EKONOMI DIGITAL: BERKAH atau BENCANA? Sebuah Sudut Pandang Lain Dampak Layanan OTT Arif Budisusilo, Bisnis Indonesia
ARIF BUDISUSILO Pemimpin Redaksi & Direktur Pemberitaan Bisnis Indonesia Pemimpin Redaksi & Direktur Operasional Bisnis.com Direktur Operasional Bisnis Indonesia Konsultama (Bisnis Indonesia Intelligence Unit) Wartawan sejak 1993 sampai sekarang… @absusilo arif budisusilo (62) 8129019793 arief.budisusilo@bisnis.co.id - absusilo@gmail.com
KONDISI KITA SAAT INI In the last three years, we face a very significant and dramatic changing, in media environment. Social media excessively drive conventional media, the way the media produce info and pass through the public or readers (new news cycle). DEMOCRAZY + KEBEBASAN PERS + ANARKI SOSIAL MEDIA = KOMBINASI YANG SEMPURNA
Its DIGITAL LIFE Driven by DNA: Device, Network & Application Over-The-Top (OTT) Services: Layanan dengan konten berupa data, informasi atau multimedia via jaringan internet membuat seluruh aspek kehidupan “terdigitalisasi”.
The Global TREND More people will have mobile phones (5.4B) than electricity (5.3B), running water (3.5B) and cars (2.8B) by 2020. By 2020, over 75% of the world’s mobile data traffic will be video, making this category the highest growth rate of any mobile application. By 2020, 4G connections will account for 72% of total mobile data traffic—up from 47% of total mobile data traffic in 2015. By 2020, the average mobile connection speed will increase 3.2-fold, from 2.0 Mbps in 2015 to 6.5 Mbps by 2020.
GLOBAL FORECAST
24 Hours with Smartphone Survai The World Press Trends mengungkapkan kebangkitan ponsel di dunia saat ini: 8 dari 10 pengguna smartphone memeriksa perangkat mereka setiap 15 menit sejak bangun tidur. Menurut InMobi, konsumen global menghabiskan rata-rata 97 menit dengan ponsel, 37 menit dengan tablet, 81 menit dengan TV, 70 menit dengan desktop, 44 menit dengan radio, dan 33 menit dengan cetak.
Smartphone Effect
REVENUE STREAM Mobile Advertising mendominasi revenue stream dari mobile apps
AND the FORECAST…
WHO is GET MORE?
BERKAH atau BENCANA? Konsumen DIUNTUNGKAN Kenyamanan & Kemudahan Harga murah bahkan virtually free (temporary atau sustain?) Di industri Media, informasi dapat diperoleh lebih cepat dan GRATIS Akurasi? Akuntabilitas? Pengiklan: Efektivitas dianggap RELATIF lebih tinggi dan TERUKUR Mahal atau Murah? CAPITAL FLIGHT Only two biggest player grab almost all things from Indonesian market Menurut Menkoinfo: digital ad 2015 mencapai US$830 juta, 70% lari ke 2 OTT Global; while another sources thn 2015 Rp14 Triliun dibawa Google, Facebook dan OTT asing keluar Indonesia) Isu utama bukan soal “efisien” vs “inefisien” atau inovatif vs “tdk inovatif”, melainkan soal penguasaan teknologi dan modal…
NEW MONOPOLY or NEW EQUILIBRIUM? Para pemain e-commerce besar tidak ada (belum ada) yang berhasil mencatatkan keuntungan… According to Media report: Hanya 1 dari 7 e-commerce Indonesia yang mampu mencatatkan cashflow positif, tetapi tidak (belum) termasuk return on investment … Business Model is the biggest challenges India’s Silicon Valley will die in 5 years: says Malavika Velayanikal on May 3, 2016 Market will be dominated by two very big player: US and China Monopoli Global: 38% iklan digital goes to Google and Facebook dominated revenue stream from Mobile... New Bubble or New Equilibrium? Start-up pun dianggap perlu due dilligence (over-valuation) Waspadai Investor Odious
WHAT should to be DONE? REGULASI BARU EDUKASI Konsumen New Regulation is Needed: Customer Services, Consumer Protection, Level Playing Field ( legal, pajak dll) EDUKASI Konsumen Wisely using social media and digital apps regarding to the impact (socially, politically, economically) PENEGAKAN Aturan & ETIKA BEGAL DIGITAL (pencurian konten, abusing content dll)
TERIMA KASIH