ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN KESEHATAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Beberapa Konsep dalam Antropologi Budaya
Advertisements

Isyu-isyu penting dalam teori Kepribadian.
Sosiologi Pedesaan Pertemuan IV
Sesi 3 : Aspek Sosial Budaya Perilaku Kesehatan
MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
Sosial, Budaya dan Perilaku Kesehatan
TEORI SOCIAL COGNITIVE BANDURA
PSIKOLOGI PENDIDIKAN Introduction-Perkenalan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Social Learning Theory
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Akhmad Fauzie SIKAP Akhmad Fauzie
TEORI BEHAVIORISME.
PERANAN BUDAYA ORGANISASI. ALASAN PERLUNYA BUDAYA ORGANISASI Upaya mengatasi masalah-masalah eksternal dan internal di dalam organisasi maka perlu membentuk.
Pembelajaran Konsumen
Teori Kepribadian Albert Bandura
Bahan Kajian Riset Pemasaran
DIRI, KONSEP DIRI, dan PENYESUIAN DIRI
Teori Motivasi : Process theories Aplikasi Motivasi
Menulis Kolom  Kolom adalah opini atau artikel. Tidak seperti editorial, kolom memiliki byline.  Kolom Biasanya ditulis reguler. Biasanya mingguan atau.
Apa perbedaan imitasi dan modeling?
MODEL PENELITIAN EFEK MEDIA
SOCIAL COGNITIVE THEORY ALBERT BANDURA
Aspek Sosial Budaya Perilaku Kesehatan
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN
Lembaga Kemasyarakatan Karina Jayanti
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
VALERIA GABELAN
Social Learning Theory
TEORI BEHAVIORISTIK Oleh Lorinda Savitri.
Faktor Kognitif Penentu Perilaku
KONSEP DAN TEORI BELAJAR
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Psi Kepribadian II: Albert Bandura
ALBERT BANDURA (BELAJAR OBSERVASIONAL)
User (Pengguna) User = a person who use an IRS
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN
TEORI BEHAVIORISME.
KONSEP DIRI.
Attitude and Personality
Teori Kepribadian Albert Bandura
WINNY PUSPASARI THAMRIN
An Editing Process: Rereading
PSIKOLOGI BELAJAR.
Reflective Thinking BLOK I FK UR
PENDEKATAN ILMU SOSIAL DAN PERILAKU DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
Introduction to Sociology
TEORI SOCIAL COGNITIVE “BANDURA & MISCHELL”
Muji Sulistyowati Pemasaran sosial Muji Sulistyowati
Lembaga Kemasyarakatan
Social Cognitive Theory
Social Cognitive Theory Dahulu Social Learning Theory
Teori Kepribadian Albert Bandura
SELF THEORY Neka Erlyani.
TEORI SOCIAL COGNITIVE BANDURA
Paikologi pendidikan Login.
How Can I Be A Driver of The Month as I Am Working for Uber?
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Bahan Kajian Riset Pemasaran
Take a look at these photos.... Also, in case you're wondering where this hotel is, it isn't a hotel at all. It is a house! It's owned by the family of.
Sesi 3 : Aspek Sosial Budaya Perilaku Kesehatan
Consumer Attitude Formation and Change
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN
THE INFORMATION ABOUT HEALTH INSURANCE IN AUSTRALIA.
ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN
SOCIAL LEARNING THEORY Oktofa Setia P Guguh Prakosa.
Sesi 3 : Aspek Sosial Budaya Perilaku Kesehatan
SESI 11: model social cognitive theory
Draw a picture that shows where the knife, fork, spoon, and napkin are placed in a table setting.
Transcript presentasi:

ASPEK SOSIAL BUDAYA DAN KESEHATAN Nurjanah

Yang akan kita pelajari Aspek Sosial Aspek Budaya Kebudayaan mempengaruhi perilaku manusia dalam kesehatan Social Learning Theory

PENGANTAR Faktor sosial budaya pengaruhi kesehatan Manusia adalah mahluk sosial Manusia adalah mahluk berbudaya Kebudayaan mempengaruhi perilaku manusia

Aspek Sosial Budaya mencakup ilmu: Sosiologi Antropologi Psychology Ilmu sosial lain (ekonomi, komunikasi massa, hukum, dll)

