MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Geometri Vektor (Garis dan Bidang).
Advertisements

DISTRIBUSI Kegiatan untuk menyalurkan barang-barang yang dipasarkan secara efektif dan tepat kepada para konsumen Lembaga Tataniaga Badan-badan yang menyelenggarakan.
TATAP 10 PEMASARAN Bahan Kajian Mendistribusikan Produk
VIII. Saluran Pemasaran
INPUT & OUTPUT SISTEM AHMAD SON ARIF ( )
MANAJEMEN PEMASARAN BAB 9 Strategi Produk.
BUKU BESAR & BUKU PEMBANTU
Dimentional Design Retail Store.
BARCODE Dwi Ibnu Baskoro
DATA FLOW DIAGRAM (DFD)
Bar Code.
Assalamu’alaikum wr.wb
FORMULIR.
Pertemuan ke-4 Petunjuk dalam pembuatan formulir :
Karakteristik Barcode
S I S T E M P E N G K O D E A N D A T A Oleh: 1.Evi Noviolita Ifana PA Dwi Puji NursafitriA AngkyA
PENGGUNAAN SISTEM PENGKODEAN BARIS (BARCODE)
PENGANTAR SISTEM INFORMASI
Oleh : Dwi Bagus Yulianto
Sistem Informasi Manufaktur
Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah
ANALISIS PELUANG PEMASARAN RETAIL
Perancangan Dokumen Input
SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA DISTRO HERVETICA BANDUNG BERBASIS WEB
SISTEM INFORMASI PENJUALAN DAN PERSEDIAAN BARANG PADA CV. GANITA
MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK
MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK
Kode pada kemasan bahan pangan
Perancangan Sistem L. Erawan.
Pengertian Formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi.
DISTRIBUSI Kegiatan untuk menyalurkan barang-barang yang dipasarkan secara efektif dan tepat kepada para konsumen Lembaga Tataniaga Badan-badan yang menyelenggarakan.
MODUL 4 PENGENDALIAN PERSEDIAN BARANG UMUM A. TUJUAN INTRUKSIONAL
Modul Pengantar Akuntansi 1 MODUL KE 3
PEMODELAN KEBUTUHAN DENGAN USE CASE
PENGANTAR AKUNTANSI I MATERI KULIAH PERSEDIAAN Penyusun Oleh:
DAN LOGISTIK POKOK BAHASAN : MODUL 3 – 4 MANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012
FORMULIR (FORM) Sistem akuntansi = Organisasi FORMULIR, CATATAN, & LAPORAN yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yg.
PEMODELAN KEBUTUHAN DENGAN USE CASE
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2012
MODUL 7 BIAYA PENGELOLAAN BARANG A. TUJUAN INTRUKSIONAL
Perancangan Formulir Elektronik
Siklus Pendapatan Pertemuan 5 & 6.
Sistem InforMASI AKUNTANSI
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH
DATA FLOW DIAGRAM.
KONSEP PERSEDIAAN PENGAMAN
MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK MODUL 12
TUGAS TIK-VI Kelas A.
FORMULIR.
Membuat Dokumen dengan Software Pengolah Angka
BAB perusahaan, PERAMALAN KEUANGAN Proyeksi Penjualan
Architectural View Siti Mukaromah, S.Kom.
E. JENIS DATA DALAM OPENOFFICE.ORG CALC
Review ER-Diagram.
PEMODELAN KEBUTUHAN DENGAN USE CASE
01.3 Hari-1 Sesi-3 Desain Algoritma.
MODUL 9 PERSEDIAAN PENGAMAN A. TUJUAN INTRUKSIONAL
TUGAS PENGANTAR TEGNOLOGI INFORMASI tentang PERANGKAT INPUT DAN OUTPUT
Data Flow Diagram.
Internet Adalah jaringan komputer yang jangkauannya seluas dunia. Hampir ditiap kota besar dan di daerah-daerah yang ada jaringan telponnya, sudah dapat.
Dosen Pembina : Mahayadi, ST
Dalam dunia perdagangan, kode yang banyak dipakai adalah barcode
Piranti Masukan Piranti masukan (input device) merupakan perangkat keras komputer yang memungkinkan pemasukan data ke dalam sistem komputer. Data masukan.
Diagram Arus Data Simbol Yang Digunakan :
INPUT DEVICE.
Bab 3. Formulir Formulir  secarik kertas yg memiliki ruang untuk diisi Manfaat penggunaan formulir elektronik: tidak pernah kehabisan formulir tidak pernah.
Data Flow Diagram Pertemuan ke 2 3-Jan-19.
APLIKASI TOKO GROSIR FORIUS AMBARA ERIYANSAH YUDI ERLANDA AGUS PRASTIYO
Transcript presentasi:

