ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF PSIKOTROPIKA BAB 7 ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF PSIKOTROPIKA
KOMPETENSI INTI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KOMPETENSI DASAR 3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika serta pengaruhnya terhadap kesehatan
INDIKATOR Peserta didik dapat mengidentifikasi bermacam-macam zat aditif, menjelaskan arti dan fungsi zat aditif yang ada pada makanan yang menunjang kesehatan.
TUJUAN PEMBELAJARAN Mengidentifikasi macam-macam zat aditif Menjelaskan arti dan fungsi zat aditif yang ada pada makanan Menjelaskan penggunaan zat aditif dalam makanan yang menunjang kesehatan Menjelaskan pengertian psikotropika Menjelaskan pengertian zat adiktif Menyebutkan beberapa contoh zat psikotropika Menyebutkan beberapa contoh zat adiktif
A. Pengertian zat aditif Zat aditif atau zat tambahan makanan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam makanan baik dalam memproses, mengolah, mengemas dan menyimpan makanan. Menurut Peraturan Pemerintah no. 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan, yang dimaksud bahan tambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Di Indonesia pemakaian zat aditif diatur oleh Departemen Kesehatan, sedangkan pengawasanya dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pengwasan Obat dan makanan (Dirjen POM).
Pemberian zat aditif pada makanan secara garis besarnya bertujuan : Untuk mempertahankan nilai gizi makanan karena selama proses pengolahan makanan zat gizi ada yang rusak atau hilang Agar makanan lebih menarik Agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga Untuk konsumsi sebagian orang tertentu yang memerlukan diet Agar makanan lebih tahan lama disimpan
B. Macam-macam zat aditif Berdasarkan sumbernya, zat aditif dibedakan menjadi 2 macam, yaitu zat aditif alami dan zat aditif sintetis atau buatan. 1. Zat aditif alami Zat aditif alami yaitu zat tambahan pada makanan yang sudah ada di alam, tanpa disintesis. Zat aditif alamiah mudah diperoleh dan lebih aman digunakan. Sehingga sampai sekarang penggunaan zat aditif alamiah ini semakin diminati oleh masyarakat. Hanya kelemahan zat aditif alamiah ini penggunaannya dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak, kurang stabil kepekatannya dan kurang tahan lama.
Berikut beberapa contoh zat aditif alami dan kegunaannya a. Pewarna 1. Wortel Sebagai zat pemberi warna orange pada makanan. Sering digunakan pada pembuatan selai nanas. Selain sebagai pemberi warna orange, wortel juga baik dimakan langsung atau diperas airnya dan diminum karena mengandung vitamin A. Di dalam wortel ini terkandung β-karotin yang merupakan zat pewarna alamiah dan sekaligus mengandung vitamin A. 2. Kunyit Pemberi warna kuning agak gelap pada pembuatan makanan. Biasanya digunakan pada pembuatan nasi kuning. Kunyit juga sering ditambahkan pada pengolahan daging ayam atau itik karena dapat menghilangkan bau amis dan menambah rasa yang khas
3. Daun suji pemberi warna hijau pada bahan makanan. Bisa juga digunakan sebagi zat warna pada minuman. b. Pemanis 1. Gula tebu atau gula pasir Dibuat dari tanaman tebu. Berfungsi juga sebagai zat pengawet, karena gula ini bersifat menyerap kandungan air (Bersifat higroskopis) 2. Gula aren Gula aren ini dihasilkan dari tanaman aren. Penggunaannya hampir sama dengan gula jawa. Hanya saja gula aren ini lebih manis sehingga sering digunakan pada pembuatan jenang.