Masyarakat GL Gillin & JP Gillin : Kesatuan hidup dari mahluk-mahluk manusia yang terikat oleh sistem adat istiadat tertentu (Koentjaraningrat) Kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi, dan perasaan persatuan yang sama (Gillin & Gillin) Elements of society : Social unity Social institutions

Ciri dari masyarakat Adanya sejumlah orang Tinggal dalam suatu daerah tertentu Mengadakan hubungan satu sama lain yang teratur Membentuk sistem hubungan antar manusia Terikat karena kepentingan yang sama

Ciri dari masyarakat Tujuan bersama dan bekerja sama Adanya perasaan solidaritas Sadar adanya saling ketergantungan Membentuk norma-norma Membentuk kebudayaan bersama

Unsur-unsur Masyarakat Kesatuan Sosial Bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dalam kehidupan masyarakat meliputi: kerumunan, golongan dan kelompok Pranata Sosial Himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat.

Fungsi Pranata Sebagai pedoman bertingkah laku Menjaga keutuhan Sebagai sistem pengendalian sosial

Pengertian Norma 1. Cara (usage) 2. Kebiasaan (folkways) Bentuk perbuatan antar individu Penyimpangan berakibat celaan 2. Kebiasaan (folkways) Bentuk perbuatan yang diulang dalam bentuk yang sama Lebih mengikat daripada ‘cara’

Pengertian Norma 3. Tata Kelakuan (mores) 4. Adat Istiadat (customs) Kebiasaan yang dianggap cara berperilaku dan diterima sebagai norma pengatur Pelanggaran akan dihukum 4. Adat Istiadat (customs) Tata kelakuan yang kekal serta kuat intgrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat Pelanggaran akan menerima sanksi keras

Cara Pengendalian Sosial Mempertebal keyakinan akan kebaikan norma Memberi penghargaan bagi yang taat Mengembangkan rasa malu bagi mereka yang menyimpang Menimbulkan rasa takut Menciptakan sistem hukum dengan sanksi yang tegas

Aspek Sosial apa saja yang mempengaruhi kesehatan ?

BUDAYA Asal kata “budhayah” (Sansekerta) : bentuk jamak dari budi atau akal Kebudayaan : hal-hal yang bersangkutan dengan akal Kluckhohn mengumpulkan 160 definisi kebudayaan

BUDAYA Seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Koentjaraningrat, 1996

THE UNIVERSAL ELEMENTS OF CULTURE Cultural elements that always be found in all culture in the world : 1. Religiosity system 2. Community organizations system 3. Knowledge system 4. Language 5. Art 6. Livelihood 7. Technology & equipment Makin sulit dirubah

Wujud Kebudayaan Bentuk kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma dan peraturan Bentuk kompleks dari aktifitas kelakukan berpola Bentuk kompleks dari benda hasil karya manusia

Kenapa petugas kesehatan harus belajar sosial budaya?  Most of the health behavior related with socio-cultural elements

Konsep Mempelajari Budaya Hindari sikap ethnocentrism (memberi penilaian tertentu kepada kebudayaan yang dipelajari) Tidak menyadari kebudayaan lain, kecuali memasuki masyarakat tersebut Variasi kemudahan perubahan yang berbeda pada tiap unsur kebudayaan Unsur kebudayaan saling kait mengait

Socio-cultural aspect that influence healthy behavior and health status Age Sex Job Socio-economic etc

Social Factors that influence to health behavior (H Social Factors that influence to health behavior (H. Ray Elling, GM Foster) Self concept Group’s image Individual identification toward their social group

Cultural aspect that influence health status The influence of tradition The influence of fatalistic attitude The influence of ethnocentric attitude The influence of the esteem status The influence of norm The influence of value The influence of cultural elements that learned in the beginning of socialization process The influence of innovation consequences

Perubahan Sosial Budaya Perubahan yang CEPAT atau LAMBAT Pengaruhnya BESAR atau KECIL Perubahannya TERENCANA atau TIDAK TERENCANA

THE REQUIREMENT OF INOVATION: Perceived need to change of the community The change must be understand and controlled by the community The change can be learned The change giving the benefit in the future The change do not alter the individual prestige and groups

The basic condition of individual to have willingness to change their health behavior (GM Foster) Individuals should be aware of the need for change Individuals must get the information about how is the need can be fulfilled Individuals know where is the service, that need can be fulfilled and cost Individuals do not get the negative punishment

