Advokasi Sosial & Advokasi Penanggulangan Kemiskinan (Edi Suharto, 2007) Heru Susetyo
Menguatnye ide advokasi sosial Perspektif individual dan kultural (blaming the victims) Institusional dan kultural (blaming the system)
Kemiskinan dalam perspektif institusional-struktural Kemiskinan disebabkan oleh sistem sosial yang tidak adequate, tidak adil, dan bahkan menindas. Seseorang menjadi miskin bukan karena tidak mau bekerja, melainkan karena tidak ada pekerjaan, miskin karena dimiskinkan, tidak berdaya karena tidak diberdayakan.
Strategi Advokasi di Aras Mikro-Mezzo dan Makro (Edi Suharto) Melakukan assesment terhadap situasi dan kebutuhan khusus client; Memfasilitasi pilihan-pilihan client dengan berbagai informasi dan sumber alternatif; Membangun kontak antara klien dan lembaga-lembaga pelayanan sosial; Menghimpun informasi mengenai berbagai jenis dan lokasi pelayanan sosial, parameter pelayanan, dan kriteria eligibility Mempelajari kebijakan-kebijakan, syarat-syarat, prosedur-prosedur,dan proses-proses pemanfaatan sumber-sumber kemasyarakatan. Menjalin relasi kerjasama dengan berbagai profesi kunci. Memonitor dan mengevaluasi distribusi pelayanan
ARAS MEZZO Menelisik pandangan dan kepentingan2 khusus dari masing2 pihak; Menggali kesamaan2 yang dimiliki oleh pihak2 yg mengalami konflik; Membantu pihak-pihak agar dapat bekerjasama dengan berbagai faksi; Mendefinisikan, mengkonfrontasikan dan menangani berbagai hambatan komunikasi; Mengidentifikasi berbagai manfaat yang ditimbulkan dari sebuah koalisi atau kerjasama; Memfasilitasi pertukaran informasi secara terbuka di antara berbagai pihak yang terlibat; Bersikap netral, tidak memihak, dan pada saat yang sama tetap percaya diri, yakin, dan optimis terhadap manfaat kerjasama dan perdamaian.
ARAS MAKRO Menjadi aktifis dan analis kebijakan; Meningkatkan kesadaan publik terhadap masalah sosial dan ketidakadilan; Memobilisasi sumber untuk mengubah kondisi-kondisi yang buruk dan tidak adil; Melakukan lobi dan negosiasi agar tercapai perubahan kebijakan; Melakukan class action
Analisis kebijakan Pendekatan prospektif Pendekatan retrospektif Pendekatan integratif
Prinsip-Prinsip Advokasi Realistis Sistematis Taktis Strategis berani
Advokasi untuk Penanggulangan Kemiskinan Advokasi merupakan strategi tidak langsung (direct strategy) dalam kerangka penanggulangan kemiskinan. Advokasi merupakan alternatif terhadap penanggulangan kemiskinan yang seringkali sangat bermatra lokal, kultural, dan terlalu mengagungkan model ekonomi sebagai sarana pemberdayaan orang miskin; Advokasi adalah respon terhadap pendekatan > eradicate poverty vs eradicate the poor
Advokasi sosial dan aksi sosial (1) Advokasi lebih dekat dengan model aksi sosial (Social action) ketimbang social planning dan locality development. Ciri utama model perencanaan sosial menempatkan pekerja sosial sebagai ahli atau perencana yang serba bisa. Ciri utama model pembangunan lokal menempatkan masyarakat setempat sebagai aktor yang paling mampu mengidentifikasi kebutuhan dan merancang program sosial secara partisipatif, namun kelemahan model ini adalah kurang memperhatikan matra ‘global’ yang mempengaruhi kondisi lokal.
Advokasi sosial dan aksi sosial (2) Model aksi sosial mencoba melengkapi kekurangan pada dua model pemberdayaan di atas. Fokusnya tidak lagi diarahkan kepada si miskin sebagai sasaran perubahan, melainkan kepada administrasi pemerintahan, perusahaan bisnis, lembaga pelayanan sosial, dan sistem sosial lain pada tataran makro.
Advokasi sosial dan aksi sosial (3) Karenanya, advokasi dipandang sebagai sebuah strategi pemberdayaan yang meniscayakan perubahan sosial, transformasi sosial secara mendasar, dan bila perlu, secara radikal. Program-program anti kemiskinan dalam ranah ini tidak lagi bersifat residual yang kecil, temporer dan bersifat kiss and run.
Advokasi sosial dan aksi sosial (4) Penanggulangan kemiskinan harus dilakukan secara struktural, melembaga dan berkelanjutan. Program2 pendampingan sosial, penguatan kapasitas dan modal sosial kelompok miskin, serta pengembangan kebijakan-kebijakan perlindungan sosial (social protection) terutama kebijakan pasar kerja dan asuransi sosial, bagi kelompok lemah dan kurang beruntung (disadvantage group) adalah beberapa contoh ikon strategi pemberdayaan kelompok miskin yang berporos pada pendekatan advokasi.
Tidak ada pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan tanpa pengembangan kebijakan sosial dan tidak ada pengembangan kebijakan sosial tanpa advokasi sosial.