3. Gula jawa (gula kelapa) Gula kelapa ini dihasilkan dari tanaman kelapa. Sering untuk pemanis minuman(dawet, es degan, sirup) dan lain-lain. Gula kelapa juga sering dipakai sebagai zat pemanis pada saat memasak sayur. 4. Madu Madu adalah zat pemanis yang sangat baik karena mengandung zat-zat gizi yang banyak secara alami. Penggunaan madu juga dapat menambag gizi di dalam makanan
c. Pengawet Garam dapur Garam dapur digunakan sebagai pengawet makanan karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam makanan. Bahkan garam dapur dapat membunuh bakteri. Hal ini disebabkan karena garam dapur bersifat higroskopois (menyerap kandungan air dalam makanan). 2. Bawang Putih Bawang putih mengandung zat allicin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga dipakai untuk bahan pengawet .
3. Asam cuka Nama kimia asam cuka adalah asam asetat. Karena sifat yang asam, asam cuka dapat membunuh bakteri. Asam asetat 4% meruapakan asam cuka yang sering digunakan sebagai pengawet buah / sayuran. d. Penyedap 1. Garam dapur Garam dapur merupakan penyedap yang sering digunakan. Rasa asin dalam garam dapur berasal dari natrium klorida (NaCl) 2. Bawang putih Selain sebagai pengawet, bawang putih juga digunakan sebagai bahan penyedap. Selain mengandung alicin, bawang putih juga mengandung silfur dan iodin yang tinggi.
3. Cabai merah Cabai merah sebagai zat penyedap rasa sekaligus sebagai merangsang selera makan e. Pemberi Aroma 1. Daun jeruk Daun jeruk memberikan aroma yang khas dan membangkitkan gairah makan. Daun jeruk juga dapat menghilangkan bau amis pada ikan. 2. Vanili Zat ini memberikan rasa dan aroma yang harum. Bisa digunakan pada pembuatan roti atau pada pembuatan kolak.
3. Serai Zat ini berfungsi biasanya sebagai penambah aroma pada pembuatan air hangat (minuman serai), juga dignakan untuk menambah aroma segar pada makanan-makanan bersantan 4. Daun pandan Biasa ditambahkan pada saat menanak nasi agar nasi berbau harum dan tidak cepat basi, juga digunakan pada pembuatan kue, bubur, atau es f. Bahan Pengasam Bahan pengasam bertujuan untuk menghilangkan rasa enek (mual) pada saat mengonsumsi makanan.
2. Zat aditif Sintetis atau buatan Zat aditif sintetis merupakan zat aditif atau tambahan yang diperoleh melalui sintetis dari bahan kimia yang sifatnya hampir sama dengan dengan bahan alamiah yang sejenis. Keunggulan zat aditif sintetis jika dibanding dengan zat aditif alamiah adalah lebih stabil, menggunakannya lebih sedikit dan biasanya tahan lebih lama. Sedangkan kelemahannya zat aditif dapat menimbulkan resiko penyakit kanker atau bersifat karsinogenik. Beberapa contoh zat aditif sintetis dan kegunaannya: Pewarna
Beberapa contoh zat aditif sintetis dan kegunaannya: Pewarna Zat pewarna pada makanan berfungsi untuk memberi warna bahan makanan agar tampil menarik sehingga menarik konsumen. Contoh : N a m a Warna Jenis makanan Fast Green FCF Sunsetyellow FCF Brilliant blue FCF Coklat HT Ponceau 4R Eritrosin Hijau Kuning Biru Coklat Merah Es krim dan buah kalengan Minuman ringan dan makanan cair Es krim, selai,jeli, buah kalengan Minuman ringan, makanan cair, Yoghurt, jeli Jeli, selai, saus, es krim, buah kalengan,
b. Pemanis Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula pasir atau gula tebu atau sukrosa. Pemanis sintetis biasanya dipakai pada pembuatan sirop, sari buah, minuman ringan dan macam-macam kue. Pemanis sintetis yang sering digunakan diantaranya sebagai berikut : Sakarin, tingkat kemanisan 300 kali lebih manis dari pada gula. Aspartam, tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari pada gula. Asesulfam, tingkat kemanisan 200 kali lebih manis dari pada gula Siklamat (Natrium siklamat atau kalsium siklamat), tingkat kemanisan 30 kali lebih manis dari pada gula. Sorbitol Dulsin, zat pemanis ini sudah dilarang penggunaannya
c. Pengawet Pengawet digunakan agar makanan lebih tahan lama disimpan / tidak cepat busuk. Bahan pengawet bersifat menghambat atau mematikan pertumbuhan mikroba / mikroorganisme yang dapat merusak makanan sehingga mengalami pembusukan. Zat pengawet sintetik diantaranya : Natrium benzoat / asam benzoat, pengawet minuman ringan, kecap, margarin, saus, manisan, buah-buahan kalengan Natrium nitrit, pengawet dan untuk mempertahankan warna daging atau ikan. Asam propionat, untuk mengawetkan roti, keju, margarin, mentega Asam sorbat, digunakan untuk menghambat pertumbuhan kapang dan ragi.
