Membaca Pemahaman Interpretatif
Hakikat Membaca Interpretatif Membaca interpretatif merupakan kegiatan membaca yang bertujuan agar para siswa mampu menginterpretasi atau menafsirkan maksud pengarang, apakah karangan tsb fakta atau fiksi, sifat-sifat tokoh, reaksi emosional, gaya bahasa dan bahasa kias, serta dampak-dampak cerita. Pemahaman interpretatif harus didahului pemahaman literal
Tujuan Membaca Interpretatif Tarigan mengemukakan enam tujuan membaca interpretatif, yaitu: maksud pengarang, fakta atau fiksi, sifat-sifat tokoh, reaksi emosional, gaya bahasa, dan dampak cerita.
Maksud Pengarang Maksud pengarang adalah seorang pengarang menulis sesuatu untuk orang lain. Secara garis besar, jenis tulisan dapat berupa: (a) deskrispsi, (b) narasi, © eksposisi, (d) argumentasi, dan (e) persuasi Pengklasifikasian ragam tulis dapat pula berdasarkan nada (voice), berupa nada akrab, nada penerang, nada menjelaskan, nada mendebat, nada mengkritik, dan nada kewenangan
Tulisan Bernada Akrab Tulisan bernada akrab adalah tulisan pribadi, termasuk di dalamnya adaah buku harisn (diary), catatan harian (jurnal), cerita tak resmi, surat, dan puisi. Tulisan pribadi ditandai oleh bahasa yang alamiah, wajar, biasa, sederhana. Ujaran yang normal, lincah, dan kalimat yang sehari-hari dipakai.
Tulisan Bernada Penerangan Tulisan bernada penerangan bersifat informatif dan membuahkan tulisan yang bersifat deskriptif (melukiskan) karya tulis yang bersifat memerikan (melukiskan) bertujuan mengajak para pembacanya bersama-sama menikmati, merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya objek, adegan, pribadi, atau suasana hati yang pernah dialami oleh sang penulis.
Tulisan Bernada Penjelasan Tulisan yang bernada penjelas biasa disebut tulisan penyingkapan, berbeda dari tulisan yang bernada penerangan, karena tujuannya tidak hanya sekadar menciptakan, memerikan, atau meyakinkan, tetapi menjelaskan sesuatu kepada pembaca. Berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut, misalnya pengklasifikasian, pembatasan, penganalisisan, penjelajahan, penafsiran, dan penilaian.
Tulisan Bernada Mendebat Jika pengarang menggunakan nada mendebat atau nada berargumentasi maka hasilnya adalah karya tulis persuasif. Beberapa kualitas yang dituntut untuk mencapai tujuan tsb, antara lain: Maksud dan tujuan penulis dinyatakan secara jelas dan terbuka Tulisan persuasif harus menarik indra kita Tulisan persuasif mempunyai argumen-argumen yang kuat dan logis Tulisan persuasif harus bersifat dramatik dengan memanfaatkan ungkapan-ungkapan yang hidup dan kontras yang mencolok.
Tulisan Bernada Mengkritik Tulisan bernada kritik menghasilkan tulisan mengenai sastra. Tujuannya adalah menilai atau mengevaluasi karya sastra. ● Tulisan Bernada Kewenangan Tulisan bernada kewenangan menghasilkan karya ilmiah. Tulisan yang bernada kewenangan, antara lain: skripsi, tesis, dan disertasi.
Fakta atau Fiksi Membaca interpretatif adalah keterampilanmenginterpretasikan atau menafsirkan isi bacaan tentang perbedaan antara fakta dan fiksi Perbedaan utama antara fiksi dan nonfiksi terletak pada tujuan. Tujuan narasi nonfiksi adalah menceritakan kembali apa-apa yang telah terjadi secara aktual, sedangkan narasi fiksi bersifat realitas Dalam tulisan nonfiksi dapat diawali dalam bentuk kalimat “ini adalah fakta-fakta”, sedangkan dalam tulilisan fiksi “kalau seandainya ini semua adalah fakta, maka inilah yang terjadi”
Sifat-Sifat Tokoh Membaca interpretatif adalah keterampilan menafsirkan sifat- sifat dan ciri-ciri seorang tokoh Untuk membicarakan sifat-sifat atau ciri-ciri tokoh, sebenarnya kita telah masuk ke dalam wilayah pribadi. Untuk mengenal pribadi seseorang, maka sebaiknya kita dibekali dengan teori-teori mengenai personality theoris.
Reaksi Emosional Reaksi emosiaonal melatih keterampilan menafsirkan reaksi emosional suatu karya tulis. Reaksi emosional antara pembaca satu dengan yang lain berbeda-beda.