Chandra Mahendra Putra | 1103080024 Performansi Protocol Transport DCCP & SCTP Untuk Menangani Congestion Pada Jaringan Mobile WiMax (IEEE 802.16e) Chandra Mahendra Putra | 1103080024
Background Mobile WiMax/IEEE 802.16e merupakan broadband wireless teknologi yang mempunyai jangkauan yang cukup luas bisa mencapai 2-3 km. Pada dasarnya setiap jaringan wireless, hanya mengandalkan sinyal dengan frekuensi tertentu untuk proses transmisi data. MPEG-4 atau dikenal dengan istilah salah satu format video *.mp4, merupakan salah satu jenis traffic multimedia untuk proses transmisi data. Namun… Setiap data dikirimkan melalui suatu jaringan baik menggunakan wired maupun wireless tentunya mengalami berbagai masalah, salah satunya adalah terjadinya congestion.
Congestion Conclusion Congestion terjadi ketika beberapa paket data yang dikirimkan melalui suatu jaringan melebihi kapasitasnya jaringan tersebut (buffer overflow) sehingga menyebabkan paket lain tidak bisa terkirim dan kualitas data akan menurun. Selain itu congestion bisa juga di sebabkan oleh ledakan trafik. Conclusion Jika terjadi congestion maka, pengiriman data seperti MPEG-4 traffic akan mengalami penurunan kualitas.
Solutions Untuk mencegah adanya congestion dengan digunakan protokol end-to-end yang terdapat mekanisme congestion control yaitu protokol DCCP dan SCTP, Performansi kedua protokol ini akan di bandingkan berdasarkan parameter : Congestion Window End-to-end Delay Packet Loss Throughput
Connection Establishment DCCP Protocol client DCCP-Request server DCCP-Ack DCCP-Response Merupakan salah satu end-to-end protocol yang bersifat un-reliable, dengan adanya mekanisme congestion control yang hampir sama dengan protokol TCP. DCCP tidak ada mekanisme re-transmit jika terjadi paket hilang/drop. Connection Establishment Flow dan Congestion Control DCCP tidak menerapkan mekanisme flow control, tetapi menggunakan CCID untuk mendeteksi adanya congestion. Mekanisme congestion control menggunakan CCID 2 pada DCCP-TCPLike dan CCID3 pada DCCP-TFRC (TCP Friendly Rate Control)
Connection Establishment SCTP Protocol client server Merupakan salah satu end-to-end protocol yang bersifat reliable, serta connection-oriented dengan adanya mekanisme congestion control yang hampir sama dengan protokol TCP. INIT INIT-ACK Cookie-Echo SCTP terdapat mekanisme multihoming dan multistreaming yang memungkinkan data lost pada salah satu stream tidak mempengaruhi stream lainnya. Cookie-Ack Connection Establishment Flow dan Congestion Control Mekanisme congestion control terjadi pada semua stream yang terjadi dalam 2 fase slow-start dan congestion avoidance. Flow control sama seperti TCP menggunakan SACK pada sisi receiver window.
Un-ordered Data Delivery Comparing DCCP - SCTP Features and Services DCCP SCTP Connection Oriented Ya Un-ordered Data Delivery Ordered Data Delivery Tidak Reliable Congestion Control Flow Control Multi-Streaming Multi-homing
Mobile Wimax MPEG-4 Traffic Flow Traffic Mobile WiMax/IEEE 802.16e merupakan broadband wireless teknologi yang menyediakan support antara fixed dan jaringan mobile broadband. Pada mobile WiMax, komunikasi antara Mobile Station (MS) dilakukan oleh BS. Application, Layer MPEG-4 Traffic Transport Layer SCTP/DCCP Mobile WiMax Layers CS Layer MAC Layer PHY Layer Fitur Mobile WiMax antara lain, Data rate tinggi, Quality of service, Security, Scalability dan Mobility. Namun pada TA ini tidak di implementasikan QoS MPEG-4 Traffic MPEG-4 Traffic di generate menggunakan metode TES (Transform Expand Sample) Technology yang terdiri dari data statistik I-frame, P- frame, B-frame. Data diambil dari penelitian lain.
Topology Topologi yang gunakan pada simulasi ini adalah topologi mesh dimana base station akan di akses oleh sejumlah mobile node. Parameter Nilai Area 1500 m x 1500m Tipe trafik MPEG-4 Jumlah node 5,10,20 dan 30 Model propagasi radio TwoRayGround Tipe Kanal WirelessChannel Model Antena OmniAntenna Adhoc routing DSDV Tipe network interface OFDM Tipe layer Mac Mac/802_16/BS Protocol agent DCCP/SCTP Error Model < 5%
Skenario Pengaruh Jumlah Node Pengujian Parameter Spesifikasi 5*,10,20 dan 30** Kecepatan node 5 m/s Lama simulasi 75 detik Jarak node – base station + 400 meter Protocol agent DCCP dan SCTP Application MPEG-4 Rate factor 5**,10,15, 20, 25, 30,35 Pengaruh Rate Factor Congestion Status * digunakan untuk scenario rate factor ** digunakan untuk scenario congestion status
End-to-end delay vs ∑ node Analysis Skenario 1 End-to-end delay vs ∑ node
Analysis Skenario 1 Packet Loss vs ∑ node
Analysis Skenario 1 Throughput vs ∑ node
End-to-end delay vs rate factor Analysis Skenario 2 End-to-end delay vs rate factor
Packet Loss vs rate factor Analysis Skenario 2 Packet Loss vs rate factor
Throughput vs rate factor Analysis Skenario 2 Throughput vs rate factor
Congestion status DCCP Analysis Skenario 3 Congestion status DCCP
Congestion status SCTP Analysis Skenario 3 Congestion status SCTP
Summary SCTP Throughput SCTP > DCCP Delay SCTP > DCCP Packet Loss SCTP < DCCP
Suggestion Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan menggunakan jaringan LTE (Long Term Evolution). Selain digunakan untuk simulasi, juga bisa diImplementasikan, dibandingkan dengan jaringan WiMax yang sudah tidak bisa di Implementasikan lagi di Indonesia. Thank You
Contact the authors pencit.chan@gmail.com plurk.com/pencit twitter.com/chanma_tra facebook.com/chanma.tra