Social Learning Theory

Sebelum kita lanjutkan… Sebutkan dua perilaku yang menurut anda mungkin anda pelajari dari melihat orang lain Sebutkan dua perilaku yang menurut anda tidak dapat dipelajari dengan cara ini

PERSON (beliefs, expectations, self-perceptions) Bandura’s Triadic Model of Reciprocal Determinism PERSON (beliefs, expectations, self-perceptions) Self Efficacy Outcome Expectation Reinforcement BEHAVIOR ENVIRONMENT

4 Principles of Observational Learning PSIKOLOGI kEPRIBADIAN 4 Principles of Observational Learning 1. Manusia dapat belajar dengan cara mengamati perilaku orang lain 2. Belajar dapat muncul tanpa adanya perubahan perilaku yang nampak. 3.Reinforcement berperan dalam proses belajar (but NOT the same role as in behaviorism). 4.Proses kognitif berperan dalam proses belajar Some things you learn cause a change in your beh immediately, others not. If we learned the building was on fire, we might change our beh immediately. If we learned about the effects of fire, it might affect our beh in the future when confronted with a fire. We’d know to stay out of the elevators which are chimneys and take the wide open stairs quickly. We might also know this and never, ever demonstrate this. If not caught in a fire, we never demonstrate what we know but we still know it. Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti

Beyond Reinforcement External reinforcement bukan satu-satunya cara untuk mencapai, mempertahankan atau mengubah perilaku Kita juga dapat belajar dengan cara mengamati (observing), membaca (reading), atau mendengarkan (hearing) tentang perilaku orang lain Kita mengembangkan “anticipated consequences” untuk perilaku kita (Bahkan untuk perilaku yang kita tidak pernah terlibat di dalamnya) Kemampuan kognisi kita memberi kemampuan untuk insight dan melihat ke masa depan (foresight)

INDIVIDU MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK BELAJAR DARI ORANG LAIN OBSERVATIONAL LEARNING MODELING IMITATION INDIVIDU MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK BELAJAR DARI ORANG LAIN

Modeling Kita mempelajari lebih banyak hal yang kita lakukan melalui pengamatan dan pembicaraan dengan orang lain (models), daripada melalui pengalaman pribadi Kita mengembangkan gambaran kognitif tentang bagaimana melakukan suatu perilaku melalui modeling, dan menggunakan gambaran ini sebagai panduan kita untuk perilaku yang akan datang

Desain Penelitian Bandura Ross & Ross The BOBO doll study (1961) Subjek:72 anak (Stanford University nursery school), 36 lelaki & 36 perempuan Usia antara 37 - 69 bulan (rerata 52 bulan)

Bandura et al., 1961 2 4 6 8 10 12 model rewarded punished lelaki perempuan Anak-anak memperhatikan model berperilaku agresif terhadap Bobo doll Kemudian model diberi reward atau diberi punishment Kemudian anak-anak dibuat frustrasi dan dibiarkan diberi jalan masuk ke ruangan yang memiliki berbagai permainan termasuk Bobo doll

Hasil Penelitian Bandura : Anak-anak dengan contoh model/kondisi agresif meniru banyak perilaku agresif fisik dan verbal dari model Mereka juga menirukan perilaku non-aggressive model Anak-anak dalam kondisi Non- aggressive hanya menirukan sedikit perilaku yang dicontohkan model (70% tidak menirukan apa-apa) NON-IMITATION Anak-anak dalam kondisi agresif memperlihatkan banyak perilaku agresif yang baru (non-imitative/non-copied)

HasilPenelitian Bandura Ross & Ross The BOBO doll study (1961) Anak-anak dalam kondisi non-agresif melakukan banyak hal untuk bermain ataupun tidak melakukan apa-apa Anak lelaki menirukan lebih banyak perilaku agresif fisik (but not verbal) Anak lelaki lebih agresif setelah melihat model lelaki agresif Anak perempuan lebih agresif setelah melihat model perempuan agresif Kesimpulan: belajar dapat dilakukan melalui observasi (no classical or operant conditioning) Anak-anak cenderung belajar dari model yang memiliki kesamaan gender

PERAN MODELS MODEL STATUS, POWER, & PRESTIGE MODEL COMPETENCE MODEL SIMILARITY MASTERY vs COPING MODELS MODEL CREDIBILITY MODEL ENTHUSIASM (passion?) MODELING AND GENDER

