Noorhadi Rahardjo Sri Lestari KAJIAN PENGGUNAAN AUTOMATIC GENERALIZATION UNTUK PENYUSUNAN PETA RUPABUMI MULTI SKALA (STUDI KASUS PADA PETA RUPA BUMI LEMBAR 1408-414 KARANGKOBAR) Noorhadi Rahardjo Sri Lestari Yogyakarta, Nopember 2016
Latar Belakang Setiap peta dalam kisaran skala tertentu, membutuhkan tingkat kedetailan tertentu pula tergantung pada tujuannya untuk membuat peta multiskala diperoleh dari hasil generalisasi pada peta yang mempunyai skala lebih besar. Seiring dengan kemajuan teknologi (komputer), pelaksanaan generalisasi peta saat ini sudah dapat dilakukan secara otomatis menggunakan soft ware. Masalah : Apakah proses generalisasi yang dihasilkan secara otomatis menggunakan alat bantu soft ware memenuhi kaidah2 kartografi ? Implementasi Automatic Generalization pada peta rupabumi skala 1: 25.000, menjadi 1:50.000, dan 1:100.000, pada lembar Karangkobar.
Skala Peta Hasil Turunan Beberapa Negara Membuat Peta Turunan (Skala Kecil) Dari Hasil Generalisasi Dari Peta Skala Lebih Besar Negara Skala Pata Asal Skala Peta Hasil Turunan Spanyol 1:5000 1:5000, 1:10.000, 1:25.000 1:50.000 1:50.000, 1:100.000 Denmark 1:10.000 1:10.000, 1:25.000, 1:50.000 1:100.000 1:100.000, 1:250.000, 1:1000.000 Prancis 1:25.000, 1:50.000 1:100.000, 1:120.000, 1:250.000, 1:500.000, 1:1000.000 Jerman 1:10.000, 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000 1:250.000 1:250.000, 1:500.000 1:1000.000 Inggris Raya 1:1250, 1:2500, 1:10.000 1:10.000, 1:25.000, 1:50.000, 1:250.000 Swedia 1:10.000, 1:50.000, 1:100.000, 1:250.000, 1:1000.000 Swiss 1:25.000 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000 1:200.000 1:200.000, 1:500.000, 1:1000.000 Amerika Serikat 1:24.000 1:100.000, 1:250.000
Tujuan Mengimplementasikan dan melakukan evaluasi proses generalisasi secara otomatis pada peta Rupabumi lembar Karangkobar, pada tingkatan skala 1:25.000, 1:50.000, dan 1:100.000. Manfaat Dapat digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan generalisasi peta secara otomatis.
Parameter Perubahan Skala 1:25000 – 1:50000 1:50000 – 1:100000 n 50 m 100 m r 15 m 30 m Rangking (semakin besar semakin penting) Kantor Gubernur 8 Kantor Wali Kota / Setingkat 7 Kantor Bupati 6 Kantor Camat 5 Kantor Desa 4 Tugu / Monumen / Gapura Rumah Sakit Energi Listrik 3 Pendidikan - Menara Air Minum Depo Bahan Bakar Minyak Mesjid 2 Gereja Vihara Pura Gedung 1 Batasan (Constraints) Unsur transportasi, unsur hidrologi, unsur bangunan Parameter Perubahan Skala 1:25000 1:50000 n 50 m 100 m r 15 m 30 m Panjang jalan minimal (p) 500 m 1000 m Rangking (semakin besar semakin penting) Jalan Arteri 5 Jalan Kolektor 4 Jalan Lokal 3 Jalan Lain 2 Jalan Setapak 1
Kesimpulan 1.Proses pelaksanaan generalisasi menggunakan teknik generalisasi otomatis (automatic generalization) jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan pelaksanaan generalisasi secara manual, dan peta yang dihasilkannyapum masih tetap akurat seiring dengan skala yang digunakan. 2. Dari delapan aspek generalisasi, lima di antaranya dapat dilaksanakan langsung secara otomatis, tetapi tiga aspek yang lain masih harus menggunakan cara generalisasi secara manual (konvensional). Aspek-aspek generalisasi yang bisa dan belum bisa dilaksanakan secara otomatis, dapat disajikan sepertitabel berikut.
No Aspek Generalisasi Proses Generalisasi Keterangan Manual Otomatis 1 Pemilihan v Obyek Titik Obyek Garis 2 Penyederhanaan 3 Penghilangan (reduksi) 4 Perbesaran Perbesaran desain simbol 5 Pergeseran 6 Penitik beratan Penitik beratan obyek titik 7 Kombinasi Generalisasi obyek area 8 Klasifikasi Klasifikasi nilai kontur
Terima Kasih