FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM ANALISA ZAT PEWARNA SINTETIK PADA MINUMAN ROSELLA Hibiscus Sabdariffa Linn Rasi Yustika Siregar 4111210008 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIMED
Latar Belakang Masalah Aneka Minuman Berwarna Pewarna sintetik Industri Resiko Minuman Rosella
Tujuan Masalah Rumusan Masalah Manfaat Penelitian Mengetahui kadar pewarna buatan minuman yang dapat dikonsumsi Mengetahui cara menganalisa Pewarna buatan minuman yang terdapat dalam industry. Rumusan Masalah Bagaimana cara mengidentifikasi zat warna sintetis pada minuman beredar di pasar? Berapa batas penggunaan pewarna sintetik pada minuman? Manfaat Penelitian Masyarakat mengetahui bahaya dan batas penggunaan pewarna buatan minuman.
Minuman Ringan Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan baik alami maupun sintetis yang dikemas dalam kemasan yang siap untuk dikonsumsi Minuman ringan terdiri dari dua jenis yaitu : Minuman ringan dengan karbonasi Minuman ringan tanpa karbonasi.
Warna disebabkan oleh pembentukan suatu senyawa berwarna dengan ditambahkannya reagensia yang tepat, dapat melekat dalam penyusunan yang diinginkan itu sendiri. Zat warna adalah senyawa organik berwarna yang digunakan untuk memberi warna suatu objek. Molekul zat warna merupakan gabungan dari zat organik tidak jenuh dengan kromofor Warna Zat Warna
PEWARNA SINTETIK Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun Ada dua macam yang tergolong pewarna buatan yaitu dye dan lake. Dye adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air dan larutannya dapat mewarnai. Lake adalah Zat pewarna ini merupakan gabungan dari zat warna (dye) dengan radikal basa (Al atau Ca) yang dilapisi dengan hidrat alumina atau Al(OH)3
Beberapa Jenis Pewarna Sintetik 1. Tartrazine (E102 atau Yellow 5) Tartrazine adalah pewarna kuning sampai dengan oranye muda. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No. 37 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pewarna, ADI (Acceptable Daily Intake) tartrazine adalah 0 - 7,5 mg/kg berat badan.
SUNSET YELLOW Sunset Yellow adalah pewarna yang dapat ditemukan dalam makanan seperti jus jeruk, es krim, ikan kalengan, keju, jeli, minuman soda dan banyak obat-obatan Batas maksimum penggunaan Sunset yellow menurut BPOM adalah 0-4 mg/kg.
Ponceau 4R (E124 atau SX Purple) Ponceau 4R adalah pewarna merah hati yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk selai, kue, agar-agar dan minuman ringan. Penggunaan batas maksimum Ponceau 4R menurut BPOM adalah 0-4mg / kg
Allura Red (E129) Allura Red adalah pewarna sintetis merah jingga yang banyak digunakan pada permen dan minuman. Batas maksimum penggunaan Allura Red menurut BPOM adalah 0-7mg /kg.
Quinoline Yellow (E104) Pewarna makanan kuning ini digunakan dalam produk seperti es krim dan minuman energi. Batas Maksimum penggunaan Quinoline yellow menurut BPOM adalah 0 -5mg /kg
Karmoisin Karmoisin atau dikenal juga dengan azorubine merupakan pewarna azo. Karmoisin bersifat larut air dan sedikit larut pada etanol. Senyawa ini biasanya berbentuk bubuk garam disodium dengan warna merah hingga maroon. Karmoisin merupakan pewarna makanan sintetis yang diizinkan di Uni Eropa dengan level maksimal penggunaan yang diizinkan sebesar 50-500 mg/kg pangan untuk berbagai jenis bahan pangan dengan nilai Acceptable Daily Intake (ADI) sebesar 0-4 mg/kg BB/hari.
SNI STANDAR BAHAN PEWARNA MAKANAN Penggunaan pewarna dan pemanis buatan telah diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No.239/MENKES/PER/V/1985 tentang penggunaan zat pewarna, tentang pemanis buatan dan No.722/MENKES/PER/IX/1988 tentang bahan tambahan makanan serta SNI 01-2895-1992 tentang penggunaan zat aditif. Salah satu industri minuman yang menggunakan penambahan pewarna sintetik yaitu PT.KURNIA ANEKA GEMILANG Medan-Indonesia yang menggunakan karmoisin.,dengan berstandar SNI 01-3544.
Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Kromatografi Kertas Kromatografi didefinisikan sebagai prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dengan system yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu dianttaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion Spektrofotometri Absorpsi Absorpsi: suatu berkas radiasi elektromagnetik, bila dilewatkan melaluisampel kimia, sebagian akan terabsorpsi energi elektromagnetik ditransfer ke atom atau molekul dalam sampel, berarti partikel dipromosikan dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi, yaitu tereksitasi
Rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) Rosela atau Hisbiscus sabdariffa Linn, adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Mulanya bunga yang juga cantik untuk dijadikan penghias halaman rumah itu diseduh sebagai minuman hangat di musim dingin dan minuman dingin di musim panas. Rosela juga dimanfaatkan untuk diet, penderita batuk, atau diabetes gunakan gula rendah kalori seperti gula jagung
Metode Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Kimia FMIPA-UNIMED mulai bulan September sampai oktober 2014. Alat dan Bahan Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Gelas kimia, 100 mL, 250 mL Kertas Whatman Spektroskopi UV-VIS Cawan porselen Gelas ukur 10 dan 50 mL Penangas air Pipet volumetrik Pipa kapiler pH-meter Timbangan Elektronik Labu Ukur 250mL,100Ml.
Bahan utama pada penelitian ini adalah kelopak Rosella,Hibiscus Sabdariffa linn , larutan karmoisin,larutan Poeceau 4R,Larutan Allura Red,sukrosa,Natrium Benzoat,Natrium Hidroksida,Aqua destilat. asam asetat 10%, etil metil keton, aseton 30 mL, aquades 30 mL, NaCl 25 gram, etanol 50% 100 mL, air dan aquades, amoniak 10% metanol standar/baku
Prosedur Kerja Pengambilan Sampel Untuk pengambilan sampel dilakukan pada satu pohon Rosella dan memastikkan bahwa bunga tersebut benar-benar berasal dari tanaman Hibiscus Sabdariffa linn. Diambil dari kelopak bunga yang paling muda,sedang sampai yang tua. Seperti yang diuraikan dalam Heyne 1987.
Analisa Kualitatif
Fungsi penambahan reagen Asam asetat Untuk membuat larutan suasana asam karena zat warna ada minuman diserap oleh benang wool dalam suasana panas Amonia pH amonia sekitar 11,5 yang artinya bersifat basa. Dapat menarik zat warna dari benang wool tersebut NaOH NaOH berfungsi membuat larutan menjadi ber PH 4,5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesimpulan Pengukuran puncak absorbansi minuman rosella dengan cara spektrofotometri sinar tampak terjadi penurunan dengan meningkatnya pH minuman. Penentuan kadar karmoisin, ponceau 4R dan merah alurra dalam minuman rosella dapat dilakukan dengan spektrofotometri sinar tampak dengan memberikan perlakuan pengaturan pH menjadi 4,5 sebelum pengukuran. Kadar karmoisn ponceau 4R dan merah alura dalam air dan dalam minuman rosella cukup stabil,namun kadar zat pewarna sintetik ini dalam minuman rosella mengalami penurunan perolehan kembali statistik dibandingkan dengan dalam air.