d. Penyedap Zat penyedap yang paling kita kenal adalah vetsin atau MSG (Monosodium Glutamat) dikenal dengan merk dagang; Ajinomoto, Miwon, Sasa, Maggie dll. Dibalik kelezatan dari MSG, ternyata MSG dapat mengakibatkan penyakit yang disebut Chinese Restaurant Syndrome (CRS). Gejala-gejala penyakit ini adalah : pusing kepala, wajah berkeringat, sesak dada bagian bawah, kesemutan pada punggung leher, rahang bawah serta leher bagian bawah yang kemudian terasa panas. Zat aditif yang termasuk penyedap selain MSG adalah NaCl (garam dapur), Nukleotida seperti Guanosin monofosfat (GMP) dan Ionosin monofosfat (IMP) semuanya memberi rasa gurih.
e. Antioksidan Zat antioksidan berfungsi melindungi makanan dari kerusakan akibat oksidasi lemak atau minyak yang mengandung senyawa tak jenuh. Yang termasuk zat antioksidan adalah: Butil Hidroksi Anisol (BHA) dan Butil Hidroksi Toluen (BHT), ditambahkan pada lemak / minyak goreng agar tidak cepat basi (tengik) Asam askorbat (serta garam kalium, kalsium dan garam natrium) ditambahkan ke dalam daging olahan, daging awetan, makanan bayi kalengan, kaldu
f. Sekuestran (zat pengikat logam) Sekuestran merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam berbagai pengolahan bahan makanan. Sekuestran akan mengikat logam sehingga menjaga kestabilan bahan. Sekuestran yang paling sering digunakan dalam bahan makanan adalah asam sitrat dan turunannya, fosfat dan garam etilendiamintetraasetat(EDTA) g. Penambah aroma (Essens / Flavour) Zat aditif ini digunakan untuk memberikan aroma buah-buahan pada makanan. Etil butirat : rasa buah nanas Amil valerat : rasa buah apel Oktil asetat : rasa buah jeruk Amil asetat : rasa buah pisang Butil asetat : rasa buah murbei Isobutil propionat : rasa buah rum Benzaldehid : rasa buah lobi-lobi
h. Pengatur Keasaman Zat aditif ini berfungsi untuk mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajad keasaman makanan. Contoh : asam asetat, asam sitrat, asam laktat, asam tartrat, natrium bikarbonat, amonium bikarbonat
C. Batas Penggunaan Zat Aditif Informasi mengenai Batas Maksimal Penggunan harian (BMP) atau Acceptable Daily Intake (ADI) sangat penting diketahui oleh produsen makanan dan masyarakat. ADI merupakan batasan yang tidak menimbulkan resiko jika dikonsumsi oleh manusia dengan perhitungan per Kg berat badan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/MENKES/PER/IX/88 tentang Bahan Tambahan Makanan.
