Anda Berharga di Mata Tuhan Ada seorang laki-laki, di mana setiap orang yang melihat fisiknya pasti setuju bahwa ia bukanlah laki-laki yang menarik. Badannya gemuk dan tingginya berada di bawah rata-rata. Wajahnya pun tidak tampan. Ia bukanlah orang yang kaya raya, juga bukan orang yang memiliki kepandaian khusus. Jalannya agak pincang, dan suaranya pun sumbang. Sebut saja namanya Milo. Sehari-hari ia bekerja sebagai pegawai sebuah toko buku dengan gaji yang tidak seberapa. Milo sudah hampir berumur 40 tahun, ia kadang merasa frustasi karena belum memiliki pacar hingga kini. Kadang-kadang ia merasa Tuhan tidak adil dengan menciptakan dirinya seperti itu. Tidak ada wanita-wanita yang mengelilingi karena mengaguminya, tidak ada kelimpahan harta padanya, atau orang-orang yang memuji karena kehebatannya. Suatu ketika, pulang dari tempat bekerja dan melewati lorong yang gelap, seorang pria tinggi besar menghadangnya. Wajahnya tidak terlihat jelas karena gelapnya malam. Pria itu menodongkan sebuah pisau ke dadanya, “Serahkan uangmu kalau mau selamat,” ujarnya dengan suara berat. “Anda menginginkan uang saya? Ambillah semuanya,” katanya dengan tenang. Milo membiarkan pria itu mengambil uangnya, diserahkannya semua uang ke tangan si penodong. Sikap Milo tampak tenang sekali. “Anda tidak takut kalau aku membunuhmu di sini?” tanya pria itu. “Oh, tentu tidak. Tidak ada yang berharga pada diriku. Sekalipun harus memberikan nyawaku, aku tidak takut,” ujarnya dengan tenang. Menghadapi sikapnya yang tenang, pria itu semakin penasaran dan pelan-pelan menurunkan pisaunya. “Anda tidak takut mati?” tanya pria itu lagi.
“Saya tidak takut mati, saya tidak memiliki apa pun di dunia ini “Saya tidak takut mati, saya tidak memiliki apa pun di dunia ini. Saya milik Tuhan. Jika Anda membunuh saya, maka Anda mengembalikan saya kepada Tuhan.” “Anda percaya Tuhan?” tanya pria itu. “Tentu saja. Bagaimana denganmu?” tanya Milo. Pria itu akhirnya memperkenalkan diri. Milo lalu mengajaknya duduk di sebuah anak tangga dari toko yang telah tutup. “Aku seorang preman, aku pernah membunuh belasan nyawa. Dahulu, aku orang yang sangat percaya kepada Tuhan. Ayahku sering sekali memukul ibuku dan juga saudaraku. Ia sering mabuk dan aku pernah hampir dibunuhnya. Selain itu, ia tidak punya pekerjaan. Tekanan hidup menjadikan aku seperti ini.” Lanjutnya lagi, “Baru kali ini aku menemui orang yang tidak takut padaku,” ujarnya. Tiba-tiba air mata meleleh dari kedua pipinya, “seumur hidupku baru pertama kali aku menangis. Aku tidak tahu kenapa, aku seperti orang bodoh yang menangis di hadapanmu.” Kasih Tuhan terus bersinar pada malam itu. “Kamu pasti lapar, aku punya makanan untukmu,” ujar Milo sambil mengeluarkan roti dari tasnya dan memberikannya padanya. “Aku melihat ada suatu kekuatan yang begitu kuat keluar dari dirimu, menarik aku kembali pada suatu tempat di mana aku dulu pernah berada.” Pria itu adalah orang yang paling ditakuti di tempat tersebut, reputasinya sebagai pembunuh belum ada tandingannya. Bagaimana mungkin orang seperti Milo bisa membuat hatinya luluh? Malam itu ia bertobat, dan apa yang terjadi? Banyak dari anak buahnya yang akhirnya bertobat dan kembali pada jalan kebenaran.
Renungan: Pernahkah Anda merasa tidak berharga? Tidak punya kelebihan apa-apa. Anda merasa fisik Anda tidak menarik, Anda juga merasa tidak punya harta yang bisa diberikan. Tuhan tidak pernah menciptakan kita tanpa maksud. Anda mungkin berkata, “Tuhan, apakah saya yang seperti ini bisa dapat jodoh? Apa saya layak melayani-Mu? Apa saya bisa berhasil?” Semuanya mungkin bagi Tuhan. Pernahkah Anda membanding-bandingkan diri Anda dengan kelebihan orang lain, lalu Anda merasa minder? Bagaimanapun keadaan kita, Tuhan begitu memedulikan kita. Sekalipun Anda hanyalah seorang penyapu halaman rumah ibadah, Anda tetap seorang yang hebat di mata Tuhan. Jangan pernah bersedih hati. Kalau Anda memiliki cacat fisik, jangan putus asa bila orang tidak menganggap keberadaan Anda. Anda sama berharganya dengan ciptaan-Nya yang lain. Ketahuilah, kita semua begitu berharga di mata-Nya sehingga Ia tidak ingin kehilangan kita.