KELAHIRAN DAN KESULITANNYA Oleh Setyo Utomo 2016
PREGNANCY MATTING PARTUS INDUK DAN CALV SEHAT DAN NORMAL DIDUKUNG KEBERHASILAN PROSES BERANAK BERJALAN NORMAL DAN MENGHASILKAN ANAK YANG SEHAT DAN TIDAK MENGALAMI KECACATAN YANG MENGGANGGU PRODUKTIVITAS INDUK DAN CALV SEHAT DAN NORMAL
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KESULITAN BERANAK : TIDAK TERGANTUNG SITUS : a. FETUS TERLALU BESAR b. FETUS BERAMBUT TEBAL c. MONSTRASITIS FETUS d. MULTIPARITIS FETUS TERGANTUNG SITUS (LETAK FETUS) a. ANTERIOR b. POSTERIOR c. DORSO LUMBAL d. STERNO ABDOMINAL
KELAHIRAN : TERDAPAT 3 STADIUM : STADIUM PERMULAAN STADIUM KELAHIRAN ADALAH PROSES PENGELUARAN FETUS SETELAH PREGNANCY NORMAL, MERUPAKAN SUATU RANGKAIAN KEJADIAN YANG BERLANGSUNG SAMBUNG MENYAMBUNG. TERDAPAT 3 STADIUM : STADIUM PERMULAAN STADIUM KELAHIRAN STADIUM PENGELUARAN PLACENTA
KELAHIRAN PENYEBAB: PENGARUH HORMON ESTROGEN KETERBATASAN PERLUASAN DAN PERTUMBUHAN FETUS TEKANAN DALAM UTERUS MENINGKAT
TANDA-TANDA KELAHIRAN : LIGAMENTUM MENGENDOR TERUTAMA SEKELILING PELVIS VULVA MEMBENGKAK DAN LENDIR NAMPAK MENGGANTUNG KELENJAR MAMAE PENUH BERISI DAN MEMBENGKAK DAN DIIKUTI OLEH KELUARNYA KOLOSTRUM PADA WAKTU MENJELANG KELAHIRAN SAPI MEMISAHKAN DIRI DARI KELOMPOKNYA TANDA-TANDA DOLORES KANTONG FETUS KELUAR MASUK SEPERTI BALON BERISI AIR SELAPUT FETUS PECAH CAIRAN FETUS KELUAR
Tahapan-tahapan kelahiran. Tahap pengeluaran fetus dan plasenta (Perejanan/labor) Tahap persiapan. persiapan perejanan perejanan kuat untuk mengeluarkan fetus Perejanan untuk mengeluarkan plasenta
Teori-teori tahap permulaan kelahiran : Faktor Mekanik, berupa pembesaran fetus dalam kandungan. Faktor hormonal, melibatkan 3 unsur hormon yaitu pogesteron, estrogen dan oxytocin. Faktor intern fetus gabungan dari ketiga teori di atas. Faktor mekanik, berupa desakan keluar yang berasal dari pertambahan volume fetus terhadap dinding uterus, karena semakin tua umur kebuntingan semakin besar pula volume fetus dalam kandungan.
Faktor hormonal Oxitocin berperanan dalam merangsang uterus untuk memulai berkontraksi. Progesteron merupakan hormon yang memegang peranan penting dalam merawat/menjaga kebuntingan. Pada saat menjelang kelahiran progesteron turun drastis dan estrogen dominan dalam urat daging uterus. Selanjutnya oxytocin akan tampil memulai terjadinya kontraksi. Sejak plasenta terbentuk estrogen juga terbentuk, kadar estrogen mempunyai korelasi dengan berat plasenta, estrogen akan merangsang uterus untuk berkontraksi baik sendiri maupun bersamaan dengan oxytocin. Telah dibuktikan bahwa estrogen hanya mampu merangsang kontraksi uterus sampai tingkat kontraksi lemah tidak sampai pada kontraksi tonus. Sedang oxytocin mampu merangsang uterus sampai tingkat kontraksi kuat.
KESIMPULAN PROSES KELAHIRAN : SEBAB KELAHIRAN : PENGARUH HORMON ESTROGEN KARENA RONGGA PERUT TERBATAS (KETERBATASAN PERLUASAN DAN PERTUMBUHAN FETUS) TEKANAN DALAM UTERUS MENINGKAT PARTUS : HORMON ESTROGEN MENINGKAT SEHINGGA TERJADI KONTRAKSI UTERUS BUNTING : PROGESTERON LEBIH TINGGI DARI ESTROGEN
4 HORMON PENTING MENJELANG KELAHIRAN : KADAR ESTROGEN LEBIH TINGGI DARI PROGESTERON PROGESTERON RENDAH OXITOCIN TINGGI SEHINGGA MENIMBULKAN KONTRAKSI UTERUS RELAKSIN MENINGKAT, AKAN MENYEBABKAN MENGENDORNYA LIGAMEN-LIGAMEN YANG MEMPERTAUTKAN TULANG PINGGUL,…. SEHINGGA SAAT MENJELANG MELAHIRKAN LIGAMENT PADA PANGKAL EKOR MENGENDOR.