Batasan Permenkes RI per Kg Makanan Batasan ADI per Kg berat badan Batas penggunaan tambahan makanan diantaranya terdapat pada tabel berikut: Sebagai contoh seorang siswa mempunyai berat badan 40 Kg mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif dengan nilai ADI 5 mg/kg. Maka batas maksimal harian zat aditif itu diperbolehkan dimakan adalah : 5 x 40 = 200 mg Nama zat aditif Batasan Permenkes RI per Kg Makanan Batasan ADI per Kg berat badan Sakarin Siklamat Asam asetat Asam sitrat Asam benzoat MSG / Vetsin BHT BHA Beta karotin Karamel Eritrosin 50 mg – 300 mg 500 mg – 3 gram Secukupnya 5 gram – 40 gram 600 mg – 1 gram 100 mg – 1000 mg 100 mg – 600 mg 150 mg – 300 mg 30 mg – 300 mg - Tidak ada batasan Tidak ada btsan 0 – 5 mg 0 – 120 mg 0 – 0,3 mg 0 – 0,125 mg 0 – 0,6 mg
D. Psikotropika Narkoba singkatan dari Narkotika dan obat berbahaya disebut juga NAPZA singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Undang-undang yang mengatur tentang Narkotika adalah : UU RI No. 22 tahun 1997. Menurut Undang-undang ini narkoba jenis narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu : 1. Golongan I , berpotensi sangat kuat dalam menimbulkan ketergantungan dan dilarang digunakan untuk pengobatan. Contoh: opium, heroin, ganja
2. Golongan II, berpotensi kuat dalam menimbulkan ketergantungan dan digunakan secara terbatas untuk pengobatan. Contoh: petidin, candu, betametadol 3. Golongan III, berpotensi yang ringan dalam menimbulkan ketergantungan dan banyak digunakan untuk pengobatan. Contoh: asetil dihidrocodeina, dokstroproposifen, dihidrocodeina
Undang-undang yang mengatur tentang psikotropika adalah UU No Undang-undang yang mengatur tentang psikotropika adalah UU No. 5 tahun 1997. Menurut undang-undang ini narkoba jenis psikotropika dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu : 1. Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh : ekstasi (MDMA = 3,4 methylenedioxy methamfetamine, LSD(Lysergic acid diethylamid), DOM
2. Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan ketergantungan. Contoh amfetamin, metamfetamin (sabu), fenetilin 3. Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh : amorbarbital, brupronorfina, mogadon (sering disalahgunakan) 4. Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh : Diazepam, nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil koplo (sering disalahgunakan), obat penenang (sedativa), obat tidur (hipnotika)
1.Amfetamin Amfetamin mempunyai dampak perangsang yang kuat pada jaringan saraf. Pengguna sering bertingkah laku kasar dan aneh dan menjadi tergantung pada obat ini secara mental. Dampak yang ditimbulkan dari pengguna amfetamin ini antara lain : penurunan berat badan, gelisah, mudah marah dan bingung, , sulit tidur, mudah tersinggung. Amfetamin biasanya disalahgunakan untuk menimbulkan rasa kegembiraan, tenaga bertambah, perasaan sehat, berkuasa dan percaya diiri. Penggunaan yang lama dapat menyebabkan otak rusak atau mengerut, berakibat paranoid sampai menjadi gila dan akhirnya mati. Jenis obat terlarang ini berbentuk pil, kapsul dan tepung. Tersedia dalam berbagai merk diantranya : Dexamphetamin (Dexedrine) dan Pemoline(Volital). amfetamin
