Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap bidan tentang Program Jaminan Persalinan di Wilayah Puskesmas Pakisaji AYU WAHYU R Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera dan Selamat Malam. Yang terhormat : Saudara-saudara peserta Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota terpilih. Direktur Bina Kesehatan Ibu beserta seluruh jajarannya. Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat mengikuti Pertemuan Teknis Program Kesehatan Ibu dalam keadaan sehat wal’afiat. Pertemuan ini saya anggap penting karena kita akan segera memulai pelaksanaan anggaran Kementerian Kesehatan tahun 2011 yang sudah seharusnya disinkronkan dengan berbagai anggaran yang bersumber dari APBD maupun sumber lainnya yang ada di provinsi dan kabupaten/kota. Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan paparan mengenai Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu.
KENAPA….? TANYA KENAPA…? Latar belakang AKI di Indonesia masalahan penting yang perlu mendapat penanganan serius. AKI barometer yankes Bila tinggi yankes di negara tsb dikategorikan belum baik ↓ AKI di Indonesia masih sangat tinggi dibanding negara-negara ASEAN lainnya Hadirin yang saya hormati, Kerangka penyajian saya ini terdiri dari 3 bagian, yaitu : Situasi Kesehatan Ibu dan Kesehatan Reproduksi Visi, Misi dan Arah Kebijakan Prioritas Pembangunan Kesehatan Strategi Operasional untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu KENAPA….? TANYA KENAPA…?
PENYEBAB LANGSUNG PENYEBAB TAK LANGSUNG perdarahan, hipertensi pada kehamilan, partus macet, infeksi dan komplikasi aborsi PENYEBAB TAK LANGSUNG “3 Terlambat” Terlambat ambil keputusan Terlambat sampai ke tempat rujukan Terlambat mendapat pelayanan di fasilitas kesehatan Hadirin yang saya hormati, Ada berbagai faktor yang mempengaruhi rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu, reproduksi dan KB adalah: Geografis sulit seperti daerah pegunungan, terpencil, perbatasan dan kepulauan. Kondisi ini menyebabkan masyarakat sulit mengakses faskes yang disediakan pemerintah. Ekonomi keluarga rendah akan mempengaruhi daya beli keluarga sehingga tidak mampu membayar transportasi ke fasilitas kesehatan dan juga biaya pelayanan kesehatan Rendahnya health seeking care behaviour mempengaruhi rendahnya utilisasi faskes yang disediakan pemerintah seperti bidan di desa, pustu, puskesmas dan RS. Terkadang puskesmas keliling darat maupun air, juga tidak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Kurang tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu dan repproduksi termasuk pelayanan KB yaitu bidan, dokter dan dokter spesialis, menyebabkan kualitas dan jangkauan pelayanan rendah. Banyak masalah kesehatan yang terdeteksi, tidak dapat ditangani oleh karena SDM kurang, baik kuantitas maupun kualitas/kompetensi. Kondisi tersebut semakin diperberat, ketika kabupaten/kota membuat perencanaan kebutuhan obat dan logistik tidak sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Di era otonomi daerah, banyak kabupaten/kota yang menempatkan kesehatan sebagai kegiatan yang tidak prioritas. Pembiayaan kesehatan tidak mendapat anggaran yang memadai untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan primer termasuk kegiatan promotif, preventif dan pemberdayaan masyarakat, serta untuk mendukung pelayanan sekunder yang berkualitas.
