Pemanfaatan Tanaman Ceplukan Ceplukan merupakan tumbuhan semak semusim. Tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek, pinggir selokan, pinggir kebun, dan sawah. Ciplukan disebut Physallis peruviana L. yang temasuk ke dalam famili tumbuhan Solanaceae. Pemanfaatan tanaman ceplukan sebagai obat tradisional sudah mulai dilakukan sejak zaman dahulu. Selain berfungsi sebagai obat tradisional, tanaman ceplukan juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau bahan sebagai tanaman penguji virus kentang. Obat Tradisional Menurut catatan K. Heyne mengenai beberapa penelitian, ceplukan telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan berbagai macam penyakit berikut ini: Penelitian Filet menemukan bahwa akar ceplukan dapat digunakan sebagai obat cacing yang berada di dalam rongga perut. Penelitian Dr. Boorsma menunjukkan bahwa seduhan akar tanaman ceplukan dapat digunakan sebagai obat sakit demam. Sementara, daun ceplukan, adas pulosari, garam, dan daun sirih, yang dicampur dengan cara diremas-remas, dapat digunakan sebagai salep bisul. Bisul yang diobati dengan salep daun ceplukan tersebut dapat pecah dengan cepat dan akan segera mengering. Penelitian De Clercq menunjukkan bahwa salep yang dibuat dari daun ceplukan dan kapur yang diremas halus, dapat digunakan sebagai obat luka dan penyakit kulit. Penelitian Ridlye menunjukkan bahwa air seduhan daun ceplukan dan urat (plantago), dapat digunakan sebagai obat kencing darah. Penelitian Rumphius menunjukkan bahwa daun ceplukan dapat dimanfaatkan sebagai sayuran sehat. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, tanaman ceplukan dapat digunakan dalam pengobatan beberapa macam penyakit sebagai berikut: Bisul, Remasan daun ceplukan yang dioleskan pada bisul, akan membantu agar bisul cepat pecah dan mengering. Gusi Berdarah, Buah ceplukan yang mengandung vitamin C dapat membantu mengobati penyakit gusi berdarah, yaitu dengan cara memakan segar sekitar 80 g (30 butir) buah ceplukan matang setiap hari. Kencing Manis, Ceplukan dikenal sebagai tanaman yang berkhasiat dalam perawatan penderita kencing manis. Bahan, cara pembuatan, dan cara penggunaannya adalah sebagai berikut. Rebus 5-10 g brangkas ceplukan kering dengan 400 ml air, pada suhu 90o C selama 15 menit (terhitung sejak suhu air perebusan mencapai suhu 90o C), sambil sesekali diaduk. Setelah diangkat, kemudian disaring. Cairan hasil rebusan dibiarkan hingga menjadi dingin. Kemudian diminum 2 kali sehari, masing-masing sebanyak ½ volume cairan rebusan tersebut. Cairan rebusan tidak boleh diminum lagi jika sudah disimpan lebih dari 24 jam. Cairan rebusan terasa pahit di mulut, namun akan segera hilang setelah berkumur. Reaksi awal yang akan dirasakan oleh penderita kencing manis adalah seringnya buang air kecil (urine). Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, kadar gula darah akan turun disertai dengan turunnya tekanan darah penderita. Pakan Ternak Tanaman ceplukan yang tumbuh liar di ladang bersama dengan tanaman yang dibudidayakan, akan dikategorikan sebagai gulma atau herba. Tanaman ceplukan tersebut akan berkompetisi dengan tanaman lain dalam mendapatkan unsur hara, air, dan cahaya. Pada budi daya tanaman yang habitatnya rendah, rimbun, dan menutup tanah, terkadang tanaman ceplukan mampu hidup bersama-sama di lahan. Di beberapa tempat yang ditanami dengan kedelai, atau kacang tanah, sering kali ditemukan tanaman ceplukan. Namun, pada budi daya jagung atau tanaman sejenisnya yang tumbuh meninggi dan manutup tanah, jarang ditemukan ceplukan. Tanaman ceplukan tidak berkayu keras dan relatif mudah dicerna, sehingga baik dimanfaatkan sebagai ransum atau pakan ternak. Menurut De Clercq, ternak yang diberi pakan berupa tanaman ceplukan, akan berdampak positif terhadap aroma dagingnya.