2. Ekstasi Nama Kimia ekstasi adalah 3,4 methylenedioxy methamfetamine disingkat MDMA. Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika dan diproduksi secara tidak sah / ilegal di dalam laboratorium dan dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul. Jenis obat ini yang populer beredar di masyarakat adalah: Alladin, Apel, Butterfly, Elektric. Nama gaul di jalanan ekstasi antara lain dikenal dengan nama : E, XTC, Doves, New Yorkers, Inex, I, kancing, Essence Ekstasi
Setelah memakai ekstasi pengaruh langsung bagi pengguna adalah menyebabkan perasaan “fly” (gembira) dosisi, mudah tersinggung, cemas, menjadi energik, matanya sayu, susah tidur dan berkeringat. Akibat jangka panjang dari pemakaian ekstasi adalah kerusakan syaraf otak, dehidrasi (kekurangan cairan), halusinasi (penglihatan atau pendengaran semu), kurang gizi, ketergantungan dan gejala putus asa (murang dan letih), agresif (dapat melakukn tindakan keji dan akal sehat hilang)
3. Sabu-sabu Nama asli sabu-sabu adalah Methamfetamin. Sedangkan nama shabu-shabu adalah nama gaul dari narkoba jenis ini. Shabu-shabu berbentuk kristal seperti gula pasir atau seperti vetsin. Ada beberapa jenis shabu-shabu antara lain : Crystal, Coconut dan Gold River. Shabu-shabu dikenal dengan sebutan ice, juga dikenal dengan sebutan Kristal, Ubas, Mecin, Glass, Hirropon, Quart. Obat ini dapat di temukan dalam bentuk kristal dan obat ini tidak mempunyai warna maupaun bau, maka ia di sebut dengan kata lain yaitu Ice. Sabu-sabu
Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf. Si pemakai shabu-shabu akan selalu bergantung pada obat bius itu dan akan terus berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian. Dikonsumsi dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan oleh aluminium foil.
2. Ekstasi Nama Kimia ekstasi adalah 3,4 methylenedioxy methamfetamine disingkat MDMA. Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika dan diproduksi secara tidak sah / ilegal di dalam laboratorium dan dibuat dalam bentuk tablet atau kapsul. Jenis obat ini yang populer beredar di masyarakat adalah: Alladin, Apel, Butterfly, Elektric. Nama gaul di jalanan ekstasi antara lain dikenal dengan nama : E, XTC, Doves, New Yorkers, Inex, I, kancing, Essence
E. Zat Adiktif Zat adiktif adalah zat atau obat-obat bukan narkotika atau psikotropika yang jika dikonsumsi akan bekerja pada sistem saraf pusat dan dapat mengakibatkan ketagihan atau ketergantungan. Zat yang masuk dalam kategori zat adiktif adalah alkohol, nikotin, kafein, inhalansi yaitu larutan yang mudah menguap (lem, aerosol, cat semprot, hairspray, pengharum ruangan, deodoran, gas cair, penghilang cat kuku, pengencer cat, cairan pengisi korek api, bensin, butana, propana, obat pembius/anestesi, eter). Zat adiktif yang akan dipelajari pada bab ini adalah rokok dan minuman keras.
Rokok Rokok terbuat dari tembakau yang dibungkus kertas kemudian dijual. Tetapi ada pula rokok yang dibuat sendiri oleh perokok kemudian dihisap sendiri. Rokok merupakan zat adiktif yang yang dapat merusak kesehatan dan menyebabkan berbagai macam penyakit, diantaranya penyakit paru-paru, jantung, bahkan dapat menimbulkan kematian. Zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok adalah 1)Nikotin Nikotin adalah zat utama yang terdapat dalam daun tembakau. Zat ini sangat beracun, mudah diserap lewat kulit dan alat tubuh yang lain, berwarna kuning agak pucat, kalau terkena cahaya menjadi coklat, bau dan rasanya tidak enak.
