Jenis-jenis Diet: Diet Makrobiotik, Diet Zona, dan Food Combining Diet Makrobiotik bila diterjemahkan secara harfiah terdiri dari kata macro (berasal dari bahasa Yunani) yang berarti ‘besar’ dan bios yang berarti ‘hidup’. Diet ini menggunakan metode holistik modern, antara pengaturan makanan dan ritual meditasi atau olahraga yoga. Pelaku diet ini sangat membatasi konsumsi produk susu, telur, dan semua jenis makanan berlemak. Penggantinya, kacang-kacangan, gandum, buah, dan sayuran yang dipadu dengan ikan-ikanan. Biasanya, kecenderungan dari diet ini adalah vegetarian. Penurunan badannya sekitar 1 kg dalam seminggu. Diet ini diilhami oleh ajaran Zen dari Jepang. Dalam ajarannya, sumber pengaturan itu berasal dari teori keseimbangan antara yin dan yang, yang mempertimbangkan pengaruh makan terhadap kondisi fisik, mental, dan emosional setiap individu. Kemudian, pada zaman modern, pengaturan makan ini dikembangkan lagi oleh Sakurazawa Nyoiti atau lebih dikenal dengan Oshawa (1893-1966). Dalam filosofi Buddha, Yin dan yang adalah tenaga saling berlawanan yang meliputi semua aspek kehidupan. Yin bersifat dingin, basah, lambat, pasif, asin, dan gelap. Sedangkan yang bersifat panas, kering, cepat, agresif, manis, dan terang. Nah, untuk mendapatkan hidup yang sehat, yin dan yang harus seimbang. Jadi, Diet Makrobiotik adalah diet yang digunakan untuk kesehatan sekaligus untuk mencapai keselarasan jiwa dan raga. Diet vegetarian gaya oriental ini rendah lemak dan mengutamakan sayur-sayuran, hampir sama dengan pola diet jantung sehat. Pola makan yang rendah lemak dan kaya serat juga penting untuk mencegah kanker. Diet ini mengutamakan makanan segar tanpa proses pengolahan atau pengawetan sehingga dapat mencegah alergi makanan atau sensitif terhadap zat kimia. KUNCI KEBERHASILAN Kunci sukses diet ini adalah makanan sehat, sederhana, dan alami. Jadi tidaklah mengherankan jika diet ini mengutamakan makanan segar tanpa proses pengolahan atau pengawetan sehingga dapat mencegah alergi makanan atau sensitif terhadap zat kimia. Aturan diet ini adalah memperbanyak makanan berserat, seperti padi-padian utuh, kacang-kacangan, polong-polongan, buah-buahan, biji-bijian, sayur-sayuran, dan ikan tertentu. Daging merah, daging unggas, dan alkohol merupakan makanan pantangan. Minuman yang diperbolehkan hanyalah air putih dan teh. KEKURANGANNYA Diet ini terlalu rendah protein dan kadar kalorinya tidak mencukupi untuk membantu penderita kanker pulih kembali setelah menjalani pembedahan dan kemoterapi. Minimnya jumlah kalsium yang diproduksi dari susu menyebabkan pelaku diet ini rawan terkena osteoporosis. Selain itu, kalsium diperlukan untuk membantu mengatur detak jantung, mencegah penggumpalan darah, membantu transmisi saraf dan sebagainya. Meskipun dapat menurunkan berat badan, diet ini tidak dapat mengobati penyakit apa pun. 2. Diet Zona Diet ini diciptakan oleh Barry Sears yang bertujuan untuk memberi pesertanya keseimbangan yang baik antara karbohidrat dan protein guna mengatur kadar gula darah dan mengendalikan berat badan. Yang boleh dimakan: Diet zona merekomendasikan Anda untuk makan 12 ‘blok zona’ per hari. Tiap ‘zona’ (porsi mini) yang ditimbang dengan cermat haruslah mengandung banyak protein rendah lemak, buah, dan sayuran. Yang dilarang: Diet ini menganjurkan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat seperti kentang, roti, dan pasta. Proses kerja: Sears meyakini bahwa makan dalam blok-blok mendorong tubuh Anda untuk membakar lebih banyak lemak, sehingga Anda dapat menghilangkan kelebihan berat badan. Makan lebih sedikit dan sering ketimbang makan besar tiga kali sehari membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Cara ini mencegah jatuhnya kadar energi yang dapat memicu makan secara berlebihan. Selain itu, makan dengan jumlah kecil secara teratur menjaga metabolisme Anda agar terus bekerja, sehingga Anda membakar kalori secara lebih efisien. Diet ini sangat rendah lemak dan mengandung banyak buah dan sayuran yang bermanfaat, namun karena kurang karbohidrat, berarti diet ini tidaklah terlalu tinggi serat. Bagi wanita sibuk, pola ini tidak mudah diikuti, karena mengukur 12 porsi mini setiap hari sangatlah menyita waktu. 3. Food Combining (Diet Hay) Dr. William Hay menciptakan Food Combining yang juga dikenal sebagai ‘Diet Hay’ di awal tahun 1900-an. Diet ini tidak hanya sebagai penurunan berat badan, namun juga sebagai pola makan sehat. Teorinya menitikberatkan pada tidak mencampur protein dengan karbohidrat pada waktu makan yang sama. Ia yakin bahwa kedua kelompok makanan tersebut bertempur melawan satu sama lain di dalam perut, mengakibatkan masalah pencernaan, pertambahan berat badan, dan buruknya kondisi kesehatan secara umum. Yang boleh dimakan: Sebanyak mungkin buah sepanjang hari sesuai keinginan Anda. Pada waktu makan, Anda dapat mengonsumsi karbohidrat dengan sayuran atau protein dengan sayuran. Yang dilarang: Makan protein dan karbohidrat pada saat yang sama, ditambah roti tawar, nasi, pasta, gula, dan zat aditif buatan. Proses Kerja: Diet ini tidaklah menjanjikan penurunan berat badan. Namun, program ini sangat membatasi kalori sehingga berat badan Anda dipastikan akan turun jika Anda mengikutinya dengan taat. Meski tidak buruk untuk Anda dari segi gizi, diet ini memiliki sejumlah aturan yang sangat ketat sehingga sulit untuk diikuti khususnya jika gaya hidup Anda sangat sibuk. Aturan di sini berarti Anda tidak akan pernah dapat memakan paduan makanan seperti sandwich keju atau spaghetti dengan saus bolognaise. Juga, tidak ada bukti ilmiah nyata yang mendukung keyakinan bahwa tidak dapat mencerna protein dan karbohidrat pada waktu yang sama.