Proses Dasar Observational Learning 1. Attentional Processes (Memperhatikan dan merasakan secara akurat perilaku model) 2. Retention Processes(mengingat-ingat perilaku model) 3. Motor Reproduction Processes (menerjemahkan kode-kode simbolik memori tentang perilaku model ke dalam pola-pola respon yang baru) 4. Motivational Processes (Jika reinforcement positif tersedia, akan memperkuat perilaku yang ditiru)

Types of Reinforcement Vicarious reinforcement: seseorang dapat belajar dengan mengobservasi perilaku orang lain dan konsekuensi dari perilaku tersebut Perilaku tidak ditentukan semata-mata oleh direct reinforcement Jenisnya: Vicarious positive reinforcement Vicarious punishment Self-reinforcement Memberi hadiah atau hukuman pada diri sendiri jika berhasil/ gagal mencapai standar pribadi

Empirical Evidence of Observational Learning Anak-anak yang melihat orang dewasa berperilaku agresif mungkin memandang perilaku agresif sebagai hal yang positif (misal: mengharap reinforcement positif dari perilaku tersebut), sehingga meniru perilaku agresif itu Bandura & Huston, 1961 Anak anak meniru perilaku agresif model dengan kehadiran model Bandura, Ross, & Ross, 1961 Anak-anak meniru perilaku agresif model di setting baru, jauh dari model Bandura, Ross, & Ross, 1963 Anak-anak meniru perilaku agresif model di film

Bandura et al., 1963 Will children imitate a film-model’s aggressive behavior? Subjects 48 anak lelaki dan 48 anak perempuan (Stanford U Nursery School) Rerata umur 4.3 tahun Exposure to an aggressive model (4 conditions) Mengamati model dewasa yang berperilaku agresif Mengamati model & perilaku yang tapi di film Mengamati perilaku yang sama yang dilakukan karakter kartun Control group (tidak melakukan pengamatan)

KADANG IMITASI DAPAT MERUSAK PSIKOLOGI kEPRIBADIAN KADANG IMITASI DAPAT MERUSAK Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti

The Process of Imitation involves… PSIKOLOGI kEPRIBADIAN The Process of Imitation involves… Memperhatikan “model” Mengkoding perilaku ke dalam memory Mengambil perilaku dari memory Melakukan perilaku yang dicontohkan Peranan hadiah (incentives) Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti

Kita belajar dari mengamati orang lain Memunculkan perilaku yang sesuai pada waktu yang tepat: Self-Regulation Kita belajar dari mengamati orang lain Kenapa kita tidak selalu mengikuti perilaku yang kita lihat? Kita menentukan perilaku apa yang akan disimpan dan kapan menggunakannya dengan menggunakan: symbolic thought (“apakah tujuan jangka panjangku?”) emotion (“damn that Bobo doll!!!”) self-regulation (“Saya sangat ingin meninju dosen saya itu, tapi saya perlu nilai A, jadi…”)

Self-Regulation and Cognition Kita dapat berlatih mengendalikan perilaku kita melalui pengaturan diri (self regulation) Manusia bukan budak pengaruh lingkungan Manusia mempunyai kehendak bebas (free will) Kognisi membuat kita dapat menggunakan pengalaman terdahulu (bukannya trial-and-error), untuk meramalkan konsekuensi dari tindakan, dan kemudian berperilaku atas dasar hal tersebut Self-Regulation membuat kita memilih perilaku yang membantu kita menghindari hukuman dan bergerak ke arah tujuan jangka panjang

PERSON (beliefs, expectations, self-perceptions) Bandura’s Triadic Model of Reciprocal Determinism PERSON (beliefs, expectations, self-perceptions) Self Efficacy Outcome Expectation Reinforcement BEHAVIOR ENVIRONMENT

Contoh Triadic Reciprocity: Behavior, the Person, & the Environment PSIKOLOGI kEPRIBADIAN Contoh Triadic Reciprocity: Behavior, the Person, & the Environment Seorang anak lelaki yang menyukai acara TV yang bermuatan kekerasan (person variable) memilih untuk menghabiskan sore harinya untuk menonton tayangan kekerasan (an environment variable) [P→E]. Ketika memperhatikan dengan penuh perhatian (a behavior variable), anak lelaki itu mempelajari satu cara baru untuk menyerang orang lain dan juga belajar bahwa agresivitas biasanya memberikan hasil (mendapat apa yang mereka inginkan) [B→P]. Harapan yang baru diperoleh ini (a person variable) kemudian dapat mengarahkan anak lelaki itu untuk mencoba mempraktekkan perilaku agresif yang baru dipelajarinya tadi…[P→B] Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti

INTERNAL SELF-REGULATION Individu memiliki kemampuan untuk mengatur perilaku mereka sendiri

SUBFUNCTIONS OF SELF-REGULATION SELF-OBSERVATION (self-monitoring) PERFORMANCE JUDGMENT (dibandingkan dengan referensi) SELF-REACTION (self-satisfaction, self-worth, distress)

PSIKOLOGI kEPRIBADIAN Self-regulation 1. Self-observation. Mengetahui pencapaian kita sendiri dapat membantu meningkatkannya. Contoh: Memberi tanda bintang untuk semua tugas yang dikerjakan, mencatat semua buku yang kita baca, mencatat berapa kilometer kita berlari… 2. Performance judgement Dapat menilai diri sendiri dibandingkan dengan standard kita ataupun model. Standar tinggi yang tidak realistik dapat menyebabkan kecemasan 3. Self reaction Menentukan konsekuensi untuk diri sendiri Self-Monitoring is observing oneself in action. Note how often you are doing something-also positive things-can change the beh. Either raise it or lower it depending. All of these help us increase the beh. please read the book on this as she give a great deal of detail. Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti

A Self-Process: Self-Reinforcement/Punishment PSIKOLOGI kEPRIBADIAN A Self-Process: Self-Reinforcement/Punishment Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti

PSIKOLOGI kEPRIBADIAN Aplikasi Premack Principle (Grandma’s rule): menggunakan aktivitas yang lebih disukai sebagai reward untuk aktivitas yang tidak terlalu disukai. Kerjakan dulu PR matematikamu, setelah itu kamu baru boleh membaca majalah kesukaanmu Keep in mind these are all tasks, not something they nec want to do, but something they want to do more than the first. So, for example, doing laundry is easy for me and has some pleasurable moments. Thus, I might mop the floor first and then do the laundry, using the laundry to reward the first task. This is task on task and is NOT a reward per se. There are some masochistic women out there who do in fact want to mop floors, but I am not one of them. This is not do the floor and then you can lay in the hammock. Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti

Individu memiliki kemampuan untuk melakukan refleksi diri SELF-REFLECTION Individu memiliki kemampuan untuk melakukan refleksi diri

SELF-EFFICACY “Self-efficacy adalah kepercayaan dalam diri seseorang tentang kemampuannya untuk mengatur dan memutuskan sumber-sumber tindakan yang diperlukan untuk menghadapi situasi yang akan datang.” Bandura, 1986

PSIKOLOGI kEPRIBADIAN SELF-EFFICACY PENGALAMAN KEBERHASILAN (MASTERY EXPERIENCE) DARIMANA ASALNYA? PENGALAMAN YANG SEOLAH DIALAMI SENDIRI (VICARIOUS EXPERIENCE) DORONGAN SOSIAL (SOCIAL PERSUASIONS) KONDISI FISIOLOGIS (PHYSIOLOGICAL STATES) Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti

Tahap perkembangan modelling Modelling berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan tingkat umur dan kematangan Bayi & anak-anak perilakunya dikuatkan oleh stimuli fisik langsung seperti: makanan, hukuman atau kasih sayang Semakin tua umur, reinforcement diasosiasikan dengan tanda persetujuan dari model dan sebaliknya

Memodifikasi perilaku yang telah dipelajari Psikologi Kepribadian II PSIKOLOGI kEPRIBADIAN Memodifikasi perilaku yang telah dipelajari Menangani simtomnya = menangani gangguannya Guided participation: Prosedur modelling dengan melihat perilaku model kemudian ikut berpartisipasi aktif melakukan perilaku dengan model Covert modelling: modelling dengan hanya membayangkan apa yang dilakukan model Desensitisasi modelling: mengajari klien untuk menguasai tingkah laku yang sebelumnya tidak bisa dilakukan. Dimulai dengan relaksasi mendalam kemudian klien diminta menirukan perilaku model secara bertahap Pertemuan ke-8/Mira Aliza R Pertemuan ke-23/ Yulianti Dwi Astuti 58

Cari Contoh Kasus !