DORMANSI,PERKEMBANGAN BIJI, KULTUR JARINGAN Pertemuan Ke Delapan DORMANSI,PERKEMBANGAN BIJI, KULTUR JARINGAN Perkecambahan adalah : - bagian dari awal perkembangan tumbuhan - perubahan-perubahan fisiologi dan biokimia di dalam biji dan berakhir dengan perubahan struktur morfologi yaitu munculnya tanaman baru. Proses perkecambahan sangat dipengaruhi - faktor lingkungan, - faktor internal yakni biji tidak mati dan tidak dalam keadaan dorman. Dormansi (keadaan biji tidak mau berkecambah walaupun telah mendapatkan lingkungan yang cocok). - Dormansi bisa disebabkan oleh embrio biji atau faktor di luar embrio biji. - Dormansi terkait dengan perkembangan hormonal dalam biji selama proses perkembangan,yaitu adanya senyawa penghambat perkecambahan yang meningkat menjelang pematangan biji. - Dormansi dapat diatasi dengan menggosok, memotong, secara kimian seperti merendam dalam asam sulfat pekat atau direndam di air panas, atau menggunakan suhu dingin, atau cahaya merah untuk berkecambah.
Kultur Jaringan merupakan - perkembangbiakan vegetatif dengan teknik akseptik di dalam botol - menggunakan kultur dan media yang dilengkapi nutrisi hara mineral (anorganik) dan organik, hormon tumbuhan untuk mensuplai pertumbuhan dan perkembangan. - kelengkapan nutrisi dan lingkungan yang terkontrol memungkinkan teknik ini memiliki banyak kelebihan, yakni kemampuan perbanyakan tumbuhan, penyimpanan plasma nutfah ,pemuliaan hingga bioteknologi. Proses Kultur Jaringan - peralatan untuk pembuatan kultur jaringan meliputi ruang dan alat persiapan kultur, kultur aseptik, alat-alat untuk pemindahan kultur, bahan-bahan seperti esensial makro esensial mikro, beberapa senyawa karbohidrat, vitamin, inisitil dan hormon tumbuhan. - komposisi media dan kesesuaian hormon akan mempengaruhi arah perkembangan kultur yang ada. Fungsi kultur jaringan pada skala komersial adalah - perbanyakan mikro - teknik dengan tahapan-tahapan yang meliputi pemantapan tanaman, perbanyakan tananaman, pengakaran dan aklimatisasi. - keempat tahapan tersebut sangat menentukan keberhasilan kultur jaringan