Menelan 2 atau 3 tetes nikotin murni dapat membunuh seseorang Menelan 2 atau 3 tetes nikotin murni dapat membunuh seseorang. Nikotin berfungsi sebagai stimulan, yang mempercepat kegiatan dalam otak. Nikotin dianggap lebih adiktif dibanding heroin. Semakin muda seseorang mulai merokok, semakin sulit untuk berhenti. 2. Tar tembakau Tar adalah penyebab utama kanker paru-paru bagi perokok sehingga tar ini disebut bersif karsinogenik. Tar juga mengakibatkan penyakit-penyakit tenggorokan dan pernafasan. Seorang perokok yang menghabiskan satu setengah bungkus rokok setiap hari menyedot masuk tar tembakau sekitar 1,136 liter setahun di dalam paru-paru melalui saluran pernapasan.
3. Karbon monosida. Karbon monoksida adalah gas yang sangat beracun dan berbahaya. Gas ini dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, misalnya mesin kendaraan bermotor dan dikeluarkan lewat knalpot. Merokok juga merupakan pembakaran yang tidak sempurna, sehingga menyebabkan kadar karbon monoksida di dalam paru-paru lebih tinggi dibandingkan dengan menghirup udara tercemar. Sangat dianjurkan pula jangan merokok di tempat yang terbatas oksigennya, seperti ruangan ber AC dan kendaraan umum.
Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Di dalam darah lebih reaktif dibanding oksigen, kurang lebih 200 kali lebih kuat daya pengikatannya dibanding oksigen. Akibatnya Haemoglobin(Hb) dalam darah lebih mudah mengikat gas CO, sedangkan gas O2 dalam darah tidak dimanfaatkan untuk pembakaran. Hb + O2 → HbO2 Hb + CO → HbCO HbCO yang terbentuk dalam keadaan stabil dan tidak dapat digunakan lagi. Tetapi jika HbO2 maka O2 dilepaskan untuk pembakaran dan Hb digunakan lagi untuk mengangkut O2.
4. Bahan-bahan kimia lain Lebih dari 4000 zat-zat lain dapat ditemukan di dalam asap rokok. Sebagian beracun dan 43 diantaranya diketahui dapat menyebabkan penyakit kanker. Beberapa dari bahan-bahan tersebut diantarnya : aseton, amoniak, hidrogen sulfida
Komponen Rokok June 2nd, 2001 by Anti Rokok Sumber : http://www.antirokok.or.id
b. Perokok Aktif dan Perokok pasif Perokok aktif adalah orang menghisap rokok secara langsung. Sedangkan perokok pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi ikut menghisap asap rokok. c. Akibat yang ditimbulkan dar Merokok 1. Pengaruh langsung setelah merokok Peningkatan denyut jantung Berkeringat Nafas berbau Mual atau ingin muntah pusing keluar air liur tenggorokan gatal pakaian bau asap tembakau
2. Pengaruh pada sistem pernapasan bronkitis akibat tar yang dikandung rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru berdahak bernapas susah radang saluran pernapasan 3. Pengaruh pada sistem jantung dan pembuluh darah tekanan darah tinggi terkena serangan jantung penyempitan pembuluh darah
4. Pengaruh pada sistem pencernaan Lambung dan usus dapat luka 5. Pengaruh pada sistem reproduksi dan pengaruhnya pada bayi Ibu hamil yang merokok dapat menyebabkan kurangnya fungsi paru-paru dan sempitnya jalan pernapasan pada bayinya. Dapat mengalami keguguran Bayi yang dilahirkan beratnya berkurang Pertumbuhan bayi terlambat 6. Pengaruh pada sistem saraf Pembuluh darah menyempit Stroke
2 Minuman Keras Minuman keras atau minuman beralkohol juga termasuk zat adiktif. Minuman keras dibedakan menjadi 3(tiga) golongan : Golongan A, yaitu minuman keras yang berkadar alkohol 1% - 5%. Contoh : Bir Golongan B, yaitu minuman keras yang berkadar alkohol 5% - 20%. Contoh : Anggur / wine Golongan C, yaitu minuman keras yang berkadar alkohol 20% - 45 %. Contoh : Arak, Whisky, Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput
