A. Pengantar Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat. Etika bisnis merupakan etika terapan dan aplikasi pemahman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha yang kita sebut dengan bisnis. Etika bisnis juga merupakan studi sandar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam sistem dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi. Seperti telah di tunjukkan oleh deskripsi etika bisnis, masalah-masalah etika bisnis mencakup beragam topik yang luas. Masalah sistematik dalam etika bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum, dan sosial lainnya di mana bisnis beroperasi. Tingkatan ini mencakup pertanyaan menganai moralitas kapitalisme atau hukum. Untuk mengatasi permasalahan moral, pertama-tama lihatlah termasuk dalam kategori manakah permasalahan itu : sistemik, korporatif, atau individu. <!--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->Etika tak lepas dari kata ethos dalam bahasa yunani yang berarti kebiasaan ( custom) atau karakter (character), etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral (moral conciousnes) yang memuat keyakinan ‘benar dan tidak’sesuatu <!--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->Dari uraian diatas dapatlah kita mendefinisikan etika bisnis sebagai seperangkat nilai tentang baik, buruk, benar, dan salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas. B. Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa : <!--[if !supportLists]-->Ø <!--[endif]-->Diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan tentang pentingnya kepemimpinan dalam usaha. <!--[if !supportLists]-->Ø <!--[endif]-->Dapat mendeskripsikan beberapa pendekatan terhadap sebab-sebab munculnya pemimpin dalam bisnis. <!--[if !supportLists]-->Ø <!--[endif]-->Dapat memahami hakikat sifat-sifat dan keterampilan seorang pemimpin. 1 http://www.mercubuana.ac.id
mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus <!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut. Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau pembantu-pembantu yang mau bekerja sama dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi wirausaha harus pandai merangkul dan melibatkan para karyawan dalam segala aktivitas perusahaan. Untuk melibatkan para karyawan ini kemungkinan pemimpin harus menggunakan berbagai cara misalnya memberi hadiah, memberi nasehat, memberi imbalan yang cukup kepada karyawan dan sebagainya. <!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan. Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasaan kepada . karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian-bagian tertentu. Dalam hal ini seorang wirausaha telah membagikan kekuasaannya kepada karyawan lain untuk bertindak atas nama dia. Selanjutnya segala macam informasi sebagai hasil dari pengawasan dan pelaksanaan pekerjaan dapat dimonitor oleh pimpinan. c. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan. Seorang wirausaha tidak hanya mengatakan apa yang harus dikerjakan oleh karyawan tetapi juga harus mampu mempangaruhi karyawan untuk berperilaku dan bertindak untuk memajukan perusahaan. Seorang wirausaha juga harus dapat memberi contoh yang baik bagaimana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan. <!--[if !supportLists]-->Ø <!--[endif]-->Untuk mempelajari kepemimpinan, ada tiga pendekatan utama yaitu: <!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Pendekatan sifat-sifat (traits approach) Antara pemimpin dan bukan pemimpin dapat dilihat dengan mengidentifikasi sifat-sifat kepribadiannya. Pendekatan psikologis ini untuk sebagian besar didasarkan atas pengakuan umum bahwa perilaku individu untuk sebagian ditentukan oleh struktur kepribadian, (Oteng Sutisna, 1982: 241). 3 http://www.mercubuana.ac.id
keputusan untuk hal yang penting tetap berada ditangan pimpinan, tetapi kepercayaan sudah merupakan dasar komunikasi. <!--[if !supportLists]-->§ <!--[endif]-->Sistem keempat merupakan sistem yang ideal ada kepercayaan penuh dari atasan. Percaya diri clan kreativitas karyawan merupakan unsur penting. Komunikasi sangat terbuka hubungan antar karyawan lancar clan suasana perusahaan segar clan sehat. <!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Sebab-sebab Munculnya Pemimpin Ada tiga teori yang menjelaskan bagaimana munculnya pemimpin: (Kartini Kartono, 1983: 29) <!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Teori genetis Teori ini menyatakan bahwa pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir clan tidak dapat dibuat. Dia memang sudah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Teori ini menganut pandangan deterministis artinya pandangan yang sudah ditentukan sejak dulu. <!--[if !supportLists]-->b. <!--[endif]-->Teori Sosial Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan dididik clan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat dikemudian hari. Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui pendidikan dan dorongan berbagai pihak. <!--[if !supportLists]-->c. <!--[endif]-->Teori Ekologis atau Sintetis Teori ini menyatakan bahwa seseorang akan sukses menjadi pemimpin apabila dia memang memiliki bakat-bakat pemimpin. Kemudian bakat ini dikembangkan melalui pendidikan dorongan dan pengalaman yang akan membentuk pribadi sebagai seorang pemimpin. <!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]-->Sifat-sifat Pemimpin Ordway Tead mengemukakan 10 sifat kepemimpinan sebagai berikut: (Kartini Kartono 1983: 37) <!--[if !supportLists]-->a. <!--[endif]-->Energi Jasmaniah dan Mental Seorang pemimpin memiliki daya tahan keuletan, kekuatan yang luar 5 http://www.mercubuana.ac.id