Bagaimana menanggulangi masalah gizi: Karena penyebabnya yang sangat komplek maka masalah gizi tidak dapat ditanggulangi hanya dengan pendekatan KESEHATAN. Asalah gizi harus ditanggulangi dengan memperhatikan perbaikan di berbagai sektor a-l: sosial ekonomi, pendidikan, ketahanan pangan, sanitasi lingkungan, higiene dll
Analisis keadaan dan masalah (Analisis Situasi) Tujuan dari analisis situasi: Memahami masalah secara jelas dan spesifik Pada prinsipnya perencanaan sebagai upaya untuk memecahkan masalah, oleh sebab itu sangat diperlukan adanya pengetahuan dan pengertian yang jernih dari masalah. 2. Mempermudah menentukan prioritas masalah Analisis situasi menghasilkan informasi tentang masalah secara spesifik dan kuantitatif maka sangat membantu apakah masalah tersebut perlu segera di atasi atau tidak 3. Mempermudah penentuan alternatif pemecahan masalah Analisis keadaan masalah menghasilkan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masalah, Oleh karena itu seorang perencana dapat memikirkan alternatif kegiatan yang dapat dilakukan.
Mortalitas dan morbiditas Luasnya masalah gizi Analisis Situasi meliputi: Analisis derajat kesehatan: Menghasilkan ukuran derajat kesehatan secara kuantitatif, penyebab masalah menurut kelompok umur, tempat dan waktu. Diperlukan pendekatan epidemiologi. Analisis aspek kependudukan Analisis ini menghasilkan ukuran-ukuran demografi dalam wilayah tertentu: jumlah penduduk, persebaran penduduk menurut umur, kelahiran, kematian dll Kependudukan rpengaruh terhadap masalah gizi dan kesehatan: Jumlah penduduk mempengaruhi masalah kesehatan, Pertumbuhan penduduk yang tinggi menunjukkan banyaknya wanita hamil dan melahirkan, Struktur umur tertentu cenderung mempunyai masalah kesehatan tertentu, Mobilitas penduduk berkaitan dengan transmisi penyakit, variabel pekerjaan berkaitan dengan masalah kesehatan, Ukuran demografi: jumlah penduduk, fertility, kematian, pertumbuhan, migrasi,
Analisis Lingkungan Analisis Upaya kesehatan Analisis ini menghasilkan data atau informasi tentang input, output.Output meliputi Cakupan-cakupan program Analisis prilaku Analisis ini memberi gambaran tentang sikap dan prilaku msyarakat sehubungan dengan kesehatan: Contoh: sikap terhadap pelayanan Puskesmas? Bagaimana pola pencarian pengobatan masyarakat? Bagaimana sikap terhadap oralit? Bagaimana sikap terhadap Posyandu? Analisis Lingkungan Analisis yang meliputi lingkungan fisik, biologis dan sosial budaya
Rincian Masalah: Kurang Energi Protein (KEP)(1999) Prevalensi gizi baik 69,06%, gizi kurang 18,25%, gizi buruk 8,11% Prevalensi pendek (stunting)(<-2SD TB/U) 28-48 % 2. Kurang Vitamin A (KVA) (Susenas 1992) Bercak bitot (X1B) 0,35% di Sulsel (setelah intervensi 0%), Sulteng, Maluku 3. Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKI) 1998 Prev gondok total (TGR) 9,8%, GAKI berat (TGR 30%) di NTT, Maluku; GAKI sedang (20-29,9%) di Sumbar, Sulteng; GAKI sedang (TGR 5-19,9%) di 9 prop. 4. Anemia Gizi Besi (AGB) 1995, prevalensi anemia balita 40,5%, ysia sekolah 47,5%, bumil 50,9%, busui 45,1%. 5. Gizi lebih
Dan kesenjangan antar jenis kelamin: Status Gizi kurang dan gizi buruk Sumber: Survey Konsumsi Garam 2002
Food security dan rendahnya asupan: Ketersedian vs Konsumsi 92,6 95,3 91,6 93,0 % AKG Konsumsi energi 113,3 113,7 125,2 121,5 Ketersediaan Energi Unit 106,3 108,0 106,5 99,6 Konsumsi protein 114,0 121,3 130,6 126,9 Ketersediaan Protein 1998 1997 1996 1995 Ketersediaan energi dan protein cukup, tapi akses (daya beli) masyarakat terhadap pangan rendah sehingga konsumsi energi dan protein kurang Problem yang dihadapi: ketahanan pangan di tingkat rumah tangga Distribusi makanan yang kurang menguntungkan Asupan energi golongan termiskin lebih rendah
Pengetahuan dan Perilaku: Tingkat pendidikan ibu berkorelasi positif terhadap prevalensi status gizi Pemberian ASI 2 tahun dan ASI Ekslusif Pengetahuan terhadap gizi Perilaku dan budaya masyarakat terhadap pola konsumsi
Perawatan Ibu dan Anak: Isu: Pertolongan persalinan oleh nakes KEK pada WUS Anemia Gizi besi pada bumil Defisiensi Vitamin A Pengetahuan tentang perkembangan dini usia Imunisasi KEK tinggi pada masa kehamilan pertama Sumber: Survey Konsumsi Garam 2002
Sanitasi dan Pelayanan Kesehatan: Akses terhadap air bersih Jamban yang memenuhi syarat kesehatan Lingkungan Sehat Penanganan KLB Gizi Buruk Peran Posyandu dan Puskesmas
Penentuan Peringkat Masalah Langkah-langkah Pokok dalam Siklus Pemecahan Masalah: ----------> mempunyai hubungan yang sequential Analisis situasi Identifikasi dan perumusan masalah Penentuan Peringkat Masalah Penetapan Tujuan Perumusan Alternatif Rencana Operasional Penggerakan Evaluasi
Pengertian Masalah: Masalah adalah kesenjangan [gap] antara apa yang diharapkan dengan kenyataan yang dihadapi. Bila kesenjangan tsb tidak dapat dibuktikan maka masalah dapat dianggap tidak ada. Masalah -----> masalah gangguan masy, Manajemen upaya kesehatan, Perilaku masya
Dalam perumusan masalah: Rumusan masalah hendaknya jelas ada pernyataan tentang kesenjangan: Misalnya: ‘penduduk menderita kurang gizi’ di Kec. Pamarayan Lebih jelas bila diiukuti sec. Kuantitatif, “10% penduduk di Kec, Grabag menderita kurang gizi” Rumusan masalah harus specifik, artinya: Where Who When
Hendaknya tiap masalah ditelaah dan dijelaskan secara sistematis ------> why dan how `Misalnya: 10% anal balita di Kec. Grabag menderita kurang gizi pada tahun 1985. Kurang gizi tersebut disebabkan oleh karena kurangnya bahan makanan yang tersedia, ketidaktahuan orang tua …… dst. Akibat yang ditimbulkan adalah tingginya penyakit infeksi pada balita [a%] serta tingginya angka kematian balita [b/1000 balita] ……. Dst.
Masalah manakah yang segera memerlukan penanggulangan? Menculnya sejumlah maslah secara simultan yang mempunai bobot permasalahn yang sama, timbulnya pertanyaan: Masalah manakah yang segera memerlukan penanggulangan? -------> oleh sebab itu hrs dilakukan: Penentuan Prioritas Masalah adalah suatu proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan menggunakan metode tertentu untuk menentukan urutan malasah dari yang paling penting sampai yang kurang penting.