AJENG WIDHIA EKA NUGRAHA 201232141 KONSEKTUAL MAKANAN PENDAMPING ASI DALAM KERANGKA yang LUAS UNTUK PENCEGAHAN STUNTING AJENG WIDHIA EKA NUGRAHA 201232141
Pendahuluan Diperkirakan 165 juta anak perkembangannya terhambat karena efek dari gizi buruk, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Periode makanan pendamping ASI, umumnya sesuai dengan usia 6-24 bulan.
Seorang anak dianggap terhambat ketika panjangnya / tinggi di bawah -2 standar deviasi (SD) dari World Health Organisasi (WHO) Intervensi untuk meningkatkan praktik komplementer makan atau kualitas gizi makanan pendamping harus mempertimbangkan kontekstual serta determinan proksimal stunting.
Survei Demografi dan Kesehatan (DHS) data dari 54 negara-negara berkembang telah menunjukkan bahwa rata-rata bayi baru lahir panjang untuk usia dekat -0,5 SD dari standar pertumbuhan WHO dan menurun hampir -2 SD pada akhir tahun kedua (Victora dkk. 2010).
Tujuan Penelitian Program dan kebijakan intervensi ini bertujuan untuk mencegah stunting dengan faktor-faktor yang ada.
Faktor Penyebab Terhambatnya Pertumbuhan dan Perkembangan Keluarga Tidak Memadainya Makanan Pendamping ASI Asi yang Tidak Memadai Infeksi Ekonomi dan Politik Kesehatan dan Perawatan Kesehatan Sistem Pendidikan Masyarakat dan Budaya Pertanian dan Sistem Pangan Air, Sanitasi dan Lingkungan
1. Keluarga Status gizi sebelum ibu hamil, serta asupan energi dan gizi nya, mempengaruhi proses awal pertumbuhan dan perkembangan (Gluckman & Pinal 2003) Selain nutrisi, faktor ibu lainnya berperan dalam menentukan pertumbuhan anak dan perkembangan.
Infeksi pada ibu yang berhubungan dengan malaria, cacing, HIV / AIDS dan kondisi lain dapat menyebabkan IUGR dan kemudian terhambat pertumbuhan bayi (Luxemburger et al 2001;. Crompton & Nesheim 2002;. Kuzawa et al 2012). Hipertensi selama kehamilan juga dapat menyebabkan hasil gizi buruk untuk keturunannya (Thangaratinam et al. 2012).
2. Tidak Memadainya MPASI Kekurangan gizi mikronutrien mungkin timbul dari keragaman makanan rendah (Onyango et al 1998; Arimond & Ruel 2004) tidak ada asupan sumber makanan hewani (Marquis et al 1997; Bwibo & Neumann 2003; Krebs 2007) Teknik persiapan makanan seperti pembersihan tidak memadai atau waktu memasak juga dapat meningkatkan risiko kontaminasi.
Praktek kebersihan rumah tangga seperti mencuci tangan, sumber air yang aman dan penyimpanan, dan kondisi sanitasi mempengaruhi resiko diare dan lainnya morbiditas mengganggu pertumbuhan (Checkley et al 2004;. Fink et al 2011.) ketergantungan pada anggota keluarga yang lain dan anak-anak lebih tua di dalam rumah dapat membatasi kemampuan pengasuh untuk melaksanakan pemberian MPASI pada bayi.
3. Asi yang Tidak Memadai Inisiasi tertunda menyusui, tidak menyusui dan menyusui non eksklusif semua meningkatkan risiko morbiditas (Black et al 2008;. Kramer & Kakuma 2012) Penghentian awal menyusui juga dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat.
4. Infeksi Infeksi dapat menjadi penyebab proksimal kritis baik terhambat pertumbuhan dan perkembangan (Adair & Guilkey 1997; Berkman et al, 2002) memperkirakan bahwa 25% dari beban stunting dapat dikaitkan dengan lima atau lebih episode diare yang terjadi sebelum usia 2 tahun (Checkley et al. 2008).
5. Ekonomi dan Politik Pemerintah dan struktur kekuasaan lain yang mempengaruhi kebijakan ekonomi, pasar dan jasa memainkan peran utama berkaitan dengan kerawanan pangan dan gizi pada populasi (Maxwell 1999; Milman et al 2005;. Petrou & Kupek 2010) Pendapatan mempengaruhi pembelian bahan MPASI yang kaya akan nutrisi seperti daging dan ikan
Promosi pengganti ASI dan beberapa makanan komersial untuk bayi dan anak-anak merusak pertumbuhan dan perkembangan yang secara optimal pada bayi dan balita (WHA)
6. Kesehatan dan Perawatan Kesehatan Kurangnya tenaga kesehatan yang kurang terlatih sehingga terlalu sedikit waktu yang diberikan untuk konseling tentang praktik pemberian makanan pendamping ASI yang tepat. Status kesehatan pengasuh mempengaruhi kemampuan mereka untuk merawat anak-anak
ada kekurangan sebanyak 4,2 juta pekerja kesehatan yang terlatih di negara-negara berkembang (WHO 2006).
7. Pendidikan Pendidikan pengasuh merupakan indikator penting dari kesehatan anak dan gizi. Memberikan peningkatan pengetahuan tentang makanan pendamping ASI sebagai sarana untuk meningkatkan pertumbuhan dan gizi anak.
8. Masyarakat dan Budaya Keyakinan budaya, pengetahuan dan persepsi mempengaruhi perilaku makanan untuk berbagai derajat (Kuhnlein & Pelto 1997) Ada beberapa keyakinan tentang pemberian makanan pendamping ASI
9. Pertanian dan Sistem Makanan Sektor pertanian meliputi produksi pangan dan budidaya tanaman kas dan ternak. Sistem pangan mendasari hasil gizi melalui pengolahan, pasar makanan dan jalur keamanan pangan. Bidang pertanian yang menjanjikan untuk perkembangan dan pertumbuhan anak adalah pengembangan ternak
10. Air, Sanitasi dan Lingkungan Air yang terkontaminasi dan sanitasi yang buruk menyebabkan 5,4 miliar kasus diare dan 1,6 juta kematian per tahun (Hutton & Haller 2004) Kontaminasi lantai dan tanah yang mengelilingi rumah sangat penting untuk anak-anak Air yang bersih merupakan persiapan yang aman dari persiapan pemberian MPASI
Kesimpulan Makanan pendamping ASI yang memadai merupakan salah satu pilar utama yang mendukung pertumbuhan yang sehat dan pengembangan. faktor-faktor kontekstual penting untuk mempromosikan pertumbuhan yang sehat melalui makanan pendamping ASI yang memadai.