ke XI, Persepsi dan Komunikasi
USIA PRSEKOLAH 30 bulan – 6 tahun.
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Perkembangan psikososial masa kanak-kanak awal (3-6 tahun)
DASAR PERKEMBANGAN MASA REMAJA, PUBERTAS, DAN PERKEMBANGAN FISIK
PHYSICAL DEVELOPMENT Early. Middle. Late Childhood
JEAN PIAGET (1896 – 1980).
MASA ANAK SEKOLAH Materi Pertemuan 2.
Perkembangan Diri Remaja
BERMAIN DALAM PERSPEKTIF PERKEMBANGAN MANUSIA
Psikologi Perkembangan 1 Unita Werdi Rahajeng
Prof. DR. Fawzia Aswin Hadis
Keluarga dengan Anak yang Baru lahir dan Anak Usia 0-3 tahun
PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
Perkembangan Fisik & Motorik wien/pgsd_perk.
Keterkaitan Sosial Emosional dengan Perkembangan Lainnya
DEFINISI HUBUNGAN SOSIAL
Karakteristik perkembangan kognitif & bahasa
Konsep Dasar Belajar dan Pembelajaran TK/PAUD
KONTEKS DALAM PERKEMBANGAN (2) TEMAN SEBAYA, SEKOLAH, & TEKNOLOGI
Bermain dan perkembangannya
Perkembangan masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
PENGEMBANGAN 6 ASPEK KEMAMPUAN ANAK USIA DINI
Keluarga dengan Anak Usia Prasekolah
PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK DAN REMAJA
PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH (6-12 Thn)
PERKEMBANGAN ANAK USIA 4 -6 TAHUN
Progress minggu ke 3 “Development of Smart Games as a Self- Rehabilitation Support Facilities for Pre-Elementary Student with Cerebral Palsy based on.
Bermain dan Kreativitas Anak Usia Dini
Kemampuan Sosial-Emosional
“P ERKEMBANGAN S OSIAL -E MOSIONAL MASA KANAK - KANAK AKHIR ” ( USIA 6-12 TAHUN ) N AMA : M AWAR S IMANJUNTAK NIM :
INSTITUT PENDIDIKAN GURU KAMPUS TUANKU BAINUN
PERKEMBANGAN ANAK. Ciri-ciri Perkembangan 1.Perkembangan melibatkan perubahan 2.Perkembangan awal menentukan tahap selanjutnya 3.Perkembangan mempunyai.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN: APA DAN BAGAIMANA. Perkembangan peserta didik.
Transcript presentasi:

BERMAIN DALAM PERSPEKTIF PERKEMBANGAN MANUSIA Psikologi Bermain Unita Werdi Rahajeng unita@ub.ac.id – unita.lecture.ub.ac.id

You see a child play and it is so close to seeing an artist paint, for in play a child says things without uttering a word. You can see how he solves his problems. You can also see what’s wrong. Young children, especially, have enormous creativity, and whatever’s in them rises to the surface in free play. (Erik Erikson, 1994)

Pandangan Erik Erikson tentang BERMAIN Bermain adalah jendela untuk mempelajari bagaiman proses emosional berkembang pada anak-anak Bermain memiliki peran sebagai sarana diagnostik tumbuh kembang anak 2 Peranan Penting Bermain Bagi Anak Ekspresi kreativitas  ranah kognitif Menyelesaikan masalah  ranah emosional

Menurut Johnson, Christie & Yawkey (1999) 4 Domain: 1) bermain dengan orang (social play) 2) bermain dengan obyek (Object play) 3) bermain dengan simbol (symbolic play) 4) bermain motorik (motor play)

JENIS KEGIATAN BERMAIN (Hurlock dalam Tedjasaputra, 2001) Bermain aktif kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak melalui aktivitas yang mereka lakukan sendiri kegiatan yang melibatkan banyak aktivitas tubuh atau gerakan-gerakan tubuh seringkali dilakukan oleh anak awal Bermain pasif sering disebut amusement (hiburan), yaitu anak memperoleh kesenangan bukan berdasar kegiatan yang dilakukannya sendiri kegiatan yang tidak terlalu banyak melibatkan aktivitas fisik seringkali dilakukan oleh anak akhir – remaja

Menurut Howes & Matheson (1992) Kategori bermain dari segi komplesitas, komunikasi timbal balik Parallel play  in proximity and in similar activities but without notice or awareness of each other Parallel aware play  in proximity and in similar activities with eye contact and mutual awareness Simple social play  engaged in similar activities with eye contact and presence of social bids (talking, giving, holding,etc) Complementary and reciprocal play  presence of social bids plus “action-based role revearls “ e.g hide-and-seek Cooperative social play  enactment of organized constructive play with complementary roles and communication Complex social play  engagement in organized constructive or dramatic play with play communication and communictaion about the play

Menurut Mildred Parten (dalam Tedjasaputra, 2001) Menyoroti kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi. Ada 6 tahapan : Unoccupied Play  anak tidak benar-benar bermain, hanya mengamati kejadian di sekitarnya yang menarik perhatian Solitary Play  anak sibuk bermain sendiri Onlooker Play mengamati anak lain melakukan kegiatan bermain Paralel Play  2 anak/lebih bermain dengan mainan yang sama dan melakukan gerakan/kegiatan yang sama tapi sebenarnya tidak ada interaksi diantara mereka Asosiative Play  ada interaksi dalam bermain (misal tukar mainan) tapi tidak terlibat kerjasama Cooperative Play  bermain bersama, ada kerjasama, pembagian tugas, pembagian peran https://www.youtube.com/watch?v=B0eoXJM9uB4

Jean Piaget Sesuai dengan kognitif anak Sensory Motor Play (±3 bulan s/d 2 tahun) Bermain tanpa sengaja/mencoba-coba  senang  diulang  variasi 2) Symbolic atau Make Believe Play (± 2 – 7 tahun) Ditandai dengan bermain khayal/pura-pura 3)Social Play Games with Rules (± 8 – 11 tahun) Ditandai dengan aturan permainan yang dibuat sendiri (tidak ketat) 4) Games with rules & Sports (11 tahun keatas) Aturannya permainan jauh lebih ketat dan kaku  ingin mencapai prestasi / menang

Hurlock Tahap Penjelajahan (Exploratory Stage) Mengenal obyek/orang lain, menjangkau atau meraih benda sekeliling 2) Tahap Mainan (Toy Stage) Mengamati mainan dan berpikir mainan dapat makan, bicara, sakit, dsb. Anak senang dibelikan/membeli mainan tanpa peduli kegunaannya 3) Tahap Bermain (Play Stage) Biasanya pada anak mulai masuk SD. Anak bermain dengan alat permainan dan berkembang menjadi games 4) Tahap Melamun (Day Dream Stage) Biasanya pada anak memasuki pubertas

Rubin, Fein & Vandenberg and Smilansky Sesuai tahapan perkembangan kognitif Bermain fungsional (anak usia 1 – 2 tahun) Berupa gerakan yang sederhana dan berulang-ulang 2) Bangun Membangun (3 – 6 tahun) Membentuk sesuatu, menciptakan bangunan tertentu 3) Bermain pura-pura (3 – 7 tahun) Menirukan kegiatan orang yang dijumpai dalam kegiatan sehari-hari atau meniru peran imajinatif tokoh yang dikenal melalui film atau dongeng 4) Permainan dengan peraturan (6 – 11 tahun) Memahami & bersedia mematuhi aturan permainan