Teori gabungan. Semua teori di atas digabung menjadi satu menjadi penyebab terjadinya kelahiran.
Tahap perejanan Tahap ini merupakan tahap yang saling sambung menyambung tetapi pada umumnya terbagi dalam 3 tahapan / stadium, yaitu stadium persiapan, pengeluaran fetus dan stadium pengeluaran plasenta. Umumnya semua hewan memiliki tahap perejanan hanya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap stadium dari tahap perejanan ini agak berbeda dari species ke species. Kuda memiliki stadium pengeluaran fetus yang reltif lebih cepat dari ternak lainnya, sedang babi memiliki stadium pengeluaran fetus yang termasuk lambat sedang stadium pengeluaran plasentanya cepat yaitu hampir bersamaan dengan keluarnya fetus berikutnya.
I. STADIUM PERMULAAN GEJALA YANG DITIMBULKAN : URAT DAGING UTERUS MULAI BERKONTRAKSI FETUS TERDORONG KE SERVIKS CERVIKS DILATASI STADIUM INI BERLANGSUNG SELAMA 0,5 – 24 JAM DENGAN RATA-RATA 2 – 6 JAM TIMBUL RASA SAKIT TIDAK TENANG (GELISAH) SELAPUT FETUS PECAH, DIIKUTI KELUARNYA CAIRAN DARI KANTONG FETUS FETUS TERDORONG KE POSISI NORMAL YAITU KAKI-KAKI TERBENTANG KE DEPAN LURUS DAN KEPALA FETUS TERLETAK DI ATASNYA.
II. STADIUM KELAHIRAN FETUS KELUAR SECARA AKTIF URAT DAGING UTERUS DAN URAT DAGING PERUT BERKONTRAKSI KONDISI INI BERLANGSUNG SEKITAR 0,5 – 4 JAM INDUK YANG PERTAMA KALI MELAHIRKAN, KEADAAN INI BERLANGSUNG LEBIH LAMA DARI PADA YANG SUDAH PERNAH MELAHIRKAN KEPALA DAN BAGIAN YANG TELAH MELEWATI VULVA MELENGKUNG KE BAWAH URAT DAGING FETUS MENGENDOR, UNTUK MEMUDAHKAN PINGGUL DAN KAKI BELAKANG FETUS MERENTANG KE BELAKANG DAN MELEWATI PELVIS INDUK SECARA MUDAH
III. STADIUM PENGELUARAN PLACENTA WAKTU YANG DIPERLUKAN UNTUK MENGELUARKAN PLASENTA 0,5 – 8 JAM DENGAN RATA-RATA 4 – 5 JAM BILA SETELAH PROSES KELAHIRAN FETUS, SELAPUT EXTRA EMBRYONAL (PLASENTA) LEBIH DARI 12 JAM BELUM DIKELUARKAN MAKA HARUS DIPERIKSA (DIDUGA) SAPI AKAN MENGALAMI RETENSIO SEKUNDINAE
SETELAH PALPASI LETAK FETUS DITENTUKAN : PRESENTASI : HUBUNGANGAN ANTARA SUMBU PANJANG FETUS TERHADAP PANJANG INDUK. MISAL : ANTERIOR PRESETATION, POSTERIOR PRESENTATION, DORSAL PRESENTATION, VENTRAL PRESENTATION. POSISI : HUBUNGAN ANTARA TITIK TERTENTU DARI FETUS TERHADAP TITIK TERTENTU DARI PELVIS INDUKNYA. MISAL: DORSO SACRAL POSITION, DORSO PUBIC POSITION, DORSI ILIAL POSITION, LUMBO PUBIC POSITION, DSB. POSTURE : HBUNGAN ANTARA KEPALA, LEHER DAN ANGGOTA GERAK (EKSTREMITAS) TERHADAP BADAN FETUS. MISAL LONGITUDINAL, TRANSFERSAL.
FISIOLOGI KANDUNGAN EVOLUTIO UTERI : Perubahan uterus karena berisi anak yang berkembang, semula dari satu sel hingga terjadi banyak sel dan lahir. Perkembangan terjadi secara lambat INVOLUTIO UTERI : Uterus yang tadinya membesar karena berisi anak setelah proses kelahiran berubah ke bentuk normal kembali
HYPERAEMIA : Adalah uterus yang berwarna kemerah-merahan karena banyak mengandung darah oleh karena darah sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan uterus
UNTUK HEWAN MULTIPARA : BENTUK FETUS SYMETRI FETUS LEBIH DARI SATU ANTARA PEMBULUH DARAH FETUS TIDAK TERJADI ANASTOMOSE SEHINGGA PEMBENTUKAN KELAMIN TIDAK SALING TERPENGARUH SEDANGKAN PADA HEWAN UNIPARA TERJADINYA FETUS LEBIH DARI SATU KARENA TERJADI ANASTOMOSE MAKA PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN AAN MENDOMINASI PEMBENTUKAN SEL KELAMIN BETINA SEHINGGA TERJADI KASUS FREEMARTIN