MANAJEMEN INVENTORY DAN LOGISTIK KODEFIKASI Pemberian kode pada persedian (Kodefikasi) Pengontrolan persediaan merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan, demi menjaga kelangsungan usaha, tertib penyimpanan, tertib pencatatan dan tertib pengeluaran barang adalah suatu target dari setiap pengelolaan persediaan. Untuk itu dalam mengelola persediaan selalu dilakukan pengelompokkan, barang barang yang sejenis atau merek tertentu dikelompokan dalam suatu tempat khusus, diberi nama jelas. Kadangkala diberi suatu tanda khusus (berupa gabungan huruf dan angka) sehingga mudah ditemukan. Pemberian tanda khusus ini disebut dengan pengkodean (Kodefikasi). Dari kode tersebut kita bisa mengetahui nama barang, jenis barang, pemasok, lokasi penyimpanan dan lain-lain. Pada saat jumlah barang masih sedikit, semua transaksi masih mungkin dilakukan dengan cara konvensional, yaitu dengan cara manual. Manual dalam arti ditulis dengan tangan atau pun diketik kedalam komputer. Dalam hal ini program komputer seperti Excel masih bisa menanganinya. Namun dengan berkembangnya usaha, jumlah barang bertambah, frekwensi transaksipun makin jauh meningkat, sehingga dibutuhkan suatu cara yang lebih efisien untuk melakukan semua proses tersebut. Selain proses manual memakan waktu yang cukup lama, kesalahan manusia (human error) sangat sering terjadi. Sehingga keakuratan data menjadi pertanyaan yang sering muncul, hal yang sangat menggangu terutama bila berhubungan dengan pihak luar (pelanggan dan pemasok). Kode Batang (BARCODE) Sudah menjadi hal yang biasa setiap kali kita melakukan pembayaran di kasir, entah itu belanja keperluan sehari-hari di minimarket, di pusat grosir besar, supermarket, ataupun membeli pakaian di department store, bahkan dibeberapa bandara saat boarding pun kita mendengar suara …tit…. , setiap kali petugas memindai (scanning) gambar yang terdiri dari sekumpulan garis vertical dengan berbagai variasi ketebalan. Kumpulan garis vertical itulah yang disebut dengan kode batang atau Barcode. Dengan proses scanning tersebut, data mengenai nama barang dan jenisnya langsung diketahui dan tercatat dalam computer kasir, atau data ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Rahmat Maliyar Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 1

Struktur Penulisan Barcode hampir semua toko membutuhkan semua produk yang mereka jual mempunyai barcode yang memudahkan mereka dalam mengidentifikasi produk yang mereka jual. Jadi kalau produk kita tidak mempunyai barcode, besar kemungkinan tidak ada yang mau menjualnya. Struktur Penulisan Barcode Konfigurasi dari barcode tersebut terdiri dari garis batangan berwarna hitam dan putih. Tiap-tiap garis hitam dan putih mempunyai ketebalan yang berbeda-beda. Anggaplah satu garis paling tipis warna hitam adalah garis dengan lebar 1 unit dan garis paling tipis warna putih adalah garis dengan lebar 1 unit. Kemudian secara keseluruhan kita dapat menentukan bahwa garis hitam dan garis putih tersebut mempunyai ketebalan masing-masing 1, 2, 3 dan 4 unit. Awal dari setiap barcode biasanya adalah “1-1-1″ atau kalau dibaca dari kiri terdiri dari garis hitam 1 unit, diikuti dengan garis putih 1 unit, diikuti lagi dengan garis hitam 1 unit. 0 = 3-2-1-1 1 = 2-2-2-1 2 = 2-1-2-2 3 = 1-4-1-1 4 = 1-1-3-2 5 = 1-2-3-1 6 = 1-1-1-4 7 = 1-3-1-2 8 = 1-2-1-3 9 = 3-1-1-2 Perhatikan jumlah dari ketebalan batang selalu 7, dan juga warna batang berubah setelah melewati bagian tengah. Pada bagian sebelah kiri selalu dimulai dengan garis putih/hitam/putih/hitam sementara disebelah kanan hitam/putih/hitam/putih. Hal ini berguna untuk mengantisipasi kesalahan dalam pembacaan. Contoh: ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Rahmat Maliyar Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 3

5. Gunakan hasil dari step 4 untuk menghitung check digit, tentukan angka yang apabila ditambahkan dengan hasil pada step 4 akan menghasilkan angka kelipatan 10: 58 + 2 = 60 6. Jadi check digit adalah 2. Jenis Barcode Ada pun jenis barcode yang dikenal saat ini adalah barcode linear 1D (1 dimensi) yang berupa rangkaian garis dengan ketebalan yang bervariasi dan berbentuk persegi panjang serta jenis barcode matriks 2D (2 dimensi) yang datanya diwakili oleh simbol-simbol yang berbentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya pada gambar yang berada dalam sebuah bujur sangkar. Untuk jenis barcode matriks ini kita bisa memasukkan data sampai ratusan karakter dalam sebuah barcode, lain halnya dengan barcode linear yang kemampuan menyimpan datanya terbatas. Barcode linear 1D Barcode Matriks 2D Terdapat beberapa standar kode dalam barcode sesuai dengan kegunaan dan tujuan pemakaian barcode, antara lain sebagai berikut :  Universal Product Code (UPC): untuk checkout penjualan, persediaan, dan sebagainya pada toko retail. Code 39 (Code 3 of 9): identifikasi, inventarisasi, dan pengiriman pelacakan. POSTNET: kode pos encoding di US mail. European Article Number (EAN): sebuah superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk identifikasi negara. Japanese Article Number (JAN): serupa dengan EAN, digunakan di Jepang. Bookland: berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku. ISSN bar code: berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS. Code 128: digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak. Interleaved 2 of 5: digunakan dalam industri pelayaran dan gudang. Codabar: digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah. ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Rahmat Maliyar Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 5