Pertemuan 9 KONFLIK
PENGERTIAN KONFLIK Merupakan suatu proses yang terjadi apabila perilaku seseorang terhambat oleh perilaku orang lain atau oleh kejadian-kejadian yang berada diluar wilayah kendalinya. Bisa terjadi baik pada anggota organisasi (formal atau informal) ataupun didalam diri manusia, yaitu antar 2 atau lebih kepentingan yg harus dipenuhi dlm waktu atau kesempatan yg datangnya bersamaan, atau diantara 2 atau lebih keputusan yg sama pentingnya.
Menurut patterson, 1983. Konflik antar indiv sering terjadi dalam hubungan yang sangat erat. Dalam proses DK, biasanya konflik baru muncul dalam fase STORMING (pancaroba)* dimana hubungan satu sama lain sdh mulai dekat, dimana interaksi semakin sering terjadi dengan melibatkan berbagai macam bentuk kegiatan yang makin meluas. Kelly, 1979 Dalam hubungan yg sangat erat, suatu peristiwa apapun, meski sangat kecil dan sepele sekalipun, dapat ditafsirkan macam-macam.
BENTUK-BENTUK DAN SUMBER KONFLIK (Menurut Thomas & Kilmas 1976) Konflik INFORMASIONAL (karena perbedaan informasi yang diterima dan didapat oleh indiv) mengatasi dengan mencocokkan informasi Konflik PERSEPSIONAL (karena perbedaan persepsi) mengatasi dengan kedua pihak saling menjajagi pikiran dibalik interpretasi yg berbeda thd objek yang sama yg mjd sumber Konflik PERAN (karena ketidak-jelasan & ketidakseimbangan peran masing2 pihak yg mengalami konflik kedua pihak saling memperjelas peran masing2 berdasar tugas & fungsi yang diemban dg sgala resiko & ganjaranya
GAYA REAKSI TERHADAP KONFLIK Ada 2 dimensi perilaku indiv dalam menanggapi situasi konflik, yaitu : 1. Dimensi Asertif (merup. Dimensi yg terkait dengan upaya indiv. Untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan dirinya sendiri). 2. Dimensi Kooperatif (merup. Dimensi yg terkait dengan upaya indiv. Untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan ORLA dalam rangka penyes.diri thd tuntutan sosial ).
Kedua dimensi ada pd setiap indiv dalam komposisi yg bervariasi satu sama lain, shg muncul dlm bentuk gaya reaksi yg b’beda Thomas & Kilmas mengemukakan 5 gaya reaksi indiv. Terhadap konflik, yaitu : Kompetisi (competition) Akomodasi (Accomodation) Kolaborasi (colaboration) Penghindaran Diri (Avoidence) Kompromi (Compromise)
1. Kompetisi (reaksi indiv thd konflik yg asertive tinggi/kooperatif rendah Ciri- cirinya : a. tidak segan mengorbankan kepentingan OL b. Berorientasi thd kekuasaan c. Berusaha memperoleh kekuasaan Secara sosial umumnya kurang baik, namun bermanfaat untuk menegakkan kesatuan kelompok dlm situasi tertentu
2. Akomodasi ( reaksi indiv thd konflik) kooperatif tinggi/ asertif rendah Ciri-cirinya : Cenderung mengutamakan pemenuhan terhadap kepentingan orang lain, rela mengorbankan kepentingan diri sendiri. Sifat ini sering disebut ALTRUISM, orang yang selalu mengutamakan kepentingan orang lain.
3. Kolaborasi ( reaksi indiv thd konflik) Asertif tinggi / Kooperatif tinggi Ciri-cirinya Dalam mencapai tujuan lebih mengutamakan pencapaian tujuan bersama secara bersama-sama dan seimbang, sehingga tercapai kepuasan bersama, lebih mengutamakan konsensus, tidak ada menang – kalah. Gaya kolaborasi ini memakan banyak waktu dan energi
4. Penghindaran Diri ( reaksi indiv thd konflik) Asertif rendah/ kooperatif rendah Cirinya : Selalu menghindarkan diri dari situasi konflik, dengan berupaya menunda pembahasan persoalan sampai waktu yang tidak jelas atau mengalihkan persoalan tanpa ada penyelesaian yang tuntas, ia tidak berbuat apapun terhadap persoalan yang ada.
5. Kompromi ( reaksi indiv thd konflik) Yang berada dalam keseimbangan diantara strategi asertif dan kooperatif Cirinya: Tidak ada menang kalah, pihak2 yg terlibat secara sadar mengurangi upaya pencapaian sebagian dari tujuannya, demi kepentingan bersama yg lebih besar dan mendesak. Tujuan yg belum tercapai ditunda sampai waktu yg dimungkinkan Terpusat pada penyelesaian yg bersifat sementara Akan efektif bila masing2 memiliki kekuasaan yg sama dan seimbang