Akibat yang ditimbulkan dari Minum-minuman Beralkohol. 1. Pengaruh langsung setelah minum : kehilangan keseimbangan tubuh pusing, merasa gembira, kulit menjadi merah perasaan dan ingatan menjadi tumpul Dalam dosis tinggi menjadi mabuk, tindakan tidak terkontrol, kendali diri berkurang 2. Pengaruh pada sistem pernapasan : Denyut jantung dan pernapasan lambat
3. Pada sistem pencernaan selera makan hilang dan kekurangan vitamin peradangan hati kanker mulut, kerongkongan dan lambung luka dan radang lambung 4. Pada sistem jantung dan pembuluh darah pembengkakan jantung kegagalan fungsi jantung
5. Pada sistem reproduksi dan pengruh pada bayi Pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat bayi yang dikandung, abortus, kelahiran prematur Pada pria dapat menyebabkan impotensi 6. Pada sistem saraf pusat memperlambat fungsi otak yang mengontrol pernapasan dan denyut jantung sehingga dapat menimbulkan kematian dapat menyebabkan hilangnya memori (amnesia) sakit jiwa, kerusakan tetap pada otak dan sistem saraf
F. Menghindari diri dari pengaruh zat adiktif dan psikotropika Penyalahgunaan penggunaan zat adiktif dan psikomotor dapat dihindari baik secara pereventif (pencegahan) maupun kuratif (penyembuhan). Secara preventif (pencegahan) a. meningkatkan hubungan keharmonisan rumah tangga. Hubungan komunikasi antar anggota keluarga yang baik dapat mengurani resiko penyalahgunaan narkotik dan zat aditif. b.Memperbanyak kegiatan yang bermanfaat dan positif
c. Memilih pergaulan dengan teman yang baik dan tidak mudah terpengaruh oleh bujukan orang lain, termasuk bujukan teman sebaya. d. meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Esa
2.Secara kuratif (Penyembuhan) Untuk keadaan darurat, pertolongan pertama terhadap penderitaan yang dialami pemakai zat adiktif dan psikotropika dapat dilakukan. Caranya, pemakai dimandikan dengan air hangat, diberi banyak minum, diberi makanan bergizi dalam jumlah sedikit tetapi sering dan alihkan perhatiannya dari zat adiktif dan psikotropika. Bila usaha ini tidak berhasil perlu mendapat pertolongan dokter. Upaya kuratif bagi pemakai zat adiktif dan psikotropika secara lebih rinci dilaksanaka melalui beberapa tahap sebagai berikut :
a. Terapi secara supportif Terapi dilakukan pada pengguna yang telah mengalami gejala over dosis atau sakaw. Terapi dapat dilakukan dengan resusitasi jantung dan paru. b. Detoksifikasi Terapi dengan cara detoksifikasi (menghilangkan racun di dalam darah) dapat dilakukan secara medis dan non medis. Secara medis, terapi detoksifikasi dilakukan dengan beberap cara. Cara yang pertama dengan melakukan pengurangan dosis secara bertahap dan mengurangi tingkat ketergantungan. Cara kedua dengan menggunakan antagonis morfin, yaitu senyawa yang dapat mempercepat proses neuroregulasi. (pengaturan kerja saraf).
Cara yang ketiga dengan melakukan penghentian total pemakaian obat akan dapat menimbulkan gejala putus obat (sakaw) sehingga pada cara ini perlu diberi terapi untuk menghilangkan gejala-gejala yang timbul. c. Rehabilitasi Setelah menjalani detoksifikasi hingga tuntas (tes urin sudah negatif), tubuh pemakai secara fisik memang tidak ketagihan lagi, tetapi secara psikis biasanya sering timbul keinginan terhadap zat tersebut yang terus membututi alam pikiran dan perasaannya. Untuk itu, setelah detoksifikasi perlu juga diproteksi lingkungan dan pergaulan yang bebas dari lingkungan pecandu.
TERIMA KASIH