Untuk mengatasi semua masalah tsb pemerintah membuat terobosan baru berupa sebuah kebijakan, namanya JAMPERSAL Hadirin yang saya hormati, Selanjutnya saya akan menyampaikan bagian kedua dari paparan saya, yaitu tentang Visi, Misi, dan Nilai-nilai Kementerian Kesehatan serta Reformasi Pembangunan Kesehatan
Jampersal jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi : pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas (PNC, KB, asuhan BBL) ↓ dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial diberikan kepada semua ibu hamil
namun……… Jampersal mempunyai tujuan mulia ↓ Bidan/sarana yankes mendapatkan jasa pelayanan kategori Jampersal, yg dibiayai o/ pemerintah pusat Puskesmas dan Jajaran dibawahnya tidak diperkenankan menarik dana dari masyarakat namun………
pemeriksaan kehamilan Rp. 10.000,- pelayanan persalinan Rp 350.000,- besaran jasa Jampersal yang ditetapkan pemerintah dibawah standar lazim di beberapa daerah pemeriksaan kehamilan Rp. 10.000,- pelayanan persalinan Rp 350.000,- pelayanan nifas Rp. 10.000,-. Belum lagi yang kena
beberapa Bidan tampak kurang respek atau bersikap negatif Mengetahui hal tsb….. beberapa Bidan tampak kurang respek atau bersikap negatif Sosialisasi Program Jampersal yang belum menyeluruh membuat pengetahuan Bidan ttg program tsb kurang komprehensif JAMPERSAL
ohhhhhhhhhh Hasil studi pendahuluan thd 4 bidan 3 bidan tidak tahu tentang program Jampersal, khususnya tentang tata cara klaim dana Jampersal atau nota kerjasama Jampersal. Tapi semua bidan yang diwawancarai mengetahui bahwa tarif persalinan Jampersal adalah Rp. 350.000,- per pasien. Dari wawancara lebih lanjut diketahui bahwa semua bidan bersikap tidak positif terhadap kebijakan Jampersal Hadirin yang saya hormati, Untuk percepatan pencapaian target RPJMN bidang Kesehatan tahun 2014 dan target MDGs terkait kesehatan, serta untuk meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan yang bermutu dalam mendukung universal akses, maka Kementerian Kesehatan melakukan suatu terobosan dalam bentuk Reformasi Pembangunan Kesehatan yang meliputi 7 upaya, yaitu : Revitalisasi pelayanan kesehatan dasar dan jaringannya serta pemenuhan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Ketersediaan, distribusi, retensi dan mutu SDM Ketersediaan, distribusi, keamanan, mutu, efektifitas, keterjangkauan obat, vaksin, alkes. Jaminan kesehatan dan jaminan persalinan Keberpihakan pada Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) serta Penanganan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) World class health care ohhhhhhhhhh
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, peneliti ingin mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap bidan tentang Program Jaminan Persalinan Hadirin yang saya hormati, Selanjutnya, saya akan membahas strategi operasional Kementerian Kesehatan dalam menurunkan AKI yang meliputi : Penguatan puskesmas dan jaringannya Penguatan manajemen program dan sistem rujukannya Meningkatkan peran serta masyarakat, kerjasama dan kemitraan Peningkatan kapasitas petugas kesehatan (dokter, bidan dan perawat) Penelitian dan pengembangan inovasi yang terkoordinir
BAB II Konsep Pengetahuan Konsep Sikap Konsep Bidan Konsep Jampersal Kerangka Konsep
KERANGKA KONSEP
Metodologi Penelitian Desain penelitian : analitik korelasional Tempat Penelitian : Kecamatan Pakisaji Waktu : Juli 2011
Sampling : Total Sampling Populasi : Semua Bidan di wilayah kerja Puskesmas Pakisaji Kabupaten Malang sebanyak 24 orang Sampel : Bidan di wilayah kerja Puskesmas Pakisaji , besar sampel 24 orang Sampling : Total Sampling Instrument Pengumpul Data : Kuesioner Teknik Pengumpulan Data : Penyebaran kuesioner Pengolahan Data : Editing, coding, scoring, tabulating Analisis Data : Chi-Square
Definisi operasional Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Kategori Pengetahuan Bidan tentang jampersal Kemampuan responden untuk mengingat dan menjawab dengan tepat mengenai Jampersal Pengertian Ruang lingkup layanan Tempat pelayanan jampersal Pendanaan jampersal Tarif pelayanan Pengajuan klaim Rasio Baik (80-100%) Cukup (51-79%) Kurang (≤50%)
Definisi operasional Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Kategori Sikap Bidan terhadap Jampersal Reaksi atau respon Bidan baik itu positif maupun negatif terhadap Program Jampersal kognitif : Keyakinan akan manfaat Jampersal afektif : perasaan terhadap kebijakan Jampersal konatif : kecenderungan untuk mensukseskan program Jampersal Nominal Positif : skor T> Mean T Negatif : skor T< Mean T
Analisa data Pengetahuan : Nilai persentase Sikap : Skor T Hubungan pengetahuan dg sikap : Uji Chi Kuadrat